Siapa sangka niatnya merantau ke kota besar akan membuatnya bertemu dengan tunangan saudara kembarnya sendiri.
Dalam pandangan Adam, Emilia yang berdiri mematung seolah sedang merentangkan tangan memintanya untuk segera memeluknya.
"Aku datang untukmu, Adam."
Begitulah pendengaran Adam di saat Emilia berkata, "Tuan, apa Tuan baik-baik saja?".
Adam segera berdiri lalu mendekat ke arah Emilia. Bukan hanya berdiri bahkan ia sekarang malah memeluk Emilia dengan erat seolah melepas rasa rindu yang sangat menyiksanya.
Lalu bagaimana reaksi tunangan kembaran nya itu saat tau yang ia peluk adalah Emilia?
Bagaimana pula reaksi Emilia diperlakukan seperti itu oleh pria asing yang baru ia temui?
Ikuti terus kisah nya dalam novel "My Name is Emilia".
***
Hai semua 🤗
ini karya pertamaku di NT, dukung aku dengan baca terus kisah nya ya.
Thank you 🤗
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Bertemu lagi di Pesta
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Emilia dari tadi sudah selesai berdandan tapi entah mengapa dia selalu merasa ada yang kurang dengan penampilannya. Tiba-tiba kepercayaan dirinya menurun saat akan menemani Adam ke pesta. Ia terus saja bercermin di depan kaca. Berputar ke kiri dan ke kanan memeriksa apakah ada yang salah dengan penampilan nya saat itu.
Sebelumnya Emilia tidak pernah menggunakan dress dan berpenampilan seanggun itu. Di satu sisi dia merasa tidak nyaman dengan pakaian nya, tapi di sisi lain dia juga merasa cantik mengenakan dress pemberian Adam itu. Adam memang sengaja memberikan beberapa dress untuk Emilia pakai malam itu. Pilihan Emilia jatuh pada dress off shoulder berbahan lace berwarna hitam yang panjangnya hingga selutut, baginya itu dress yang paling sopan dibanding dress lain yang terlalu terbuka.
Makeup yang Emilia gunakan saat itu sangat sederhana. Malam itu ia memilih lipstik yang berwarna pink mauve, sedikit blush on dan eyeshadow yang terlihat samar. Bulumata nya yang memang lentik terlihat lebih bervolume dengan maskara yang ia pakai. Rambutnya ia sanggul menjadi satu ke atas, dengan poni yang disisir ke samping. Terlihat sangat elegan.
Di sisi lain ada Adam yang ternyata sudah menunggu Emilia dari setengah jam yang lalu di dalam mobil nya bersama Ian sebagai pengemudi di depan. Ia risau menunggu Emilia yang dari tadi belum juga menampakkan batang hidung nya. Sesekali ia melirik jam tangan yang ia pakai, sudah jam 7.30 tapi yang ditunggu belum juga muncul.
“Aku rasa aku harus memeriksanya. Apa jangan-jangan dia lupa kalau ada janji denganku?” gerutu Adam yang sudah tidak sabar ingin bertemu Emilia.
“Sabar, Tuan. Mungkin Nona Emilia sedang berdandan. Namanya juga perempuan, Tuan.” Kata Ian mencoba menenangkan bos nya.
“Cih, kau seperti paling mengerti saja. Kau saja tidak pernah punya pacar, darimana kau tau kalau perempuan berdandan lama?” tanya Adam dengan nada menyindir.
“Itu bukan rahasia umum lagi, Tuan. Perempuan kalau berdandan memang sangat lama.”jawab Ian.
“Tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Aku akan memeriksa nya sekarang.”
Setelah mengatakan itu Adam langsung turun dari mobilnya. Ia masuk ke halaman kontrakan Emilia dan mengetuk pintu kamar Emilia. Seingatnya pas kemarin mengantar Emilia pulang, Emilia masuk ke kamar yang pintunya ia ketuk sekarang.
Tak berapa lama pintu dibuka dari dalam. Muncul lah Emilia bak putri raja yang sangat cantik malam itu. Biasanya Emilia selalu polos tanpa makeup dan berpakaian casual, tapi hari itu Adam benar-benar terpesona akan kecantikannya. Dress yang ia pakai sangat sesuai dengan tatanan rambut dan makeup nya. Adam sampai terpana dibuatnya.
“Hai.” Sapa Emilia sambil melambaikan tangannya ke arah Adam yang terlihat mematung di depannya.
“Adam...Adam...kenapa diam saja?” tanya Emilia dengan canggung. Dia sangat malu dilihat Adam dengan tatapan seperti itu.
“Ah, tidak. Tidak ada.” Jawab Adam yang baru sadar dari lamunan nya.
“Kau sudah siap?” tanya Adam.
“I-iya. Aku sudah siap.” Jawab Emilia malu-malu.
“Kenapa kau terlihat tidak nyaman?” tanya Adam yang melihat Emilia sepertinya tidak nyaman, bahkan ia tak berani menatap Adam saat berbicara.
“Hmmm sebenarnya aku tidak biasa berpakaian begini.” Jawab Emilia pelan.
“Kau malu, ya?” tanya Adam yang diangguki oleh Emilia.
“Kau tidak perlu malu. Kau terlihat sangat cantik malam ini. Kau sangat sempurna.” Kata Adam yang berhasil membuat pipi Emilia merona merah sekarang.
“Ayo, kita berangkat sekarang.” Ajak Adam sembari memberikan siku nya ke arah Emilia untuk digandeng. Dengan malu-malu Emilia pun menggandeng tangan Adam. Kalau Adam dapat mendengar betapa kencangnya detak jantung Emilia saat itu, mungkin Emilia akan sangat malu lagi sampai mengangkat wajah nya saja pun ia tak sanggup.
