seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kerajaan suci
Kelompok Sasha akhirnya sampai di kota suci sancthum. Di sisi lain para Centaur telah berpisah melanjutkan migrasi mereka, mereka turun dari kereta kuda mereka. Selagi kereta kuda mereka di periksa, Sasha antri di gerbang kota. Antriannya panjang tetapi juga maju dengan cepat.
Karena Gail dan Astra sudah pernah datang dan di test maka mereka bisa langsung lewat. Jadi Sasha harus melakukan test seperti orang orang baru yang datang.
Sasha kemudian mengintip melalui barisan dan ia melihat tenda, di bawahnya terdapat meja dan bola kristal yang ia kenali. "waah... Ternyata benar benar kristal karma... Kalau begitu... scales of karma"
Di hadapannya muncul sebuah timbangan yang sejajar. Terdapat topeng setengah komedi dan setengah tragedi di tengahnya. Sasha lalu menaruh tangannya di bagian kanan timbangan tersebut. Bagian kanan [komedi] mengeluarkan cahaya.
(baiklah... Untuk sementara waktu aku tidak bisa menggunakan sihir hitam... Tidak masalah. Masih banyak mantra dari sihir suci yang bisa aku gunakan)
Di sisi lain Goven berdiri di bawah tenda test. Pendeta di sana terlihat tegang sambil mengetes dan membiarkan maupun mengusir orang orang. Sebelum ia menoleh ke arah Goven.
"t-tuan Goven... K-kenapa anda ada di sini ? Apa anda menunggu seseorang ?"
Goven mengangguk. "aku menunggu seseorang yang penting, dia ada di barisan ini. Tolong lanjutkan pekerjaanmu"
"b-baik tuan..."
Pengunjung datang ke tenda lalu meletakan tangannya di atas bola kristal itu, kemudian itu mengeluarkan cahaya. "masuklah, nikmati waktumu di sini" ucap sang pendeta dengan ramah, membiarkan pengunjung itu masuk.
Kemudian seorang pengunjung lain masuk ke tenda. Dia menaruh lengannya di atas bola kristal itu. Namun kristal itu berubah menjadi dingin lalu menghitam.
Wajah sang pendeta yang duduk itu berubah menjadi suram. "kau tidak di terima di kota suci ini... Pergi dari sini sebelum aku memanggil penjaga"
Pria itu langsung berlutut. "aku mohon biarkan aku masuk, a-aku baru saja kabur dari solier, karena kamu tahu kenapa, dan..."
"kau kabur dari solier ?! Apa lagi itu ! Pergi sana, sebelum aku kehilangan kesabaranku !"
"tolonglah ! Aku tidak punya makanan lagi setidaknya..."
Pendeta itu melempar sebuah kantong berisi makanan ke wajah pria itu hingga jatuh. "makan tuh ! Sekarang pergi !"
Pria itu pun mengambil kantong itu dan pergi dengan pasrah. Di sisi lain sang pendeta menghela nafas lega. Goven berdiri di sana menyaksikan semua itu. "sepertinya banyak orang yang kabur dari solier yah ?"
Sang pendeta mengangguk. "begitulah... Para imigran ilegal terus terusan masuk ke negeri kita ini... Banyak dari mereka adalah tentara bayaran yang pada dasarnya orang jahat... Akhir akhir ini juga banyak karavan pedagang di serang oleh imigran ini"
Mendengar ini Goven mengerutkan alisnya. "begitu yah... Dasar, tidak heran negeri solier jatuh ke dalam perang saudara. Orang orangnya saja seperti itu"
Tidak lama Sasha akhirnya sampai di tenda. Pendeta yang melihat Sasha awalnya biasa biasa saja. Namun ketika merasakan auranya dan melihat kedua matanya yang merah ia langsung melompat.
"V-vampir !" sambil mengambil tongkatnya yang hampir jatuh di sisinya.
"tunggu ! Tenanglah... Dia orang yang aku tunggu" Goven sambil memegang tongkat pendeta itu.
"t-tuan d-dia vampir..."
"aku tahu... Sekarang lakukan saja tugasmu"
"b-baiklah, n-nona silakan tarung tanganmu di atas bola kristal itu" sambil berdiri dan waspada.
