Menantu Buruk Rupa Menjadi Mafia

Di Indonesia, malam itu terlihat keluarga Xander yang sedang menikmati makan malam. Kemudian mereka membahas acara pernikahan Luna dan Arga yang akan digelar minggu depan.

"Papa ingin sekali secepatnya minggu depan, karena papa ingin melihat putri papa terlihat begitu cantik dengan memakai gaun pengantin." ucap Tuan Abian sambil menikmati makan malamnya, dia berkata seperti itu sambil memandangi Luna.

Luna tersenyum tipis, dia terdiam sejenak. Kemudian dia berkata, "Apa menurut papa Arga adalah seorang pria yang baik?"

"Tentu saja, dia adalah orang baik dan pantas bersanding denganmu." jawab Tuan Abian.

Luna pun bertanya kembali kepada sang ayah, "Bukannya papa sudah berjanji kepadaku kalau aku akan dinikahkan dengan Arga jika ingatanku sudah kembali?"

Tuan Abian menghela nafas sebentar untuk menjawab pertanyaan dari Luna. "Mau sampai kapan? Ini sudah lima tahun lho, Luna. Sampai kini amnesiamu sama sekali tidak ada perkembangan. Lagi pula untuk apa kamu mempermasalahkannya, sudah jelas Arga itu adalah seorang kekasih yang sangat kamu cintai."

Luna pun terdiam. Setelah kecelakaan yang terjadi lima tahun yang lalu, Luna telah mengalami amnesia, sehingga dia tidak dapat mengingat semua kenangan yang ada di masa lalunya, termasuk pernikahannya bersama Jonathan, dia tidak dapat mengingat bahwa sebenarnya statusnya masih sah sebagai seorang istri dari pria bernama Jonathan alias Rafael Wilson.

Arga, Tuan Abian, Selena, dan Bu Amel sengaja merahasiakan semua itu dari Luna, mereka dengan sengaja mengarang sebuah cerita kebohongan yang mengatakan bahwa Luna dan Arga telah berpacaran cukup lama. Bahkan mereka tidak akan membiarkan Luna dapat mengingat Jonathan, suaminya yang miskin dan buruk rupa itu, apalagi Jonathan sudah mati.

Luna mencoba untuk mempercayai ucapan mereka, walaupun sebenarnya dia nampak ragu karena sama sekali tidak dapat mengingat kenangannya bersama Arga. Yang ada, seringkali terlintas di dalam pikirannya ketika dia sedang bersama seorang pria berbadan besar dan wajahnya pas-pasan. Entah siapa orang itu. Setiap kali dia bertanya kepada keluarganya, mereka enggan untuk menjawab pertanyaan dari Luna.

Selena dan Bu Amel lebih memilih untuk menikmati makan malamnya dari pada harus mengurusi kehidupan Luna. Lagi pula Selena saat ini sudah menjabat sebagai CEO, walaupun sementara, selama Luna masih amnesia. Sebuah keberuntungan untuknya.

Awalnya Selena memang sangat iri jika Luna harus mendapatkan pria setampan dan sekaya Arga, dia memang ingin mendapatkan apapun yang dimiliki oleh Luna. Namun, sekarang wanita itu lebih tertarik untuk bisa mendapatkan seorang pria yang jauh segalanya dari Arga.

Pria itu adalah Rafael Wilson. Selena sudah mempersiapkan diri untuk bisa mendapatkannya.

"Aku dengar Rafael Wilson akan segera datang ke Indonesia, dia ingin memilih satu perusahaan di Indonesia untuk bekerjasama dengannya. Karena itulah aku harus bisa meyakinkannya bahwa YBS adalah perusahaan yang pantas bekerjasama dengan Wilson Group."

Bu Amel menimpali perkataan putri kandungnya itu, "Walaupun rasanya mustahil karena masih banyak perusahaan yang jauh diatas YBS. Tapi mama rasa tidak ada salahnya kamu harus mencoba untuk meyakinkan Rafael Wilson agar mau bekerjasama dengan perusahaan kita."

Selena pun berkata dengan penuh rasa percaya diri, "Mama tenang saja, aku yakin bisa membuat Rafael Wilson memilih YBS untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Salah satunya dengan pesonaku."

Tuan Abian terkekeh mendengar perkataan Selena yang nampak tertarik terhadap seorang pria bernama Rafael Wilson itu. "Seleramu sangat tinggi juga, Selena. Papa sangat mendukung kamu jika seandainya kamu bisa menaklukkan hatinya."

Ayah mana yang tidak ingin memiliki seorang menantu seperti Rafael Wilson, seorang pengusaha muda yang kaya raya itu

Luna sama sekali tidak tertarik dengan seorang pria bernama Rafael Wilson itu, bahkan dia tidak ingin tahu bagaimana wajah seorang pria yang telah dipuja oleh banyak wanita itu. Sehingga dia tidak ikut campur dalam percakapan Selena, ayah kandung, dan ibu tirinya yang sedang menceritakan bagaimana hebatnya seorang Rafael Wilson.

"Tentu saja seleraku sangat tinggi, tidak seperti..." Selena tidak meneruskan perkataannya, hampir saja dia keceplosan untuk mengatakan bahwa seleranya sangat tinggi, tidak seperti Luna yang dulu pernah menikah dengan pria jelek dan miskin seperti Jonathan.

"Tidak seperti siapa, kak?" tanya Luna kepada kakak tirinya itu.

Selena terpaksa harus membohongi Luna. "Tidak seperti temanku, padahal dia cantik dan juga kaya raya. Masa seleranya rendah mau menikah dengan pria yang jelek dan gendut?"

Luna pun terdiam, dia menjadi teringat kembali dengan seorang pria yang memiliki perawakan badannya yang cukup besar, mengapa pria itu sering terlintas di dalam pikirannya. Siapakah dia?

...****************...

Di balkon kamar, Luna sedang berdiri sambil menikmati keindahan pemandangan di malam hari. Beberapa kali dia menghembuskan nafasnya dengan berat, mengapa dia sama sekali tidak bisa mengingat apapun yang diceritakan oleh Arga kepadanya.

Arga selalu bercerita tentang awal pertemuan mereka berdua, kemudian Luna yang tergila-gila kepada Arga sampai nekad menyatakan perasaannya duluan, dan bagaimana setianya Arga selama menjadi kekasih Luna. Namun, tak ada sedikitpun Luna mengingat apapun yang dikatakan oleh Arga.

"Mengapa aku menjadi ragu untuk menikah dengan Arga?" keluh Luna. Dia menjadi berkhayal andai saja ada seorang superhero datang untuk membawanya berlari dari pernikahannya nanti.

Luna pun menepis khayalan konyolnya. Siap tidak siap, dia memang harus menikah dengan Arga, selama lima tahun ini pria itu begitu bersabar menunggu Luna untuk dapat mengingat dirinya.