NovelToon NovelToon
Turun Ranjang

Turun Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Keluarga / POV Pelakor
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Atha Diyuta

Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 menolak

Empptttthhhhh

Rani menggeliat dan karena gerakannya membuat jas yang Ardan gunakan untuk menutup bagian pahanya terjatuh dan terlihatlah paha mulus Rani yang terpampang begitu jelas karena rani mengenakan rok mini setinggi atas lutut.

Ardan yang memang tengah memperhatikan Rani melihat begitu jelas pemandangan didepan matanya.

Glek

" Astaga,cobaan macam apa ini." Batin Ardan.

Belum lagi saat tidak sengaja kancing baju Rani yang sedikit terbuka hingga membuat sesuatu didalamnya menyembul keluar.

" Ya ampun! Be-besar sekali.Dilihat dosa gak dilihat sayang. Ya Tuhan jauhkan aku dari godaan Tante girang dan juga istri orang." Gumam Ardan dalam hati.

Ardan mendekat dengan cara mengendap-endap agar langkahnya tak membuat Rani yang bangun,Ardan berniat untuk membenarkan kembali kancing baju Rani dan juga menutup kembali bagian bawah tubuh Rani yang terekspos dengan jasnya.Namun saat baru saja Ardan sampai disampingnya, wanita cantik itu terbangun.

Plaaap

Blaam

" Aaaaakkkh."

Bugh

" Aduuuh!" Pekik Ardan kala Rani reflek menonjok wajahnya.Meskpun tidak terlalu kuat namun karena kebetulan mengenai tulang hidung membuat Ardan meringis kesakitan.

" Rani ini kantor bukan ring tinju!" Sungut Ardan.

" Siapa suruh bapak mesum,untung saja saya cepat bangun kalau tidak pasti saya sudah digrepe-grepe sama bapak.Hayo ngaku pak iya kan?" Celetuk Rani sembari memeluk tubuhnya sendiri.

" Ck,harusnya kamu berterimakasih sama saya.Saya itu mau berniat baik dengan menutup aurat kamu yang terbuka dimana-mana.Kamu tau gara-gara kamu mataku yang masih perjaka ini jadi ternoda." sungut Ardan.

" Hm itu mah alasan bapak saja.Terus kalau tidak mesum ngapain coba bapak deket-deket saya." Rani terus saja menyudutkan Ardan.

" Coba saja pikir sendiri." Ardan kemudian pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya.

" Oh Tuhan,masa liat gituan aja dia bangun." Cicit Ardan sembari membentulkan letak blak mambanya yang sudah mode on gara-gara melihat belahan dada Rani yang besar,padat dan menantang.

Sementara diluar Rani baru saja sadar jika roknya sedikit naik keatas dan kancing baju bagian atasnya terbuka hingga membuat dua aset kembarnya menyembul dan terlihat dengan jelas belahannya.

" Oh astaga! Malu sekali rasanya." Rutuk Rani dengan wajah yang sudah semerah tomat.

Kediaman Rani ...

Disore hari Rena sibuk memasak untuk makan malam seprti biasa dan entah kenapa Sarifah mendadak ingin menginap dirumah putranya.

Pukul 17.00 Langit sudah sampai kerumah dan betapa terkejutnya dia melihat Sarifah ada dirumahnya.

" Mah,kapan mamah datang?" Tanya Langit.

" Tadi siang.Kamu sudah pulang? Mana istri kamu,kamu tidak menjemputnya Langit,kenapa kamu tidak pulang bersamanya?" Cecar Sarifah karna dia sadar wajah putranya terlihat sedikit gugup.

" Em itu mah anu Rani memang tidak minta dijemput." Jawab langit dengan tergagap.

" Apa? Tidak minta dijemput dan kamu tidak inisiatif untuk menjemputnya? Sejak kapan nak? Dulu kalian selalu kompak,kamu selalu jemput Rani meskipun dia tidak minta.Ada apa ini Langit?" Cecar sarifah.

" Mah sudahlah jangan dibesar-besarkan masalah sepele seperti ini.Kita memang sudah sepakat ko muali sekarang dia pulang pergi sendiri." Jelas Langit intonasinya lebih keras dibanding biasanya.

" Ini tidak benar nak! Pasti ada yang sudah membuat kalian jadi renggang begini!" Sindir Sarifah sembari ekormatanya melirik kearah Rena yang tengah menyajikan makanan buatannya.