***
Setelah menempuh perjalanan panjang, sampailah mereka di pesta yang diadakan rekan bisnis Adam. Itu adalah pesta ulang tahun pernikahan Tuan Robert, salah satu rekan bisnisnya. Disana mereka bertemu banyak rekan bisnis Adam yang lain. Dapat dipastikan semua tamu yang datang adalah para pengusaha besar di negeri itu.
Diantara banyak tamu ada satu orang yang menarik perhatian Emilia. Tamu itu adalah pria yang ia jumpai beberapa hari lalu saat berpapasan dengan nya di restoran tempat ia bekerja.
“Hai Darius, lama kita tidak bertemu.” Sapa Adam sambil menjabat tangan sahabatnya, Darius.
“Ya, begitulah. Kau terlalu sibuk dengan bisnismu, sampai tidak ada waktu berkumpul dengan ku.” Sahut Darius kepada Adam tapi matanya melirik ke samping tepat dimana Emilia berdiri.
Sedari tadi Darius juga sudah memperhatikan Adam yang datang dengan kembaran Emelda. Dia jadi penasaran ada hubungan apa antara Adam dan wanita ini sampai mereka pergi ke pesta bersama. Ia tau betul Adam bukanlah orang yang suka mengajak wanita ke pesta kalau bukan wanita itu ada hubungan spesial dengannya.
Darius dan Emilia kini saling menatap satu sama lain. Emilia sendiri pun cukup terkejut saat tau ternyata pria itu adalah sahabat Adam. Pantas saja kemarin ia menyangka bahwa dirinya adalah Emelda, mereka pasti sudah saling kenal pikirnya.
Mereka tidak sadar kalau mereka saat ini sedang diperhatikan oleh Adam. Adam agak heran melihat Emilia dan Darius saling menatap satu sama lain. Entah kenapa Adam tidak suka melihat mereka seperti itu.
“Ekhem.” Adam berdehem membuyarkan pandangan mereka.
“Aku rasa kau agak heran melihat wanita di sebelahku ini. Kenalkan dia Emilia, wajahnya memang mirip Emelda karna mereka saudara kembar.” Kata Adam menjelaskan.
“Ohhh ya, pantas saja wajah mereka sangat mirip sekali. Kenalkan, aku Darius, sahabat Adam.” Kata Darius seraya mengulurkan tangannya.
Emilia tak langsung menyambut nya, ia merasa agak sedikit aneh dengan pria di depannya. Padahal mereka sebelumnya sudah pernah bertemu, lalu kenapa dia seolah-olah berpura-pura tidak pernah bertemu sebelumnya? Seharusnya dia akan ingat kalau Emilia adalah kembaran Emelda saat bertemu lagi.
Adam yang melihat tidak ada reaksi apa-apa dari Emilia segera menyambut tangan Darius, seolah mewakilkan Emilia untuk bersalaman.
“Dia masih baru. Mungkin masih canggung.” Kata Adam mencoba mencairkan suasana.
“Ah iya, aku mengerti.” Sahut Darius.
“Hmmm maaf, senang bertemu dengan mu.” Ucap Emilia pelan.
“Senang juga bertemu denganmu, Nona. Baiklah kalau begitu aku permisi dulu, mau bertemu dengan yang lain.” Pamit Darius yang diangguki oleh Adam.
Meskipun Darius sudah pergi tapi sesekali Emilia masih mencuri pandang dengannya. Dia merasa ada yang aneh dengan pria itu.
Tanpa Emilia sadar tingkahnya itu diperhatikan oleh Adam. Ia tau dari tadi Emilia dan Darius saling menatap satu sama lain. Bahkan saat Darius sudah pergi, mereka sesekali masih saling menatap. Hati Adam sudah makin panas saja rasanya. Ia tak rela Emilia lebih perhatian ke pria lain. Ia pun tak rela ada pria lain yang terus menatap Emilia yang malam itu terlihat sangat cantik di matanya.
Adam mendekat lalu berbisik ke telinga Emilia, “Jaga pandangan mu. Aku tidak tau hal bodoh apa yang bisa aku lakukan kalau kau terus menatapnya seperti itu.”
Emilia spontan membelalakkan matanya. Ia tak menyangka Adam akan berkata seperti itu. Apa maksud perkataan nya itu? Apa dia sedang cemburu?
“A-aku tidak menatapnya. Perasaanmu saja.”
Kata emilia terbata.
Kini Adam sudah berdepanan dengan Emilia, ia menatap mata Emilia dalam-dalam. Jarak mereka sangat dekat sampai hembusan nafas Adam dari hidung saja terasa hangat di wajahnya.
“Benarkah kau tidak menatapnya? Baguslah kalau begitu, karna aku tidak suka kau menatapnya. Kalau aku lihat sekali lagi kau masih curi-curi pandang kepadanya, aku benar-benar akan menghukum mu, Emilia.” Kata Adam yang terdengar begitu mengancam. Emilia hanya bisa mengangguk setelah menelan salivanya dengan berat. Ia bergidik sendiri membayangkan hukuman apa yang akan Adam berikan padanya.
Adam sendiri menahan senyum di bibirnya. Ia sangat gemas sekali melihat Emilia yang patuh padanya. Matanya kini beralih ke bibir Emilia yang sangat menggoda di matanya. Tapi dia harus sabar, jangan sampai dia melakukan hal bodoh yang akan membuat Emilia menjauh darinya.
nana naannananaa