Novel ini menceritakan tentang kisah anak Satria dan Dinda, yang bernama Ratu. Jika berkenan bisa baca novel sebelum nya " Suami yang di anggap miskin". Tidak baca juga tidak apa-apa, langsung baca novel ini saja juga bisa.
Ratu adalah anak dari Pemilik perusahaan STR Group, demi mendapatkan pasangan hidup yang tulus, dia menyembunyikan identitasnya. Pada umur 22 tahun dan sudah menyandang S1 nya, dia menikah dengan lelaki yang bernama Arya Herlambang berusia 27 tahun.
Kedua orang ini awalnya sangat harmonis, namun kehidupan pernikahan yang diharapkan Ratu tidak terwujud, hampir semua keluarga suaminya menganggap dia tidak pantas menjadi istri Arya.
Kehidupan yang serba kekurangan membuat Ratu harus menerima tudingan dan keluhan dari keluarga suaminya, namun bagaimana ceritanya jika mereka mengetahui bahwa perusahaan tempat suami dan kakak iparnya bekerja ternyata milik ayah Ratu?
Apakah sikap mereka yang tidak bersahabat akan berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang Gaji
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Ratu dan Arya selesai makan malam, dan sekarangnya waktunya untuk membayar tagihan makanan yang mereka makan. Pelayan datang menghampiri meja Ratu dan meyerahkan bill pembayaran. Arya hendak mengeluarkan dompetnya untuk membayar makanan itu. Dia tidak tega membiarkan Ratu membayar tagihan itu.
" Totalnya 975 ribu mbak."Seru pelayan dengan ramah.
Degghhh
Seketika Arya menghentikan pergerakannya, dia tidak jadi mengambil dompetnya. Uang di dompetnya hanya ada 250 ribu saja, karena uang gaji masih ada di ATM belum dia tarik sama sekali.
" Pakai ini ya mbak."Ucap Ratu menyerahkan kartu kreditnya kepada pelayan.
Arya semakin kaget melihat istrinya mempunyai kartu kredit. Bahkan selama ini nafkah yang dia berikan saja tidak cukup, bahkan tidak layak. Arya hanya memberikan uang 500 ribu untuk Ratu, yang mana Arya juga tahu uang itu sering Ratu pakai untuk menambahi uang belanja yang kurang.
" Terima kasih mbak. Di tunggu ya."Ucap pelayan ramah membawa kartu Ratu tadi untuk melakukan transaksi pembayaran.
" Iya mbak."Jawab Ratu singkat dan tergambar jelas keramahan Ratu.
Ratu melirik suaminya yang masih saja bengong, banyak hal yang ingin Ratu jelaskan kepada suaminya namun Ratu bingung harus memulainya darimana.
* Apakah mas Arya marah jika aku mengatakan siapa aku yang sebenarnya? Apakah mas Arya akan setulus ini, jika dia sudah tahu siapa aku? Atau bahkan dia akan memanfaatkan aku, belum lagi keluarganya yang mata duitan?.*Gumam Ratu dalam hatinya.
Arya sangat ingin menanyakan semua keganjalan dalam hatinya, namun tidak sekarang dan tidak di tempat seperti ini.
" Dek, nanti setelah mas ambil uang di ATM mas ganti ya. Ternyata mahal ya dek makan disini, padahal cuma 4 menu saja. Mas tahu sih tempat ini mahal, tapi mas tadi mengira hanya habis 300 ribuan tidak tahunya hampir 1 juta dek."Seru Arya sambil terkekeh kecil.
" Tidak perlu di ganti mas. Tidak apa-apa kan sesekali kita makan, makanan mahal. Aku punya uang kok mas, ini uang tabungan aku selama ini."Ucap Ratu belum bicara jujur siapa dirinya.
* Maafkan aku mas. Aku nanti pasti akan cerita sama kamu, sebenarnya malam ini aku mau cerita tapi aku takut kamu berubah mas. Aku akan bicarakan dulu sama kak Raja.*Gumam Ratu dalam hati.
Pelayan datang memberikan kartu Ratu dan struk pembayaran nya. Ratu memasukan struk itu dalam kantong celananya dan kredit Card dia masukkan dalam dompetnya.
" Yuk mas pulang."Seru Ratu mengajak Arya pulang.
" Oh iya dek."Jawab Arya singkat.
Arya dan Ratu keluar dari restoran , tadinya Ratu ingin membungkuskan makanan untuk orang rumah. Namun setelah ingat mereka sudah pada makan dan tidak ingat dengannya, Ratu pun tidak jadi membungkus makanan.
" Mau jalan-jalan dulu dek?."Tanya Arya sebelum dia menjalankan motornya.
" Hemm boleh mas, kita sudah lama juga tidak jalan-jalan malam begini."Jawab Ratu.
Arya mengangguk lalu dia menjalankan motornya ke arah alun-alun kota. Disana ramai para pengunjung yang berdatangan, berbagai kuliner juga banyak di jual. Melihat banyak nya pedagang, Ratu pun langsung menyerbu stand-stand tempat orang berjualan.
" Kamu belum kenyang dek?."Tanya Arya yang melihat Ratu membeli banyak jajanan.
