Jingga lelah dengan kehidupan rumah tangganya, apalagi sejak mantan dari suaminya kembali.
Ia memilih untuk tidak berjuang dan berusaha mencari kebahagiaannya sendiri. dan kehadiran seorang Pria sederhana semakin membulatkan tekadnya, jika bahagianya mungkin bukan lagi pada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Danish pulang dari rumah Jingga lewat tengah malam, ia tak ingin ada yang salah paham jika sampai harus menginap dirumah mantan istrinya.
"Sella...." Panggil Danish pada Sekertaris yang duduk disamping kemudi, wanita itu terlihat sibuk memeriksa beberapa dokumen didalam Ipad. Mereka baru saja keluar menemui salah satu rekan bisnis Perusahaan.
"ya pak!" Jawab Sella.
"Kalau suamimu mati kau juga mau ikut mati? Kayak bunuh diri gitu."
"Ya tidaklah pak! Kenapa harus ikut mati?bunuh diri lagi." Sella bergidik ngeri membayangkan lehernya tersangkut ditali gantungan, " anak anak saya siapa yang jagain kalau saya ikut mati?gak gak! saya gak mau." Sella bahkan tak perlu berfikir dan langsung menjawab dengan mantap.
Danish tertawa hambar, tentu saja jawaban Sella akan seperti ini karena ia tidak merasakannya, berbeda dengan Jingga yang melalui semuanya sendiri.
"Apa Kau mencintai suamimu?"
"Tentu saja pak! Suamiku baik, kerjaan bagus, tampan dan se-setia....hehehe.." Sella tertawa bodoh diujung kalimatnya, ia takut jika itu sampai menyinggung Danish. untungnya sang General Manager hanya tersenyum miring mendengarnya.
"Berarti kalau kehilangan suami yang seperti itu pasti akan sangat menyakitkan ya?"
Sella menghela nafas panjang, "Saya juga sering menghayal kayak gitu pak, kadang kalau suami sakit muncul pikiran aneh aneh suami meninggal, apalah...saya pasti langsung nangis pak..sedih banget rasanya padahal baru hayalan....gimana kalau ngalamin secara langsung....ih tapi amit amit ya pak..." Sella mengetuk dashboard mobil dengan tangan kemudian mengetuk lagi kepalanya.
"Tapi kalau ada istri yang sampai frustasi karena ditinggal mati sampai ingin ikut juga, mungkin itu bukan hanya karena cinta pak....tapi karena suaminya sesempurna malaikat, bisa jadi bukan dari wajah tapi dari prilakunya....bapak tau kan kami para wanita sangat suka diratukan."Terang Sella.
"Suamimu sesempurna malaikat?"
"Hemmm....." Sella nampak berfikir sejenak, "Suamiku bukan yang seperti itu, tapi meski tak sesempurna idaman para wanita aku tetap mencintai suamiku."
"lagi pula pak saya bahkan belum pernah menemukan laki laki spek malaikat atau drakor disekitar kitar sini deh....itu hanya hayalan para penulis."
"Hemmm" Danish hanya berdehem lalu menganggukkan kepala pelan.
'Kau tidak tahu Sella, ada seorang pria yang Sesempurna itu, kekurangannya hanya tak memiliki umur panjang' Danish membatin.
Ia tiba tiba merindukan Jingga dan anak anaknya. kemarin saat berkunjung kerumah Jingga, wanita itu menolak bertemu. alhasil Danish hanya bertemu bik Anik yang memberitahu jika Jingga masih betah mengurung diri didalam kamar, namun ia masih melaksanakan kewajiban sebagai seorang Ibu. Jingga tetap membantu Senja dan Embun menyiapkan perlengkapan sekolah dan mengerjakan PR.
Danish sengaja pulang lebih cepat dari biasanya. Ia berniat mengunjungi Jingga dan anak anak, tapi sayang setelah sampai disana ketiga orang itu tak didapatinya.
"Ibuuk mengantar anak anak ke rumah Opanya. Katanya mau nginap pak." kata Bi Anik menjelaskan.
Pada akhirnya Danish hanya menitipkan oleh oleh yang ia bawa untuk putrinya kepada Bi Anik.
Ada dua boneka beruang besar, dan sekotak pizza yang tentu boleh dinikmati Bi Anik. Karena Danish akan mengajak kedua anaknya dan ibunya untuk memilih hadiahnya secara langsung nanti.
Danish memacu mobilnya dengan kecepatan yang lumayan cepat. Dibibirnya terus tersungging senyuman samar yang sangat tipis.
Mereka akan menginap? pikir Danish bahagia.
Entah ia masih bingung dengan perasaanya sendiri, apakah ia bahagia karena anaknya Senja dan adiknya Embun akan menginap ataukah bahagia karena meski semalam ia akan merasakan lagi tinggal satu atap dengan Jingga.
Danish masuk dengan tergesa gesa, mengedarkan pandangan mencari sosok yang sangat ingin ia pastikan kondisinya.
