Bianka Chrispeter gadis cerdas yang memiliki kemampuan bela diri yang tinggi, dia ahli dalam bidang teknologi bahkan kimia, Bianka juga salah satu siswa terbaik di Inggris.
Keluarga Chrispeter meminta Bianka kembali untuk menjalankan tugas, bersama girls Chrispeter yang juga memiliki kemampuan tidak kalah hebat dengan Bianka.
Seorang pria muda pemimpin mafia terkuat yang mempunyai kekuasaan, kekayaan, pengikut, dan kekejaman yang tidak kalah dengan keluarga Chrispeter.
Pengkhianatan dan kehilangan cinta membuat seorang pria muda berubah menjadi bringas dan kejam.
Pertemuan Bianka dan sang mafia yang sama mempunyai kekuasaan, dan pasukan yang seimbang.
Terjadi pernikahan antara Bianka dan Bara karena tujuan masing-masing, Bara yang ingin menghancurkan saudara tirinya yang mencintai Bianka, sedangkan Bianka membutuhkan sesuatu hasil penelitian Bara yang sudah lama menjadi incaran banyak orang. Pernikahan tanpa cinta, tapi menumbuhkan rasa sayang dan saling membutuhkan.
Bagaimana pernikahan keduanya? Kita ikuti bersama-sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vhia azaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TANGISAN BIANKA
Dari malam sampai matahari terbit, Bara masih belum menemukan jejak Bianka. Hansen dan Asep juga saling pandang dan kebinggungan, semuanya bersih tanpa jejak.
"Kalian berdua, pergilah dari sini! Sebelum aku membunuh kalian."
Hansen langsung melangkah pergi, Asep yang ingin menolak langsung ditarik paksa dan mereka berdua menjauh. Suara ledakan kuat membuat keduanya saling pandang.
"Bara bunuh diri!?" Asep kaget melihat asap yang mengepul ke udara.
"Bodoh! Bara masuk ke markas bawah tanah, dan ledakan hanyalah pancingan." Hansen duduk di dekat pohon menunggu Bara keluar.
"Kenapa kita tidak ikut masuk?" Asep binggung melihat keanehan cara kerja Bara, ini pertama kalinya Asep bergabung secara langsung dengan Bara.
"Bara bisa membunuh siapa saja yang berada di dalam, kecuali Bianka. Dia hanya fokus ke Bi, Bara tidak pernah mempercayai siapapun dalam hidupnya. Bahkan orang yang membesarkannya juga tewas di tangan Bara."
Asep diam sambil menundukkan kepalanya, Bara memang sangat kejam dan psikopat. Dibalik senyum, canda tawanya terbesit kebusukan dan kejahatan.
***
Asep mulai mondar-mandir khawatir, sudah berjam-jam Bara tidak keluar. Hansen dengan tenang tidur di bawah pohon rindang.
Tawa Hansen terdengar sambil merentangkan tangannya menghirup udara segar, Hansen melangkah dengan tenang pergi meninggalkan lokasi.
"Hansen! ayo kita masuk, tuan Bara kemungkinan dalam bahaya." Asep mengejar Hansen yang masih tertawa kecil.
"Aku sudah lama menanti hari, di mana Bara hancur. Aku mengadu domba dua saudara tiri, aku juga yang menghasut Rinda yang akhirnya terluka. Dan ledakan yang kita dengar tadi, bom beracun yang aku siapkan untuk membunuh Bara." Tawa Hansen membuat Asep binggung.
"Kenapa kamu lakukan ini? bukankah selama ini kamu setia mendampingi Bara."
"sudah aku katakan, Bara mafia kejam. Dia bahkan membunuh ayahku, orang yang membesarkan dirinya." Hansen menunjukan wajah penuh amarah.
Asep melangkah pergi mencari Bara, tawa Hansen masih terdengar samar. Asep masuk ke dalam sebuah gua yang sangat gelap, Asep menggunakan penutup hidung karena takutnya ada sisa racun dari bom yang meledak.
***
Bara berhasil masuk ke dalam gua dan terhindar dari bom beracun, tersungging senyum menyeringai. Bara berlari di dalam kegelapan gua, di setiap larinya Bara menghitung langkah dan ukuran gua sambil memejamkan mata. Bara berhenti dan membau khas tanah yang basah, tangan Bara meraba dinding goa dan berjalan mendekati aliran air. Bara membuka matanya.
"Di mana Bianka?" Bara berdiri di dekat gemericik suara air.
"Aku tahu kamu di sini Kristan? jangan membuat diriku marah. Kamu bahkan diperalat oleh komplotan bodoh."
"Kamu juga sama bodohnya, pengkhianatan ada di sisimu tapi kamu tidak mengetahuinya." Kristan keluar dari persembunyiannya.
"Hansen! aku sengaja membiarkannya, setidaknya aku membayar nyawa ayahnya dengan memberikan anaknya kesempatan hidup." Bara tertawa menggema di dalam gua yang gelap.