" Assalamualaikum." Terdengar suara Rani mengucap salam.

Mertua rani gegas keluar dan membukakan pintu untuk menantunya.

" Wa'alaikumsalam sayang,kamu baru sampai nak naik apa?" Tanya Sarifah begitu melihat Rani.

Rani tersenyum ramah dan memeluk Sarifah dengan erat.

" Mamah kapan datang,mamah nginep sini ya mah.Rani rindu tidur bareng mamah." Ucap Rani sembari menengadah keatas menatap wajah mertuanya.

Ibu kandungangit tersenyum dan membelai puncak kepala menantunya dengan lembut.

" Em,gimana ya nginep gak ya? Coba kamu tanya suami kamu dulu keberatan atau tidak kalau mamah nginep disini?" Sindir Sarifah sembari melirik kearah putranya.

" Apa si mah ko bilangnya begitu." Sungut langit.

" Ya abisnya kamu tadi kaya gak suka gitu liat mama disini." ucap Sarifah,setiap kali berbicara wanita itu selalu tak pernah lepas tatapannya dari Rena.

" Udah-udah pokonya mau mas Langit suka atau tidak, mengizinkan atau tidak mamah tetap harus nginep disini dan tidur sama Rani." Ujar Rani sembari menuntun mertuanya masuk kedalam rumah.

Cup

" Kamu memang yang terbaik sayang,selamanya tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi kamu dihati mama." Ucap Sarifa,namun ekor matanya terus melirik kearah aura.

Stiap kata yang diucapkan Sarifah selalu ada penekanan disetiap katanya.

" Oh Tuhan ujianku akan berat kedepannya,buka hanya menyingkirkan ka Rani tapi aku harus bisa meluluhkan hati nenek sihir ini.Apa si hebatnya Kakaku Samapi dia mendapatkan ruang khusus dihati ibunya mas Langit.Apa ka Rani selama ini pakai guna-guna?" Batin Rena yang sudah merasa tidak diterima oleh Sarifah.

" Mah,mamah tunggu dimeja makan Rani mau mandi dulu ya mah.Mas kita mandi dulu Yuh,biar badan kita lebih segar." Ajak Rani pada suaminya.

Bak kerbau dicucuk hidungnya, Langit mengekor dibelakang Rani sementara Sarifah tersenyum melihat itu.

" Kamu lihat Rena,jangan sampai kamu punya fikiran untuk memisahkan mereka." Ucap Sarifah.

" Kamu bisa lihat nanti nenek sihir,siapa yang akan bertahan dan siapa yang akan pergi dari rumah ini." Batin Rena.

Sementara Langit dan Rani sudah tiba dikamarnya.

Bruuuk

Rani menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.

" Lelah sekali rasanya hari ini mas." Keluh Rani pada suaminya.

" Mas juga." Jawab langit singkat.

" Kita mandi barng mas." Ajak Rani.

" Tidak dulu Ran,mas mau buru-buru mandinya takut kelamaan mama nunggunya.Kasian juga Rena,wanita hamil gampang lapar." Jawab Langit sambil berlalu kekamar mandi.

Mendengar jawaban suaminya membuat Rani bungkam dan hanya bisa menatap punggung suami yang sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi.

" Ada apa dengan kamu mas,mengapa semakin hari aku merasa kamu semakin jauh mas." Batin Rani.

Kurang dari 10 menit Langit keluar dari kamar mandi sudah lengkap mengenakan pakaiannya.

" Aku bantu keringkan rambut kamu mas." Tawar Rani,karna setiap hari Langit pasti meminta tolong Rani mengeringkan rambutnya setelah mandi sore.

Mereka selalu bercanda mesra setiap harinya untuk melepas penat setelah seharian bekerja dikantor.

" Tidak usah,kamu mandi saja." jawab Andre, wajahnya terlihat sangat datar.

Deg

Jantung Rani seakan berhenti berdetak, lagi-lagil langit menolaknya.

" Iya mas." Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Rani.

Hatinya berkecamuk,namun sebisa mungkin ia menahannya untuk tidak terlalu menanggapi sikap suaminya.

Rani lantas masuk kedalam kamar mandi dan ia dibuat terkejut lagi.Biasanya Langit akan menyiapkan air hangat didalam bathtub lengkap dengan sabun kesukaan Rani,namun kali ini tidak.