"Papa.....?" Embun datang dengan setusuk sosis bakar berukuran besar ditangannya.
"Adek? Ibuk mana dek? Kakak senja mana?"
"Ada disamping main sama opa di Playglound...." terang Embun sambil menggigit sosisnya.
"Yaudah yuk kesana...."Danish menarik tangan kecil Embun yang tidak memegang sosis, ada rasa yang begitu pedih saat menatap mata bening Embun. Anak sekecil ini harus ditinggal ayahnya diusia yang masih sangat muda.
Danish akhirnya menggendong Embung sambil berjalan.
"Koq di gendong?"
"kenapa? Gak suka digendong papa?"
"Syuuuukaaa...." jawab Embun riang ia mengalungkan tangan pada leher Danish, dan Pria itu tak peduli jika saus sosis mengotori setelan mahalnya.
"Embun kalau sholat doa in ayah ya biar masuk surga...." Celetuk Danish
"Husss....." tapi tangan kecil Embun malah menutup mulut Danish dengan mata yang membulat.
"Nda boleh belisik....kata kakak jangan bilang bilang kalau mau doain ayah. Bial allah aja yang tau...adek sama kakak kalau doain ayah dalam hati aja." Embun berbisik pelan ditelinga Danish.
"kenapa?" Danish balas berbisik.
"Ibuukk jadi Sedih kalau kakak bilang Ayah ada sulga...kata ibuuk ayah ada dikamal tapi adek nda pelnah lihat ayah..." Raut wajah Embun benar benar terlihat menyedihkan.
Anak sekecil itu dipaksa memaklumi tingkah Jingga yang tak bisa menerima kenyataan yang ada. Padahal seharusnya Jingga lah yang menguatkan anak anaknya. Namun Danish bisa melihat kedua anak Jingga bersikap begitu dewasa demi melindungi ibunya.
"Papa...."
"Kau sudah pulang"
Bara dan Senja berujar bersamaan.
"Tadi Papa bawa dua boneka beruang kerumah Ibuk....tapi gak ada orang kata Bik Ani semua mau menginap disini, jadi Bonekanya papa titip ke bik Ani." Ucap Danish sambil menurunkan Embun diujung perosotan.
Senja langsung menghampiri Danish dan mencium punggung tangan ayahnya itu.
"Sayangnya papa....." Danish balas dengan mengecup wajah Senja bertubi tubi.
"Kalau Adek sayangnya papa juga nda?" Tanya Embun polos melihat interaksi Senja dan Danish.
"Tentu saja sayang..." Danish pun melakukan hal serupa pada Embun hingga bocah kecil itu terkekeh menahan geli dari bulu bulu halus yang mulai tumbuh disekitar rahang Danish.
Danish menghela nafas seraya tersenyum hangat menyaksikan dua bocah kecil itu nampak asyik bermain di Playground rancangan Sang Ayah.
Terkadang ia masih merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa ia dulu menyuruh Jingga memakai alat kontrasepsi jika ternyata memiliki anak bisa sebahagia ini.
Bayangan Senja dan Embun kadang menjadi mood tersendiri baginya ketika penatnya bekerja datang menyapa.
Puas memandangi sang anak Danish hendak beranjak namun segera ditahan oleh Bara.
"Kau mau kemana?"
"Ke dapur mencari Jingga." entah mengapa Danish yakin Jingga pasti berada didapur membantu pada ART memasak, persis seperti yang biasa ia lakukan ketika berkunjung kesini saat masih menjadi menantu keluarga Bratajaya.
"Hahh....."terdengar helaan nafas dari Bara. Pria tua itu sudah tahu kondisi Jingga dari Danish.
"Dia tidak menginap, tadi hanya mengantar anak anak, katanya dia akan tidur dirumahnya. Papi diminta langsung mengantar Senja dan Embun besok pagi pagi sekali."
"Ah...Begitu..." Danish menelan saliva dengan susah payah. Padahal tadi ia sangat senang mengetahui Jingga akan menginap.
"Papi harap kamu bisa jadi orang pertama yang selalu Suport dia. Kasian anak itu selain kita, dia gak punya siapa siapa lagi."
Danish mengangguk yakin, tentu saja ia akan menjadi Benteng pertama yang melindungi Jingga. Meski Mungkin ia bukan lagi Sang belahan jiwa, namun Jingga adalah Ibu dari anaknya. Semenjak mengetahui Koa Danudara Telah tiada Danish selalu mengusir fikiran aneh yang terkadang tiba tiba muncul didalam kepalanya.
Jingga sudah jadi janda kau kini punya kesempatan.
Bukankah terlalu culas jika memanfaatkan kondisi menyedihkan ini? Danish tak peduli mengenai perasaannya lagi. Karena yang lebih penting sekarang adalah kesembuhan dan kebahagiaan Jingga.
semoga ada karya baru yg seindahhh ini... aamiin
semua karya author yg pernah aku baca keren semua... 👍👍👍
(sedih banyak penulis yang keren yang gak lanjut disini)