Sekuel Touch Me, Hubby
🍁🍁
Perjodohan karena hutang budi, membuat Sherinda Agastya, gadis cantik dan sedikit ceroboh itu terpaksa menerima pernikahan yang tidak dia inginkan sama sekali. Parahnya lagi orang yang dijodohkan dengannya merupakan kakak kelasnya sendiri.
Lantas, bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Sedangkan Arghani Natakara Bagaskara yang merupakan ketua Osis di sekolahnya tersebut sudah memiliki kekasih.
Bagaimana lanjutan kisah mereka? Baca yuk!
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Mama Ayumna
Bab. 27
Ghani mengangkat satu alisnya. Agak curiga dengan apa yang barusan dikatakan oleh mamanya. Di tambah lagi melihat senyum mama yang tidak pudar sama sekali.
"Siapin gimana lagi? Kamar Ghani udah luas," tanya Ghani semakin menelisik kr arah mamanya.
Sementara mama Ayumna hanya menepuk bahu Ghani pelan.
"Nanti kamu juga tahu sendiri," ujarnya sambil berlalu dari sana.
Ghani yang merasa aneh pun segera naik ke lantai dua dengan sedikit berlari. Sesampainya di depan kamarnya, pria itu berhenti sejenak. Menarik napas panjang, lalu menghembuskannya. Menata mentalnya terlebih dulu, sebelum melihat mahakarya mamanya yang memang ketularan absurdnya dari sang papa. Lebih lagi Om-nya sendiri, Bryan.
"Oke ... tenangin diri lo, Gha. Jangan emosi. Kalau nggak, ntar dimarahi sama suami mama lo sendiri," ucap Ghani menenangkan dirinya terlebih dulu, sebelum mendapat guncangan di luar prediksinya.
Satu
Dua
Tiga
Dan dalam hitungan ke tiga, Ghani membuka pintu kamarnya sendiri dengan teramat sangat pelan. Dengan langkah yang penuh hati-hati, takut-takut kalau sampai mamanya memasang jebakan untuk dirinya.
Ghani mengedarkan pandangan ke segala arah, dan ... dirinya menemukan sesuatu yang mampu membuatnya ingin berteriak rasa-rasanya.
Pingin marah, tapi ini mamanya sendiri yang bikin ulah dengannya.
Pria itu menggeleng kepala sambil memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa pening.
Bagaimana tidak. Nuansa kamar yang sebelumnya biru dark, kini berubah menjadi biru cerah. Mana dipadukan dengan warna peach. Sungguh manis, bukan? Benar-benar bikin ....
"Mamaaaaa!" geramnya tertahan.
Sedangkan mama Ayumna yang berads di ruang tengah pun tengah cekikikan. Membayangkan wajah putranya yang merah padam, sungguh menggemaskan baginya.
"Kamu itu, Ma. Nggak bisa liat anaknya tenang dikit," ucap papa Langit yang berada di sebelahnya sambil memangku sebuah tablet. Biasa, selalu mengecek pekerjaan anak buahnya dari benda tersebut.
Mama Ayumna masih belum bisa menghentikan tawanya.
"Nggak apa-apa, Mas. Orang aku cuma rubah warnanya doang. Soalnya nih ya, Mas. Aku liat Rinda itu anak nya ceria. Jadi kalau tidur di kamar yang gelap kayak gitu udah jelas nggak bakalan betah, kan. Ya udah, daripada menantu Mama itu nggak mau tinggal di sini nantinya, Mama putusin buat ganti warna aja," jelas mama Ayumna.
Papa Langit menggeleng kepala dengan sikap istrinya. Tidak ada yang berani mengusik wanita di sampingnya ini jika sudah bertindak.
Ghani segera mengemudikan mobilnya menuju ke rumah mertuanya lagi. Berniat untuk menjemput gadis yang sungguh merepotkan dirinya. Belum juga masuk ke dalam rumahnya saja sudah bisa mengubah seluruh tatanan kamarnya menjadi girly.
Kendaraan roda empat itu sampai di halaman rumah keluarga Agastya. Hujan sudah reda. Hanya menyisakan tanah yang lembab.
Ghani mengetuk pintu utama rumah tersebut. Meskipun sudah menjadi menantu keluarga itu, Ghani agak sungkan jika main masuk begitu saja.
"Loh, Ghani? Baru pulang?" sapa seorang yang baru saja membukakan pintu.
"Iya, Bu. Tadi Ghani pulang ke rumah lebih dulu. Ambil mobil," jawab Ghani yang masih berada di ambang pintu.
Bu Mela baru tersadar menantunya masih berada di luar, pun wanita itu menyuruh Ghani masuk lebih dulu.
"Kan di sini juga ada mobil, Nak. Kenapa malah ambil di rumah?" tanya bu Mela penasaran.
Ghani tersenyum, bingung juga mau menyampaikannya seperti apa. Takut kalau sampai nanti tidak diijinkan untuk pulang. Sedangkan jam sebelas nanti ia ada acara.
"Mau ajak Rinda pulang ke rumah, Bu. Mama menanyakan terus,"jawab Ghani yang pada akhirnya membawa nama mamanya untuk dijadikan alasan.
Bu Mela tidak bisa melarang. Toh, mereka sudah menikah. Lagi pula Ghani juga pria yang bertanggung jawab menurut cerita dari suaminya.
"Oh, itu terserah kalian. Ibu cuma pesan, tolong jaga Rinda ya nanti, Nak. Meskipun dia sangat keras kepala, tetapi hatinya sangat lembut. Suka nangis dalam diam. Dia sebenarnya anak yang rapuh," pesan bu Mela kepada menantunya.
Ghani mengangguk. "Iya, Bu."
"Ya sudah, istrimu ada di kamar. Habis kehujanan tadi belum keluar sama sekali," ucap bu Mela.