NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Cinta Perlu Diperjungkan

Malam ini seperti janjinya pada sahabatnya, Rini sudah berada di kafe milik kakak Amel.

"Hi, Rin. Kamu baru datang?" kedatangan Rini ternyata bertepatan dengan kakak Amel yang sedang berdiri di dekat pintu masuk, entah aoa yang ia lakukan disana.

"Hi, Kak. Apa Amel sudah didalam?"

"Masuklah, dia sudah di dalam sejak tadi sore."

"Kalau begitu saya permisi ya kak."

Kakak Amel hanya mengangguk untuk merespon Rini. Matanya benar-benar tidak bisa lepas dari sosok Rini yang berjalan menuju ke arah meja yang di tempati adiknya.

"Hi, Rin. Akhirmya kamu datang penyelamatku..." Amel langsung menyambut kedatangan Rini dengan Heboh.

"Ck, Heboh banget, malu dilihat orang"

"Aku gak peduli, pokoknya yang penting kamu datang"

"Bisa kita makan dulu, aku lapar."

"Tenang saja. Coba lihat ke belakang"

Rini menoleh ke belakang, ia mendapati kakak Amel yang berjalan membawa nampan ke arah meja mereka.

"Kakakku sangat senang waktu ku beritahu kamu akan kesini. Sebenarnya dia sudah menunggumu didekat pintu sejak tadi. Dan makanan yang dibawa, special dia siapkan menu-menu yang kamu sukai" Bisik Amel di dekat telinga Rini.

"Makanlah dulu sebelum kalian mulai belajar agar bisa lebih fokus" ucap kakak Amel setelah sampai di meja mereka.

"Ah, terimaksih kak." Rini tak bisa berkata-kata. Ia memang lebih menjaga interaksinya dengan kakak Amel karena takut disalah pahami atau bahkan dikira memberi harapan palsu.

Sejujurnya, kakak Amel sangat tampan. Posturnya juga tinggi. Kalau ada yang mengatakan dia Model, pasti banyak yang percaya, karena memang visualnya ala-ala model China dan Korea. Sayangnya dia tidak tertarik di bidang itu dan lebih memilih menggeluti dunia kuliner.

Hidangan telah tersaji dan kakak Amel telah kembali ke tempat semula dia duduk.

"Gimana, Rin? Ada getaran di hati gak?"

"Apa sih, Mel. Sudah lah, aku mau makan."

"Ck, kak Brian seganteng itu masak kamu gak tertarik?"

"Kalau kita bahas ini terus, kapan aku makan? Bisa-bisa kita tidak jadi mengerjakan dokumenmu dan kamu tidak bisa SEMPRO"

"Oh tidak, makanlah setelah itu kita selesaikan agar besok bisa setor ke dospemku yang ganteng tapi dingin."

Rini melahap makanan dihadapannya hingga banyak yang tandas.

"Ck, aku heran sama kamu, Rin. Makanmu banyak tapi kenapa gak gemuk ya?"

"Emang takdirku punya body gitar spanyol, jadi ya mau bagaimana lagi."

"Heleh... Bilang aja kamu cacingan."

"Gak gitu ya konsepnya... Gak ada ceritanya Rini yang rajin minum obat cacing setiap bulan diserang cacingan."

"ha... Udah ah. Kita cus kembali ke laptop."

Mereka kini telah fokus kembali dengan untuk menyelesaikan Proposal Skripsi milik Amel. Karena terlalu fokus, mereka tak sadar waktu terus bergulir hingga hampir tengah malam.

"Akhirnya selesai juga..." Amel menatap lega pada tumpukan kertas yang baru selesai dicetak. Mereka memang mengerjakan di Cafe, tapi dengan seenaknya Amel mengeluarkan printer di ruangan kakaknya untuk dia pakai.

"Wah... Sudah jam sebelas malam, bagaimana kamu pulang? Aku antar saja ya? Aku gak mungkin tega biarkan kamu pulang sendiri."

"Aku coba pesa. Ojek saja, mungkin masih ada yang mau terima order."

"Tidak, Tidak boleh. Aku dan Kak Brian yang akan mengantarmu."

"Baiklah, terserah kamu saja."

