"Bagaimana jika orang tua kita tahu kita pernah memiliki hubungan?"
"Jangan sampai mereka tahu, ingat hubungan kita sudah berakhir! Sekarang, kamu sudah di miliki orang lain!"
"Hubungan rahasia kita, masih bisa berlanjut bukan, Chiara?"
Rajendra dan Chiara kembali bertemu setelah tujuh tahun lama nya mereka berpisah. Pertemuan keduanya, menjadi masalah baru. Di tambah, Rajendra kembali tak seorang diri, melainkan bersama calon tunangannya.
Hubungan Rajendra dan Chiara di masa lalu sangat dekat, sampai orang tak mengira jika keduanya memiliki hubungan yang sangat spesial. Naasnya, hubungan keduanya kandas.
Sekarang keduanya kembali bertemu, mencoba memahami posisi masing-masing dengan menjadi sepupu yang baik. Namun siapa sangka, jika Rajendra tak mau melepas Chiara yang pernah bertahta di hatinya.
"Aku tidak pantas untukmu, tapi aku sakit melihatmu bersama yang lain,"
Di saat cinta mereka bersatu, akan kah orang tua Chiara dapat menerima Rajendra yang hanya seorang anak angkat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet heart
Pagi sekali Chiara sudah bangun bersiap ke kantor, tapi dia melihatan lemas dan lesu. Kakinya menuruni anak tangga dengan perlahan, sampai Daffi yang sedang melahap buah sembari duduk di tangga mel0ng0 melihat kakak perempuannya sepagi ini sudah bangun.
"Apa ada alien hari ini?" Daffi berlari ke arah jendela besar, ia melihat matahari yang masih malu menampakkan dirinya.
"Tidak ada. Tapi kenapa kakakku jadi bangun pagi sekali? Kalau ada buku sejarah, pasti Kak Chiara masuk ke dalam daftar keajaiban dunia. Ck, dia itu ratu tidur. Jangankan suara lonceng menara, suara teriakan miimi peri juga tak dapat membuatnya bangun." Gumam Daffi.
"Apa yang sedang kamu bicarakan?" Kaisar mengejutkan adiknya itu.
"Jalanmu itu kayang yah Bang?! Kenapa aku tidak mendengarnya sama sekali?!" Pekik Daffi kesal.
Kaisar menepuk pelan kepala belakang adiknya hingga membuat anak itu mengaduh. "Jangan sembarangan! Sedang bicara apa tadi?"
"Kak Chia sudah bangun, aku kira ada alien turun ke bumi." Terang Daffi yang mana membuat Kaisar terkejut. Tak percaya, Kaisar buru-buru lari ke meja makan dan benar saja. Dia melihat Chiara tengah melahap roti namun pandangannya terlihat lemah.
"Wah wah waaah, ratu tidur sudah banyak berubah. Katakan, apa yang akan terjadi di kantor hari ini?" Kaisar duduk dk hadakan Chiara, ia lalu menangkup kedua pipinya dan menatap kakaknya dengan senyuman menggoda.
"Jangan mulai Kai, aku sedang tidak mood hari ini." Balas Chiara lemas.
"Selamat pagi kesayangan Mamiii!" Serra dan Dean baru masuk ke ruang makan, sembari Serra menggulung rambutnya berniat akan memasak sarapan. Namun, langkahnya terhenti kala melihat sosok gadis yang sudah bangun sepagi ini.
"Astagaaaa! Mami punya anak gadiiiis? Oh ya ampun Papi, Mami hampir lupa punya anak gadis satu!" Serra menepuk keningnya, matanya mel0t0t seolah hendak keluar. Ia menunjuk pada Chiara yang menatap malas ke arahnya. Ini lah yang tidak Chiara suka dirinya menjadi rajin. seolah, penduduk bumi mendapatkan keajaiban dunia.
"Hais, putriku akan berubah menjadi baik." Dena metangkul Chiara dan meng3cup keningnya.
