Peluk Aku Sekali Lagi Ayah

Malik datang untuk melihat kondisi zian, ia sedih kenapa. Harus sahabatnya yang merasakan sakit kenapa harus zian. 

"Zi... Seharusnya lu bilang ama gua, gua gk ngerasa keberatan kalau harus antar jemput lu kerja asal lu baik baik aja, liat lu kaya gini sebagai sahabat lu ngerasa gak guna! "

Malik berbicara dengan zian meski pun tak ada balasan. 

"Malik sebaiknya kamu pulang udah, nanti orang tua kamu khawatir" titah reno

Malik pun pulang, ia berharap zian akan bangun. Andre yang baru tiba akan menengok zian, ditatap dengan sinis oleh reno dan malik saat berpapasan. 

"Assalamu'alaikum, bang ghimna keadaan zian apa udah membaik ? "

"Ndre kamu gak usah sok baik segala, bukannya kamu senang dengan keadaan zian sekarang"

"Bang kenapa,? Sejak aku datang ke keluarga abang tak pernah menyukaiku? "

Andre masih mengontrol emosi nya, ia tak ingin terpancing oleh ucapan reno. Kedatangan nya kesana hanya ingin memastikan kondisi zian, dan itu membuatnya puas. 

"Zian juga udah jadi saudara aku bang, aku juga udah jadi adik abang"ucap andre dengan lirih

Angga tiba disana ia merasa aneh dengan sikap andre yang terlihat sedih, reno menyuruh angga agar menjauhkan andre dari zian. 

" angga sebaiknya bawa pergi dia dari sini, atau abang akan berbuat kasar! "

"Aku juga gak akan sudi kemari kalau andre tidak memaksa aku untuk menengok pembunuh ibu" ucap angga emosi

"Angga sudah abang jelaskan semua bukan salah zian, kamu harus faham itu, itu semua musibah dan kita harus menerimanya"

Reno sudah tidak sanggup lagi harus menjelaskan seperti apa pada angga, ia sudah berusaha membuat angga mengerti tapi hanya kebencian yang terlihat dimatanya. 

"Ngga sebaiknya kita pulang, " ajak andre

Andre puas karna sudah membuat hubungan saudara itu renggang, ia masih ingin menjadikan zian sasaran balas dendamnya. 

"Dek... Kamu bangun ya! Masih ada abang yang selalu percaya dengan kamu" ucap reno lirih

Esoknya doker Ardi memeriksa keadaan zian, dan semaunya tidak berubah, reno berharap adiknya segera bangun. Mungkin nanti ia akan mengajak zian untuk tinggal di apartemen milik nya, ia juga punya usaha resto yang dirintis sejak awal kuliah dan seiring waktu usaha nya berkembang. 

Mata yang terpejam mulai terbuka, mata itu menyipit karna sinar lampu yang menyilaukan. 

"A.. Ba.. Ng... " ucap zian parau dan pelan

"Dek, kamu bangun alhamdulillah, sebentar abang panggil dokter dulu"

Dokter Ardi kembali memeriksa zian, ia tersenyum karan zian sudah bisa. Melewati ini semua, "

Reno menemui zian, ia senang adiknya itu sudah membuka matanya kembali. 

"Bang... Aku haus... " pinta zian

Reno segera membenarkan posisi duduk zian dan memberikan minum pada adiknya itu. 

"Dek kamu gak usah kerja lagi ya, kamu tinggal bareng abang aja, alhamdulillah abang udah punya tempat tinggal sendiri kita tinggal disana aja. Untuk ijin sama ayah dan bang Zean itu urusan abang aja" ujar reno

Tak lama Zean dan surya tiba dirumah sakit, surya senang karna putra nya sudah membaik, namun ucapan reno yang akan membawa zian tinggal bersama nya membuat surya marah. 

"Ayah gak akan ijinkan kamu bawa zian tinggal dengan kamu apalagi dengan kondisinya saat ini" tolak surya

"Aku gak perlu ijin dari ayah, karna zian juga sudah dewasa ia bisa menetukan keputusan nya sendiri" sanggah reno

"Dek, apa keinginan kamu? apa kamu mau tinggal bersama bang reno? " sela Zean

"Aku mau tinggal bareng bang reno aja, " jawab zian

"Kalau ayah ingin aku dan Zian kembali kerumah, maka usir andre karna andre pengaruh buruk bagi keluarga kita" ujar reno

Surya memijat pelipisnya, ia bingung harus bagaimana di satu sisi anaknya sisi lain anak. Yang di angkat olehnya dengan janji untuk memberinya kebahagiaan...