Amel bersama kakaknya mengantar Rini untuk pulang ke tempat kosnya. Selama perjalanan tak ada pembahasan apapun, Amel sudah tertidur lelap di bagian belakang mobil, sementara Rini yang masih bangun merasa canggung karena harus duduk di depan bersama kakaknya Amel.

"Rin, sudah sampai."

"Terimakasih karena sudah diantar, Kak. Sepertinya Amel juga sudah sangat lelap, aku tidak bisa berpamitan padanya."

"Tidak apa, masuklah kedalam dan istirahatlah. Kamu sudah terlalu lelah membantu Amel. Terimakasih banyak"

"Tidak perlu berterimakasih, Kak. Aku senang bisa membantu Amel. Dia sudah seperti saudaraku sendiri."

"Apapun itu, terimakasih"

"Aku masuk dulu, ya Kak. Hati-hati dijalan"

Rini sudah melangkah keluar dan membalikkan badannya setelah sampai di depan pintu gerbang kos. Melambaikan tanga dan masuk kedalam kosnya.

"Kenapa kakak susah belum mau jujur ke Rini kalau kakak sudak dia."

"Kamu tidak tidur"

"Ck, aku sengaja pura-pura tidur agar kalian bisa mengobrol. Tapi kenapa kakak diam saja. Ayolah kak, cinta butuh diperjuangkan. bagaimana kalau dia diambil orang lain."

"Cinta bukan untuk dipaksakan, Mel. Kakak bisa lihat dia memandang kakak tak lebih dari sekedar pandangan adik ke kakaknya. Kakak tidak mau merusak hubungan baik kita yang sudah terjalin. Biarlah terus begini. Asal Rini bahagian, bagi kakak ini sudah lebih dari cukup."

"Ck, padahal cinta itu perlu diperjuangkan, kak!"

"He..." Brian hanya terkekeh melihat adiknya yang terlihat kesal padanya.

"Ayolah, Kak. Adikmu ini akan membantumu untuk mendapatkan Rini. Asal kakak mau berjuang, pasti kakak bisa membuat Rini membalas cinta kakak. Jangan hanya mengharap sesuatu tanpa mengusahakannya terlebih dahulu. Lagi pula kakak kan ganteng maximal seperti artis Korea. Pasti bisa deh dapatkan hati Rini."

"Memangnya Rini menilai seseorang dari fisiknya?"

"Ah iya, Rini tidak akan peduli dengan status dan fisik seseorang."

"Sudahlah, biarkan saat ini berjalan apa adanya. Kalau kita jodoh, kemanapun Rini pergi pasti akan kembali lagi. Kakak tidak mau membuat Rini tidak nyaman sehingga dia menjauh dari kita."

Kakak beradik ini menghentikan obrolan mereka setelah tiba di rumah mereka.

...****************...

Pukul sembilan ini Rini sudah janji untuk mendatangi rumah nyonya Bella untuk mulai pekerjaannya.

"Terimakasih telah datang, Rini. Apa ini tidak menggangu jam kuliahmu?"

"Tidak Tante, jam kuliah Rini sekarang lebih banyak kosong karena tinggal menunggu jadwal ujian skripsi."

"oh, kamu akan lulus. Untunglah kalau ini tidak mengganggu kuliahmu. Tante minta maaf juga karena membuatmu datang lebih awal. Tante tidak tahu mengapa Adam lebih banyak diam dan tidak mau sekolah. Tante takut ada apa-apa dengannya."

"Apa Adam tidak megatakan sesuatu, tante?"

"Dia tidak mau menjawab, padahal yang tante tangkap dari ekspresinya, dia menyimpan sesuatu."

"Baiklah, Rini akan coba dulu tante. Dimana saya bisa menemuinya?"

"Ikut tante, tante akan membawamu ke kamarnya. Dia tidak mau keluar kamar hari ini, bahkan makanpun harus diantarkan ke kamarnya"

Rini berjalan mengikuti langkah Tante Bella menuju kamar Adam. Pria kecil yang akan menjadi tanggung jawabnya. Yang tak pernah Rini tahu, pria kecil ini yang akan membawa takdir baru pada Rini. Takdir yang tak pernah ia sangka-sangka. Takdir yang membolak-balikkan hatinya.

Kini Rini telah tiba didepan Pria kecil yang akrab disapa Adam. Tidak ada senyum diwajahnya, yang Rini lihat adalah sorot mata sendu seolah menyimpan banyak sakit dihatinya.

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!