"Katakan, pria mana yang sedang menjadi targetmu?"
Serra dan kedua putranya langsung menatap ke arah Chiara. Sampai, Kaisar dan Daffi naik ke atas meja dan mendekatkan wajahnya pada wajah kakak mereka itu. Chiara yang melihat itu merasa tertekan, ia menatap takut sekelilingnya.
"A-apaan sih, target a-apa?"
"Aku rasa Kak Chiara ini klepek-klepek sama Bang Cakra."
"Cakqar ayam itu? Ih jangan lah, mending temanku yang anak puunk itu coooocok sama Kak Chiara! Sama-sama wataados! Wajah tanpa dosa! Hahahah!" Kaisar tertawa lepas menanggapi perkataan adiknya.
Kesal dengan itu, Chiara memasukkan roti sisaannya ke dalam mulut Kaisar hingga menbuat adiknya itu hampir tersedak. Chiara memilih beranjak berdiri dan langsung pergi ke kantor.
"Eeeh Chia, bentar dulu!" Serra berlari ke dapur dan gak lama kembali dengan paper bag coklat di tangannya.
"Mampir ke rumah Om Eric yah, ini jahe titipan Tantemu buat bikin air jahe untuk Rajendra. Masih demam dia, di bawa ke rumah sakit enggak mau. Yah, kamu antar!"
Chiara cemberut kesal, apalagi mengingat tentang malam. Dirinya bukan bangun lebih pagi tapi belum tidur! Yah, dia sama sekali belum tidur karena kesal dengan Rajendra dan berpikiran negatif tentang Rajendra dan juga Berlina.
"Kenapa cemberut gitu? Gak mau?"
"Mauu." Chiara mengambil paper bag itu dan beranjak pergi, meninggalkan keluarganya yang saling melempar tatapan dengan bingung.
.
.
.
Ting Tong!
Ting Tong!
Chiara menekan bell rumah Eric, ia menunggu seseorang membukakan pintu. Tak lama, seorang wanita keluar, Chiara tersenyum melihat wanita yang sudah lama tidak dirinya lihat
"Astaga, Non Chia?!"
"Apa kabar Kak Nia,"
Chiara menatap wanita yang bekerja sebagai maid di rumah Eric. Keduanya cukup akrab dulu, apalagi saat Chiara sering datang ke rumah ini. Seolah melepas rindu, keduanya saling berpelukan. Chiara tak pernah merasa perbedaan karena pekerjaan, ia ramah pada orang yang baik padanya.
"Makin cantik aja, ih padahal dulu gemes banget kamu tuh!"
"Kak Nia bisa aja. Oh iya, om dan tante ada? Aku mau berikan ini, titipan dari mama." Ucap Chiara menyodorkan paper bag coklat di tangannya.
"Ih masuk dulu, tuh Tuan Rajendra masih demam! Semalaman gak bisa tidur, di bawa ke rumah sakit enggak mau. Non lihat dulu gih, bibi mau lanjut masak yah!" Bi Nia menarik tangan Chiara dan mengajaknya masuk. Tentunya, Chiara tak bisa mengelak.
"Tuaaan, ada Non Chia datang!" Bi Nia mengetuk pintu kamar Rajendra. Tak lama, pria itu membukanya.
Rajendra muncul dengan celana panjang dan baju panjang seperti di musim dingin. Kantung mata pria itu terlihat gelap, wajahnya pun pucat seolah tak ada aliran darah yang mengalir. Pandangannya langsung jatuh pada sosok gadis cantik yang semalaman ini dia pikirkan.
"Bibi tinggal dulu yah!" Bi Nia pergi sengan membawa barang yang Chiara berikan. Meninggalkan kedia orang yang saling berselimut canggung.