"Bagaimana keadaan Nay? Mafia dari barat memanfaatkan pertarungan kita untuk mendapatkan keuntungan, seadanya aku mendapatkan status menantu Chrispeter mungkin aku tidak akan menjadi mainan."
"Nay! akan aku pastikan Nay membencimu. Jangan libatkan keluarga Chrispeter, sudah 20tahun mereka hidup tenang. Kamu memanfaatkan status Austin, tapi dia bukan sosok serakah dan haus pangkat seperti dirimu." Bara tertawa bahagia melihat Kristan yang selalu gagal.
Kristan hanya diam, Bara benar dia bodoh. Dulu memanfaatkan ayah Austin, dan sekarang ingin memanfaatkan Bianka, tapi semuanya tidak memberikan hasil yang maksimal. Dendam karena kematian ibunya ditangan Bara, dan kematian ibu Bara karena ibu Kristan.
"Di mana istriku?" Bara tidak mendengar suara Bi, bahkan bau tubuhnya yang selalu membuat Bara tidur nyenyak.
"Kemungkinan dia sudah keluar dari gua ini, tidak mungkin dia mati konyol dalam ledakan." Kristan juga tidak tahu pasti keberadaan Bianka, karena dia melarikan diri dari kejaran Bi.
Bara melangkah pergi meninggalkan Kristan yang masih bicara, melihat Bara yang bisa berlari dalam kegelapan Kristan juga menyusul. Berada dalam gua juga bakal membuatnya mati perlahan.
Langkah kaki Bara terhenti, sebuah tubuh menabrak tubuh Bara tapi hanya menggoyang badannya, Kristan memegang kepalanya yang sakit.
"Bodoh!" ucap Bara sambil melangkah mendekati cahaya.
Dia berhasil ke luar dari gua, Bara melihat hutan lebat dengan suasana yang mencengkram. Mata Bara terpesona melihat seorang wanita yang memasang wajah memelas dan ketakutan.
"Bianka! apa yang kamu lakukan duduk manis di sana?" Bara melangkah mendekat dengan senyum bahagia.
Bi yang melihat Bara cengengesan sangat geram, dia yang hampir mati konyol karena ulah Bara yang gegabah. Dan lebih sialnya lagi Bianka harus semalaman bertahan dengan posisi duduk, dengan jantungnya berdegup kencang.
Bara mendekati Bianka tapi belum menyentuh Bi, Bara mundur menjauhi Bianka. Kristan juga sampai, Bara menarik Kristan untuk membantu Bi.
"Apa yang Lo lakukan Bara?!" Kristan risih melihat sifat Bara yang mendorongnya mendekati Bianka.
"tolong istri gue, balasannya gue kasih Lo satu kali kesempatan hidup." Bara melangkah menjauh dengan wajah geli.
"Dia istri Lo, bantuin saja sendiri. Gue tidak butuh kesempatan hidup dari Lo." Kristan dengan wajah kesal, dia juga takut mendekati Bianka yang wajahnya sudah ditekuk siap membunuh.
"Sialan kalian berdua! lihat saja aku akan membalas kalian." Bianka menatap Bara dan Kristan tajam.
Dengan terpaksa Kristan mendekati Bi dan ingin membantunya berdiri, tapi Kristan langsung teriak kuat, melihat sesuatu yang berdiri di belakang Bianka.
"Brengsek Kristan! gue semalaman jadi patung biar dia tidak bangun, dan beraninya Lo teriak." Bianka gemetaran ketakutan.
Bara dan Kristan panik, mereka antara takut, geli dan kasihan melihat Bianka yang hampir menangis.
"Bunda! ayah!" teriak Bianka menangis histeris, air mata Bianka mengalir membasahi pipinya, luka ditubuhnya tidak ia rasakan karena panik.
"Bi, jangan menangis ya, tenang rileks." Bara menenangkan Bianka yang sudah menangis sesenggukan.
"Lo berani Bara," Kristan menatap Bara dengan mimik wajah takut.
"Enggak! gue takut!" Bara merinding ngeri.
"Gue juga takut!" Kristan melihat Bianka ngeri.
"Aku lebih takut bego, gue di sini karena kalian berdua. Lo Kristan yang membuka gerbang bawah tanah sampai akhirnya gue di sini. Dan Lo Bara, ngapain Lo datang kalau tidak ada gunanya, semuanya sibuk menyelamatkan Rinda, dan gue hampir diledakkan. Jahat banget Lo semua!" tangisan Bianka yang semakin kuat sambil memanggil Bunda dan ayahnya.
"Kalau gue tidak membuka gerbang, kita berdua menjadi serpihan kulit." Kristan membela diri.
"bukan gue yang meledakan tempat ini, salahkan Kristan yang bodoh melukai Rinda membuat semuanya panik." Bara tidak mau menjadi korban yang disalahkan.
"Bara cepat!" Bianka memasang wajah memohon dalam hatinya Bianka jika dia sampai bebas, kedua pria dihadapannya akan mendapatkan balasan yang setimpal.
***
TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA YA
JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE
SEKALIAN JANGAN LUPA KASIH HADIAH JUGA YA BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT.
ku kirim mawarny wlpun hanya setangkai