Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Mulai hari ini Kei kembali ke markas untuk mengambil barang² untuk pindah kevilla itu menjalankan misinya,
Saat berjalan dilorong Kei berpapasan pada bodyguard yang lain
"Hei bung" sapa lelaki yang bernama Jack dan juga kawan disampingnya bernama Robi
"Oh..Hai" sapa ramah Kei
"Apa kau membawa oleh² dari jepang kemarin? " tanya robi pada Kei sebagai candaan
"Tentu saja aku membawa oleh² untuk kalian semua, sudah aku siapkan diruang santai. Kalian nikmati lah oleh itu bersama teman2 yang lain" ujarnya pada 2 pria itu
"Wah wah, apa kau pulang kampung untuk menemui kekasihmu? Tampaknya kau lebih Fresh setelah pulang kampung, ahahah" goda Jack pada Kei
"Kau ini... Aku melepas rindu pada keluargaku disana sebelum nanti aku tak dapat pulang beberapa tahun kedepan kan." Jack Dan Robi mengangguk menyetujui apa yang diucapkan Kei
"kau benar sobat, bekerja disini memang sulit untuk kita pergi seenaknya tapi gaji bekerja disini sangat memuaskan" mereka tertawa bersama
.
.
Kei sudah berada divilla sekarang, dia menempati kamar yang berada dipaviliun villa bersama dengan pengawal yang lain serta para Maid dengan ruangan terpisah laki dan perempuan
Kini Kei akan mengawal Livia ditaman belakang
Livia terlihat sangat cantik dengan celana panjang dan juga blouse yang sangat pas ditubuhnya... Livia memakai sarung tangan untuk menanam bunga disana
"Mm... Siapa namamu? Aku lupa" tanya Livia dengan wajah yang sudah terkena tanah, itu sangat menggemaskan dimata Kei
"Namaku Kei, Nyonya. Apa anda butuh bantuan?"
"em.. Tolong pindahkan pot itu kesini" tunjuk Livia pada tanaman dipot besar itu
"Tentu nyonya" Kei mulai menggulung baju lengannya sampai siku, dengan mudah mengangkat pot besar itu
"wah... Kau cukup kuat, terimakasih" Livia tidak menyadari kalau ucapan sederhananya mampu membuat sudut bibir Kei terangkat
"Saya akan selalu siap membantumu nyonya"
"kalau begitu kau ambil sarung tangan lagi digudang dan bantu aku menanam ini semua, oke?"
"Baik nyonya" patuh Kei segera melaksanakan tugasnya
jam 11 Livia menyudahi aktivitasnya ditaman belakang
Sekarang ia tengah mandi lalu bersiap² karena Arthur akan menjemputnya setelah ini..mereka akan pergi bulan madu menyusuri pantai di bournemouth
Mendengar suara mobil suaminya sudah sampai Livia yang kegirangan berlari menuruni tangga
Kei yang berjaga didepan pintu kamar melihat nonanya berlari menuruni tangga segera menyusul, takut terjadi sesuatu dengannya.
Benar saja saat pijakan terakhir anak tangga Livia tersandung
"Nyonya!!!"
"Aaak.." memejamkan mata erat menunggu rasa sakit menyelimuti badannya, namun ia malah merasakan sebuah tangan melingkar dipinggangnya
Livia membuka matanya... Melihat penyelamatnya yang ternyata suaminya
"Ar.... "
"Lain kali tunggu aku dikamar, jangan berlari seperti tadi lagi... Bagaimana jika kakimu terkilir dan kita tidak jadi pergi" menatap dalam istrinya
"maaf, aku akan memperhatikan jalanku... Kita pergi sekarang kan ?" Arthur menarik hidung mancung istrinya
"kau sudah tidak sabar, hm?" Livia menganggukkan kepalanya semangat
"Baiklah.. Ayo kita pergi sekarang"
Dari atas tangga Kei memperhatikan pasangan itu dengan tatapan yang sulit diartikan
Melangkahkan kakinya menyusul pasangan itu
.
Dalam mobil Arthur menekan earphone ditelinganya
"jaga dari jarak jauh.., perketat keamanan"
"Baik bos"
Tut..
.
.
30 menit perjalanan kini mereka sudah sampai dipenginapan. Setibanya dikamar Arthur membaringkan tubuhnya, sementara istrinya dengan semangat melihat sekitar pantai...
merentangkan tangan membiarkan hembusan angin laut menerpanya
"ini sangat menyegarkan" lalu lekas kembali menghampiri suaminya dikamar
Livia melihat suaminya berbaring memejamkan mata, perlahan merangkak naik ke ranjang menduduki perut Arthur..
Arthur menahan pinggang sang istri yang duduk diatas perut Sixpacknya
"Ar...ayo kita makan dulu, setelah itu main air" ucap Livia seperti anak kecil membuat Arthur yang mendengarnya merasa gemas
"aku sudah memesan makanan, nanti mereka akan mengantarnya kesini"
"huft.. Baiklah"
"kamu sudah sangat lapar?" Livia menggeleng, Arthur tau maksud istrinya. Livia ingin makan sekarang supaya nanti bisa berlama² main air
"Sayang.... " kini livia merayu Arthur
"Katakan saja sayang" Livia tersenyum mengembang suaminya memang peka
Livia merendahkan wajahnya mengecup sudut bibir suaminya...
"Bolehkah aku... Aku...pakai bikini?"
