Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimas Vs Edgar
Pagi itu, Elina bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan bagi dirinya, Alex, dan Edgar.
Edgar datang pagi-pagi sekali membawa sayur, buah, daging dan bahan dapur lainnya.
Ketika Edgar bermain dengan Alex diruang tamu, Elina mengganti sayur dan buah yang dibawa Edgar dengan yang ada diruang.
Suasana di dapur Edgar yang minimalis dan rapi membuat Elina merasa nyaman memasak.
Ia memutuskan untuk membuat hidangan yang sederhana tapi bergizi, cocok untuk sarapan.
Elina mulai dengan menyiapkan telur orak arik yang lembut, dimasak dengan sedikit mentega dan dibumbui dengan garam serta lada hitam.
Ia menambahkan potongan keju parut ke dalam telur yang mulai mengental, membuatnya lebih creamy dan kaya rasa.
Di samping itu, ia menumis beberapa jamur yang segar dengan bawang putih cincang hingga wangi, lalu menambahkan potongan bayam segar untuk tekstur dan nutrisi tambahan.
Sebagai pelengkap, Elina juga memanggang roti gandum, yang setelah matang, diolesi mentega tawar dan sedikit selai stroberi untuk memberikan rasa manis alami.
Ia menyiapkan juga beberapa potong alpukat di atas piring untuk menambah lemak sehat ke menu sarapan.
Minuman yang ia pilih adalah teh hijau hangat, yang disajikan dalam cangkir-cangkir kecil, memberikan aroma menenangkan dan pas untuk menemani sarapan sederhana ini.
Untuk Alex, Elina membuatkan susu hangat dalam botol kecil.
Saat sarapan siap, Elina menata semua hidangan di meja makan.
Belum sempat Elina memanggil Edgar untuk makan, tiba-tiba ponselnya berdering.
Nama yang muncul di layar membuatnya sedikit terkejut—Dimas.
Dia bertanya dengan nada serius di mana mereka berada, karena ketika dia pergi ke desa untuk mencari Elina, Bibi Ruan memberitahunya bahwa Elina kini ada di kabupaten.
Elina memberikan alamatnya tanpa banyak berpikir.
Tak lama kemudian, Dimas tiba di rumah Edgar. Dia muncul dengan membawa banyak barang, yang ternyata adalah hadiah untuk Alex dan juga Elina.
Ketika Edgar melihat Dimas memasuki rumah, ekspresinya langsung berubah. Tatapan tajam muncul di matanya.
Begitu pula dengan Dimas; meskipun ia tetap tenang, sorot matanya menunjukkan ketidaknyamanan yang mendalam.
Suasana menjadi tegang. Mereka berdua saling melempar pandang, seolah ada sesuatu yang tak terucapkan di antara mereka.
Elina, yang merasakan hawa aneh di sekelilingnya, segera berinisiatif untuk meredakan ketegangan.
Dia memanggil mereka untuk makan dengan suara lembut. Dia menggendong Alex dan berjalan menuju meja makan.
Dimas dan Edgar, meski masih bersikap dingin, mengikuti langkah Elina ke meja makan. Saat mereka mulai makan bersama, suasana di meja masih terasa tegang.
Namun, sesuatu yang aneh mulai terjadi. Baik Dimas maupun Edgar sama-sama mulai berlomba-lomba menaruh lauk di piring Elina.
Elina mengangkat alisnya, memandang mereka dengan heran. Hal ini berlangsung selama beberapa saat, sampai akhirnya ia merasa cukup jengkel dengan tingkah mereka.
"Cukup!" kata Elina, nadanya sedikit lebih keras dari biasanya. "Ada apa dengan kalian? Apakah kalian sedang memberi makan babi?"
Suasana hening sejenak, dan kedua pria itu terdiam, menyadari sikap mereka yang agak berlebihan.
Mereka saling memandang sejenak, lalu menunduk. Elina, meskipun tak sepenuhnya mengerti apa yang terjadi, berhasil meredakan situasi.
Setelah itu, mereka kembali makan dengan tenang, tanpa lagi perlombaan tak masuk akal untuk mengisi piring Elina.
Meski suasana sedikit mereda, Elina bisa merasakan ada ketegangan yang belum selesai di antara kedua pria itu, namun untuk saat ini, setidaknya, sarapan mereka berjalan dengan lancar.