" Eh,sejak kapan mas Langit lupa menyiapkan air hangat untukku." Gumam Rani,wanita cantik itu terus saja meyakinkan hatinya dan berusaha berbaik sangka kepada suaminya.

" Ah,Rani kenapa hal seperti ini kamu permasalakan.Manusia itu tempatnya lupa,mas langit pasti lupa." Ucapnya kemudian.

Kurang lebih 15 menit Rani keluar dari kamar hanya mengenakan handuk, biasanya sang suami sudah menunggunya diatas tempat tidur dengan piyama yang ia pilihkan langsung untuk Rani.Namun kali ini Rani tak mendapati piyama pilihan suaminya,bahkan dia juga tak menemukan keberadaan suaminya.

Lagi-lagi Rani hanya bisa menghela nafas panjang mendapati sikap suaminya yang menurutnya mulai banyak berubah.

Rani gegas memakai pakaiannya yang kali ini ia ambil sendri sesuai dengan apa yang ia inginkan.Setelah selesai dia lantas keluar dan bergabung dengan yang lain dimeja makan.

" Maaf mah nunggu lama." Ucap Rani.

" Gapapa sayang,kan kamu cape pulang kerja.Mamah maklum ko,mamah malah yang gak enak jadi mengganggu waktu kamu." Ucap Sarifah.

" Tidak begitu mah,Rani suka ko mamah disini." Jawabnya,namun hatinya merasa tersentil dengan perubahan sikap suaminya.

" Rani,biasakan diri kamu untuk tidak membuat orang lain menunggu." Ucap Langit dengan ketus.

" Mas kamu..."

Rani menggantung ucapannya karena dia sadar jika ada ibu mertuanya disitu dan Rani tidak mungkin mendebat suaminya didepan ibu mertuanya.

" Ka Rani ayo ka duduk,keburu makanannya dingin Lo." Ucap Rena yang mencoba mencairkan suasana,entah hanya berbasa basi saja.

" Iya Ren, terimakasih karna sudah repot menyiapkan semua ini untuk Kaka." Ucap Rani dan sedikit menekankan kata-katanya.

" Lain kali belajar seperti Rena,dia bisa meluangkan waktu untuk masak makanan sebanyak ini.Hargai dia,dia cape masak buat kita tapi mau makan saja harus nungguin kita." Ucap Langit.

Tanpa sadar ucapanya sudah sangat melukai hati Rani,namun berbeda dengan Rena.Bibirnya menyunggingkan senyum dan semua itu tak luput dari pandangan mata Sarifah.

" Sudah cukup! Kita mau makan bukan mau berdebat.Rani duduk dekat mamah kita makan dan setelah makan istirahat." sentak Sarifah saat sudah melihat wajah menantunya yang terlihat begitu sedih dengan mata berkaca-kaca.

" Iya mah." jawab Rani dengan lirih.

Bersambung....

1
Soraya
langit tinggal nunggu penyesalan aja
Soraya
thor bikin wanita kuat jgn lemah
Dek icha
menarik ceritanya
stela aza
si Rani nangis Mulu ,, males ,, bangkit donk tunjukin ke mantan suami and adik kamu ,,, kalau kamu baik2 j ,,, dan berhasil move on,, ajah nangis Bae
Atha Diyuta: sbar ka ada prosesnya nanti namanya juga janda baru 😂😂😂😂
total 1 replies
Dek icha
salam kenal kk..
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."
Atha Diyuta: iya ka slm knl kmbli
total 1 replies
Raisa anti
kena mental gak tuh si Arman 🥹
Raisa anti
hayoo looo
Raisa anti
em modus nih ardan
Raisa anti
Ardan tuh suka sama Rani
Soraya
lanjut thor
Atha Diyuta: siap ka ditunggu
total 1 replies
Soraya
lanjut
Soraya
kmu kn emang pelakor Rena
Raisa anti
lanjut Thor
Atha Diyuta: siap ka ditunggu besok pagi 🥰🥰🥰
total 1 replies
Raisa anti
woooy wanita hamil gak boleh nikah👊👊👊👊
Raisa anti
dah kaya istrinya aja kamu ran
Raisa anti
hmm gak mau ngaku padahal mah doyan 🙈
Raisa anti
tar lagi jadi istrinya paling
Raisa anti
wiih mau dong tinggal bareng ardan
Raisa anti
🤣🤣🤣🤣🤣tahan seharian dong
Raisa anti
bangga dihargai mahal yaa 🤣🤣🤣😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!