Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 10 - Terlihat Cukup Lucu
"Saya permisi Nona, Tuan," ucap Disha ketika dia telah meletakkan semua makanan itu di atas meja.
Kembali berdiri menghadap ke arah Rayden dan Tamara yang ada di atas ranjang. Tamara duduk di tepian.
Disha menundukkan kepalanya memberi hormat.
"Hem, keluarlah." Tamara yang menjawab dan memberikan perintah itu, sementara Rayden hanya terdiam, tenggelam dalam masa lalunya yang kelam.
Pipi chubby dan hidung mancung itu benar-benar membuatnya teringat akan seseorang. Gadis kecil dari masa lalunya yang membuatnya jadi seperti ini.
Beberapa tahun lalu saat usianya masih sekitar 10 tahun, Rayden telah meminta pada kedua orang tuanya untuk dijodohkan dengan anak dari pemilik sakit ini, rumah sakit Medistra. Namun tak lama setelah perjodohan itu berlangsung sang gadis seketika menghilang entah kemana, pihak keluarga hanya mengatakan jika anak mereka telah meninggal dalam kecelakaan. Bahkan mereka memutuskan semua hubungan diantara mereka.
Mengingat masa lalu itu, Rayden merasakan dadanya yang sesak. Kini sudah bertahun-tahun waktu berlalu dan gadis itu pun belum juga dia temukan.
Rayden masih percaya jika sebenarnya gadis itu masih hidup, karena pihak keluarganya pun menyembunyikan tempat gadis itu dimakamkan.
Terlalu banyak teka-teki hingga membuat Rayden tak bisa mempercayai berita itu begitu saja.
Sampai detik ini dia bahkan masih percaya jika Aresha masih hidup? tapi dimana?
Rayden menatap punggung wanita buruk rupa itu, melihat perawat berkacamata itu keluar dari ruangannya.
Harusnya Aresha pun sudah setinggi itu andai dia ada disini.
Rayden tersenyum kecut, dia memang terlalu cinta pada gadis kecil itu. Tapi bahkan kini Rayden pun menyadari satu hal, andai benar Aresha masih ada mungkin gadis itupun telah melupakan dia.
"Ray, kamu tidak ingin memberitahu keluargamu?" tanya Tamara, sebuah pertanyaan yang membuyarkan semua lamunan Rayden, lalu langsung membalas tatapan wanita cantik ini.
"Besok saja, hari ini aku hanya ingin melihat mu."
Tamara mencebik, Rayden memang selalu bisa menggoda dia.
Cukup lama Tamara berada disana, saat hari menjelang sore dia baru memutuskan untuk pulang.
"Sam."
"Iya Tuan."
"Selidiki semua informasi tentang perawat berkacamata itu."
"Baik Tuan," jawab Sam patuh tanpa banyak tanya.
Dan sejak hari itu, para dokter dan perawat wanita di rumah sakit ini berbondong-bondong memberikan bunga tanda suka cita atas sadarnya sang CEO.
Dalam sehari saja ruangan itu sudah penuh dengan buket bunga yang sangat indah-indah.
Saat pemeriksaan ketiga di jam 5 sore dilakukan, Disha bahkan sampai terkejut ketika melihat banyak bunga itu.
Jumlahnya bahkan sampai tidak bisa dia hitung. Jika seperti ini rasanya tak mungkin jika dia bisa jadi bunga ketiga, mungkin Disha akan jadi bunga yang ke 100.
Wajah terkejut Disha saat melihat banyaknya buket bunga itu terlihat cukup lucu di mata Rayden.
Pria itu hanya mengulum senyum, menahan agar tidak tertawa terlalu keras. Andai dia tertawa lepas pasti tubuhnya akan merasakan kesakitan.
Sore itu Disha tidak datang sendirian, dia datang kesini bersama dengan sang sahabat, Dara perawat anestesi di tim 5.
"Perkenalkan Tuan, nama saya adalah Dara," ucap Dara, karena ini adalah pertemuan pertamanya dengan Rayden setelah tuan muda itu sadar Karena itulah Dara memperkenalkan dirinya.
Dara berusia 4 tahun lebih tua daripada Disha, wajahnya nampak dewasa dan cantik.
Menatap wajahnya tak akan bosan, tapi tatapan Rayden hanya terus tertuju pada gadis cupu itu.
"Selama aku koma, siapa yang membasuh tubuhku?" tanya Rayden, sebuah pertanyaan yang membuat kedua gadis itu mendelik.
yg ada malah gemes🤗
....gemes nginjak sampai gepeng
kecilnya kan baik banget.