Setelah makan Elina izin pergi ke kamar, untuk menidurkan Alex. Setelah mengunci kamar, Elina langsung masuk ke ruang.
......................
"Apakah perusahaan sedang nganggur, sehingga bos besar ada waktu untuk ke sini?" sindir Edgar dengan senyum tipis di wajahnya.
Dimas tetap tenang, menatap Edgar tanpa emosi. "Ku dengar kau menolak proyek besar di negara A demi proyek penting... Ternyata, proyek penting itu ini," balas Dimas dengan sindiran tajam.
Edgar tersenyum dingin, tidak mau kalah. "Aku tidak akan berbasa-basi lagi. Aku mengejar Elina. Lagipula, kudengar keluargamu sudah mempersiapkan calon istri untukmu."
Dimas menatap Edgar, masih tetap tenang. "Pernikahan adalah urusanku. Bahkan orang tuaku tidak bisa campur tangan dalam hidupku," jawabnya, suaranya penuh keyakinan.
Edgar tertawa pelan, seolah-olah ia sudah menduga jawaban itu. "Mungkin kau berpikir seperti itu. Tapi Elina? Kau tahu sendiri bagaimana sifatnya, terutama karena kalian teman masa kecil. Kau pasti lebih tahu dia dibandingkan aku," ucap Edgar, nada suaranya penuh tantangan.
Kali ini, Dimas terdiam. Kata-kata Edgar tampaknya menyentuh sesuatu yang membuatnya berpikir sejenak.
Wajahnya tetap tenang, tetapi ada sedikit keraguan yang muncul di matanya.
Melihat Elina keluar dari kamar, Edgar dan Dimas langsung mengubah sikap mereka. Seolah perdebatan panas beberapa menit yang lalu bukanlah sesuatu yang pernah terjadi di antara mereka.
Wajah mereka kembali tenang, dan nada suara mereka kembali normal, seakan-akan tidak ada ketegangan yang sempat menggantung di udara.
"Bagaimana Alex? Sudah tidur nyenyak?" tanya Edgar dengan senyum ramah
Dimas juga ikut bersuara, dengan nada santai, "Kau pasti lelah, Elina. Tidurlah. Kami akan segera pergi" Edgar meliriknya dengan ringan, Dimas membalasnya dengan senyum sopan.
Elina menggangguk pelan "Baiklah, kalian hati-hati dijalan"
...****************...
Setelah Edgar dan Dimas pergi, Elina duduk di ruang tamu, menyalakan ponselnya, dan membuka TikTok.
Ia teringat siaran langsung yang pernah ia lihat sebelumnya tentang memasak, yang membuatnya tertarik. Sekarang, ia tahu apa yang harus ia lakukan.
Ia juga akan melakukan siaran langsung selama pertanian, karena misi dia adalah memperkenalkan sayuran dan buahnya ke seluruh dunia!!!
Selain dijual secara offline dia juga akan menjualnya secara online!!
Elina ingin mempelajari lebih dalam bagaimana orang-orang melakukan siaran langsung. Dengan teliti, Elina mulai mengeksplorasi berbagai siaran langsung yang ada di aplikasi itu.
Setelah merasa mendapatkan cukup banyak informasi, Elina mulai merasa yakin untuk mencoba sendiri.
Dia segera menyusun daftar barang-barang yang ia butuhkan, seperti tripod, mikrofon, dan beberapa alat lainnya untuk mendukung siaran langsung pertaniannya.
Tanpa ragu, Elina membuka aplikasi Shopee dan memesan semua peralatan yang diperlukan.
...----------------...
Ges kalo ada yang kurang untuk alat nya mohon kasih tahu ya, saya sebenarnya tidak terlalu tahu alat-alat untuk siaran langsung, jadi saya hanya mencarinya di google😩😩
jangan lupa tinggalkan jejak yao, biar aku tambah semangat nulisnya 😘
kalian pilih edgar atau dimas? Kalo utk Andra, masih lama baru dia muncul ehe. Eh tapi gk tahu deng😆
Aku tidak terlalu bisa kalo harus menulis tentang yang berkaitan dengan hati, jadi mohon permaklumannya kalo kedepannya dalam hal 'percintaan' itu kurang😩
dlu elina yg brjuang ngejar cntanya andra,skrng sbliknya....apa lg andra udh tau rhsia elina jg....
aku loh slh stu korbannya...tp biarin aja lh,ga guna jg kl jd ribut....he...he...