"Hm... Boleh" jawab suaminya yang masih memejamkan matanya
'Apa aku tidak salah dengar?' batinnya
seingat Livia waktu umurnya 14 tahun...keluarga mereka berlibur kepantai... Hanya mereka bertiga yang bermain dipantai, Arthur, dirinya dan Kevin sedangkan orang tua mereka mengawasi dari jauh
Arthur melarangnya memakai pakaian yang terlalu terbuka karena banyak pengunjung disana.. jadilah dia menggunakan kaos oblong dengan bawahan leging
Arthur berusaha melindungi adik²nya
"Kamu sungguh² dengan ucapanmu"
"kamu ingin aku berubah pikiran?"
"eh..tidak tidak tidak" ucapnya cepat menggelengkan kepala
Livia mengecup bibir suaminya, namun Arthur tak menyambut ciumannya. Akhirnya Livia mengecupnya lagi namun membiarkan kedua bibir itu menempel tanpa ada gerakan
'Apa dia tidur?' lalu mulutnya bergerak melumat bibir Arthur
Padahal sedari tadi bibir Arthur sudah gatal ingin menerkam wanitanya, namun ia memilih diam saja ingin mengetahui inisiatif istrinya
Setelah melumat 3 menit Arthur akhirnya kalah, ia tidak bisa menahan hasratnya membalas lumatan itu
Tapi kegiatan mereka harus berhenti karena pelayan sudah didepan pintu mengantarkan makanan mereka
Tok..Tok..Tok...
'Sial' Arthur mengumpati pelayan itu datang disaat waktu yang tidak tepat
"Aku akan membuka pintu" Livia beranjak menuju pintu, sedangkan Arthur memilih menyelesaikan urusannya dikamar mandi
Ceklek...
"saya mengantarkan makanan anda nyonya" ucap pelayan itu dengan ramah
"Terimakasih" balas Livia juga tak kalah ramah
Livia mendorong trolly masuk kedalam kamar dan menyiapkannya dimeja makan yang tersedia di sana.
10 menit menunggu akhirnya Arthur keluar dengan keadaan segar rambutnya basah, hanya menggunakan handuk sebagai penutup asetnya dan satu handuk kecil untuk menggosok rambutnya
Livia tak bisa berhenti menatap perut sixpack suaminya
"kamu ingin menyentuhnya?" seolah tahu isi pikiran istrinya
"eh...tidak, kemarilah" Livia mengelak lalu menepuk kursi disampingnya
Arthur terkekeh melihat tingkah istrinya
.
.
.
kini mereka sudah dipantai.. Livia merasa sangat senang bisa berlari kesana kemari, Arthur ikut bahagia melihat tawa sang istri
"Ar...apa aku terlihat cantik dan seksi?" Livia menunjukkan lekuk tubuhnya berpose seperti model
Arthur menarik pinggang istrinya sehingga tak ada jarak diantara mereka
"Sangat sangat sexy, apalagi tidak memakai sehelai benang pun hingga aku ingin menerkammu disini" lirih Arthur di telinga istrinya
"Coba saja kalau bisa" tantang Livia pada suaminya
"Aaaakh.." teriak Arthur setelah istrinya mencubit pinggangnya, Livia berhasil kabur dari pelukan suaminya
mau tak mau Arthur mengejar istrinya, Livia lupa kalau suaminya adalah seorang mafia sehingga dapat dengan mudah menangkapnya
Arthur menarik tangan istrinya lalu memeluk Livia dari belakang sampai mereka terjatuh diatas pasir hangat itu sehingga kini posisi Livia berada dibawah kungkungan suaminya. Tangan Arthur menahan tangan istrinya dikedua sisi, livia tak bisa lagi memberontak
"kau sangat licik" ucap Arthur mendekatkan wajahnya
"aku belajar darimu" bangga Livia lalu mencuri kecupan dibibir itu
"kau memang benar² licik dan nakal, hm" kemudian Arthur menggelitik pinggang istrinya
"ahahaa haha haha..sudah...sudah..geli. Ar..geli hahahaha"
Arthur menyudahi gelitikannya, memperhatikan wajah istrinya yang sudah memerah..
melumat rakus bibir merekah istrinya, "kamu harus dihukum, aku sudah menangkapmu kan? Jadi hukumannya adalah kita bercinta disini" Livia melotot mendengar itu
"tidaaak!... Orang lain akan melihat Ar"
" berarti jika tidak ada orang, kamu mau bercinta disini?"
"bukan begitu, baiklah...bagaimana kalau hukumannya nanti malam saja oke? Kau bebas melakukannya, setuju?" Livia mencoba memberi pilihan
"baiklah... Kau jangan menyesal meminta untuk berhenti ditengah²" setuju Arthur
"oke..oke, ayo sekarang kita main yang lain"
menggendong istrinya ala koala menuju speedboat yang sudah disediakan didermaga
"pemandangannya indah sekali sayang"
"hm..sepertimu" gombal Arthur mulai menjalankan speedboat nya
Livia tertawa girang memeluk Arthur dari belakang. Arthur dengan lihai membawa speedboat itu .
.
.
.
Sekarang sudah sore...mereka sudah puas bermain hari ini, duduk diatas pasir menikmati pemandangan sunset diujung laut.. menambah kesan romantis
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai jumpa lagi nih...
Gimana ada yang kangen ga?
Ceritanya bagus ga nih? Coba dong komen
Kalian Boleh kasih saran ya, aku masih pemula.. Bimbingan dari kalian akan sangat berarti untukku
Jangan lupa tinggalkan jejak komentar, Like, Subs, vote serta beri gift
Salam sayang untuk semua... Sampai jumpa lagi🥰🤗