"Masuklah,"
Rajendra masuk lebih dulu, barulah Chiara mengikutinya. Ia menatap kamar pria itu yang tak berbeda jauh dari terakhir kali dirinya datang. Bahkan, masih ada foto masa kecil mereka. Sementara, di kamarnya ia membuang semua hal yang bersangkutan dengan Rajendra.
"Duduklah." Pinta Rajendra menepuk sebelahnya. Pria itu memilih menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya.
Chiara dengan ragu duduk di samping Rajendra, ia menatap sekitar sembari tangannya menggenggam satu sama lain. Dulu tak ada rasa canggung, Chiara bercerita dengan bebas. Namun, setelah hubungan keduanya retak, keduanya pun menjadi asing.
"Eh?!"
Chiara tersentak kaget saat Rajendra tiba-tiba merebahkan kepala di pangkuannya. Ia lekas mendorong kepala pria itu, tapi Rajendra justru menahan kepalanya. Dengan santai, pria itu memejamkan matanya dan mencoba tertidur.
"Bang, jangan gini ... nanti Tante lihat gimana?" Chiara panik, menatap pintu yang memang sengaja di buka.
"Emang kita ngapain? Sebentar saja, aku mengantuk sekali." Rajendra mencoba memejamkan matanya, tak lama denggkuran halus terdengar.
Chiara menunduk, menatap wajah pria yang pernah membuat luka di hatinya. Sekeras apapun Chiara membencinya, dia tak dapat melakukannya. Apa sudah sejauh itu Chiara mencintainya?
Perlahan tangan Chiara terangkat, mengelus lembut rambut tebal Rajendra. Saat mereka memiliki hubungan dulu, Rajendra suka sekali bermanja dengannya sepeerti ini dan Chiara semang akan hal itu. Tapi kali ini, dia sakit melihat wajah pria yang ada di pangkuannya saat ini.
"Kenapa kamu kembali hanya untuk menyakitiku Bang?"
Beberapa saat kemudian, Rajendra terbangun dari tidurnya. Pertama kali yang ia lihat adalah wajah cantik Chiara yang terlelap tidur sembari bersandar pada lengan sofa. Gegas, Rajendra beranjak duduk dan menatap gadis itu dengan tatapan dalam.
"Apa semalam juga kamu tidak tidur hm?" Rajendra mengelus lembut pipi Chiara yang terasa halus.
Ia lalu berinisiatif membawa Chiara dalam gendongannya dan meletakkannya di ranjang. Tak mungkin, ia biarkan gadis itu tidur dalam posisi duduk di sofa. perlahan ia rebahkan, agar gadis manis itu tak terbangun.
"Jangan ganggu!" Omel Chiara dalam tidurnya.
Rajendra tersenyum, ia meng3cup lembut kening Chiara. Setelah sekian lama, ia kembali melakukannya. Hal yang paling ia senang ketika dekat dengan gadis itu.
"Apa kamu masih mencintaiku, Sweet heart?"
Tanpa Rajendra sadari, Eric menyaksikannya. Ia melihat bagaimana putranya meng3cup kening keponakannya dengan begitu lembut. Bahkan, Rajendra menanyakan tentang cinta pada Chiara?
"Pernah ada hubungan apa di antara keduanya?" Batin Eric dengan ekspresi yang syok.
_____
Langsung triple, jangan lupa dukungannya😍
bentar lagi nih dag dig dug hatikuuu😆
engg gt jg konsepnya Chiara wkwkwk 🤣🤣
gmn kembal enak di pacal sana main katanya mau ke pacal sudah di antar Papa malah gelenditan di kaki Papa🤣🤣🤣🤣🤣sdh mulai kocak bocil muncul.
pagi-pagi sdh tegang marah eh ini hiburan si kembal dan Rayga bs fres aku nanti kl sebelah UP kumpulin tenaga duku di sini.
mau pulang Si Kembal apa mau cari Bi Lili,jd si kembal seperti Papa Rajendra ya g bs makan coklat krn akan sakit dan sesak berakhir di Rumah sakit. padahal suka.