" Ini nanti di bawa pulang saja mas. Masa iya kita pulang tidak bawa apa-apa. Mau dimakan atau tidak yang penting kita pulang bawa untuk orang rumah. Cuma martabak sama roti bakar saja kok, yang lainnya untuk aku."Seru Ratu sambil mengangkat beberapa menu bakaran, ada sosis bakso dan yang lainnya.
* Ya Allah, betapa mulianya istriku. Meskipun keluargaku memperlakukan dia dengan tidak baik, tetapi di saat seperti ini dia masih saja ingat dengan keluargaku. Padahal jika dia mau, dia bisa saja pulang dengan membawa tangan kosong saja tanpa memikirkan orang rumah.*Gumam Arya dalam hati.
Setelah puas memilih beberapa makanan yang disukai, Ratu pun mengajak Arya untuk pulang. Bahkan untuk makanan yang dia beli di alun-alun, Ratu mengeluarkan uangnya sendiri. Dia menolak saat Arya hendak membayarkannya.
" Dek, mampir ATM dulu ya. Mas mau ambil uang, pasti ibu sudah menunggu uang bulanannya."Ucap Arya.
" Iya mas."Seru Ratu patuh.
Arya membelokkan motornya di ATM terdekat, dia menarik uang 5 juta untuk dia bagi-bagi nantinya. Dengan gaji 5 juta itu, Arya selalu membaginya untuk ibunya, adiknya dan uang kebutuhan rumah.
Selesai mengambil uang, Arya dan Ratu langsung pulang.
" Kamu bawa apa?."Tanya Rani tidak tahu malu.
" Martabak sama roti bakar."Jawab Ratu santai.
Ratu melirik istri dari kakak iparnya itu dengan malas. Padahal sudah setengah 10 malam, akan tetapi orang rumah belum ada yang tidur. Hanya bapak mertuanya saja yang sepertinya sudah masuk kamar.
" Sini itu."Seru Ibu Marni langsung menarik kantong plastik yang berisi roti bakar dan martabak.
" Pelan-pelan bu. Itu memang sengaja Ratu beliin untuk ibu dan yang lainnya. Dan itu juga pakai uang Ratu sendiri."Seru Arya yang baru saja masuk sambil mendorong motornya.
" Heleh uang darimana dia !! Yang ada tetap uang kamu yang dia pakai beli ini itu. Dia itu cuma pengangguran, bisanya menghabiskan uang kamu saja. Dasar benalu !! Oh iya mana uang bulanan, sini serahkan sama ibu."Ucap Ibu Marni dengan ketus.
Arya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Ratu memilih langsung masuk ke kamarnya, dia tidak mau berlama-lama berhadapan dengan ibu mertuanya, agar kewarasannya tetap terjaga dengan baik.
" Ini 2 juta uang belanja untuk kebutuhan rumah, ini 1 juta uang bulanan untuk ibu. Dan ini 800 ribu untuk kamu Serli."Ucap Arya membagi uang gajinya begitu saja.
Tanpa terasa uang 5 juta yang baru dia tarik di ATM tadi kini tinggal 1,2 juta saja. Belum untuk Ratu, Arya di buat pusing dengan keuangannya sendiri. Sudah 8 tahun Arya menjadi tulang punggung, membantu perekonomian keluarganya. Mebel orang tuanya juga semakin hari semakin sepi, ditambah Serli kuliah ambil kebidanan yang tentunya butuh uang yang tidak sedikit.
Rani dan Bima hanya menyaksikan saja, ada rasa kasihan pada hati Bima melihat uang Arya yang setiap bulan habis begitu saja. Gaji Arya memang hanya 5 juta, namun setiap bulan dia mendapatkan bonus 1 sampai 2 juta, uang itulah yang dia tabungkan untuk keperluan mendesak. Tentunya tanpa di ketahui oleh ibunya, jika ibunya tahu Arya dapat bonus, sudah pasti uang itu akan diminta juga oleh ibunya.
" Kok ibu cuma 1 juta sih? Bukannya ibu minta tambah 1 juta lagi?."Ucap Ibu Marni protes.
" Bu, uang Arya tinggal 1,2 juta saja bu. Ini untuk pegangan Arya dan untuk Ratu juga belum, mana Serli bulan depan bayar semester kan? Mas, tolonglah mas itu pengertian sedikit. Setidaknya keluarkanlah 1 juta gajimu untuk ibu dan kebutuhan rumah."Ucap Arya memandang penuh harap kearah Bima.
" Tidak bisa ! Uang mas Bima aku tabung untuk beli rumah."Seru Rani dengan ketus.
" Arya, kenapa kamu justru minta Bima untuk mengeluarkan uang nya. Uang Bima itu mereka tabung untuk beli rumah, ibu itu minta sama kamu bukan sama Bima."Ucap ibu Marni tetap saja membela Bima anak tertuanya.
Arya menangis dalam hatinya, ibunya memang pilih kasih. Sama sekali tidak bisa berlaku adil, selalu Bima yang dia bela dan dia utamakan. Bahkan sampai sedewasa ini pun tetap Bima yang dinomor satukan.
**********