(ini lah kenapa aku tidak suga negeri pengguna sihir suci...) pikirnya dengan kesal sebelum ia menaruh tangannya di atas kristal itu.
Seketika kristal itu mengeluarkan cahaya hangat berwarna kuning. Goven dan pendeta itu kaget melihat itu. "a-apa apaan ini ! K-kebajikan apa yang telah kau lakukan untuk melakukan ini ?!"
"Sasha... Kamu..." Goven dengan takjub.
Di sisi lain Sasha terlihat canggung. (waduh... Sepertinya aku meningkatkan karmaku terlalu tinggi... Ya sudahlah...)
"jadi... Boleh aku masuk sekarang ?"
"t-tentu ! Silakan nona..."
Sasha lalu menghampiri Goven. "ayo apa yang kau tu tunggu ?"
Goven tersadar dari kekagumannya. "o-oh iya... A-ayo, Gail dan Astra sudah menunggu di kereta kuda"
Tidak lama mereka memasuki kota suci dengan kereta kuda. Di dalam sana benar benar berbeda dengan ibu kota Angran. Bangunanya lebih mewah mereka semua tinggi dan megah bahkan tanahnya pun diperkuat di gantikan bata tersusun rapi. Orang orang di dalam sana terlihat makmur para petualang juga terlihat berkeliaran di dekat gerbang keluar dan bar.
"jadi, Sasha... Bagaimana menurutmu kota suci sancthum ? Megah kan ?"
"biasa saja" dengan wajah tidak terkesan.
"o-oh... Y-ya... Kamu mungkin baru melihatnya di jalan utama saja kan ? Ada banyak spot yang mungkin kamu suka di kota ini..."
"tidak... Aku tidak tertarik"
Astra kemudian bertanya . "dari ekspresimu itu... Apa kamu pernah masuk ke kota sebuah negara yang lebih megah dari ini ? Maksudku... Aku akui bahkan Angran kalah megah dengan negeri ini"
"terimakasih" ucap Goven mendengar itu.
Sasha melamun sebenar. (kota yang megah yah... Kota yang megah yang ada di Overworld banyak sih... Tapi yang paling megah yah... Yang paling keren... Ah ! Kota yang ada di campaign main story: city of gold. jelas yang paling keren)
"yah... Nama kotanya adalah khadat... Kota itu sangat besar dan megah... Setiap batanya terbuat dari emas, bahkan prajurit dan orang orangnya memiliki emas di pakaian dan armor mereka... Uang tidak bernilai bagi mereka, mereka hanya menerima barter barang"
"kota yang terbuat dari emas... Yang benar saja... Itu mustahil" ucap astra tidak percaya.
"itu pilihanmu untuk percaya atau tidak... Aku hanya menceritakan pengalamanku"
Tidak lama mereka memasuki benteng ke dua. Sasha mengangkat alisnya selagi memasuki gerbang ke dua. "benteng ke dua"
Goven mengangguk dengan senyuman. "benar, di sini tempat..."
"bangsawan tinggal ? Yah... Aku sudah menduganya setelah aku mengetahui kota ini memiliki dua benteng... Di tempatku itu di panggil, stratifikasi sosial..."
"stratifikasi sosial ? Apa itu ?" tanya gail sambil memiringkan kepalanya.
"lupakan saja... Itu tidak penting..." Sasha kemudian bersandar ke belakang.
Tidak lama mereka sampai di istana sancthum, bentuknya lebih mirip seperti kuil raksasa di bandingkan sebuah istana. Ukurannya tiga kali lipat lebih besar di bandingkan Angran. Mereka memasukinya, ketika cukup dalam mereka sampai di sebuah pintu besar.
"baiklah... Di balik sana adalah ruang tahta... Jadi Sasha. Tunggu di sini"
"tunggu ! Terakhir kali aku di tinggalkan seperti ini aku di serang oleh seseorang"
Gail dengan canggung. "y-yah... Itu kesalah pahaman kecil..."
Goven melihat ke salah satu bawahannya. "halltick... Tolong dampingi Sasha selagi kami melapor kepada sang ratu dan gadis suci"
Halltick mengangguk. "tentu tuan..." Mereka pun masuk ke ruang tahta meninggalkan Sasha dan halltick.