Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 33
Raiden keluar dari kamar mandi, ia melepaskan handuk yang berada di kepalanya dan mendekati sang istri yang sibuk menonton sosmed di ponselnya.
Arika tidak sadar jika Raiden selesai mandi. Dan tak menyadari keberadaannya di sana.
"Sayang," panggil Raiden tepat di telinga Arika membuat Arika tersentak dan menoleh.
"Mas Raiden, kaget tau." Arika cemberut.
Sedangkan Raiden hanya terkekeh, ia ikut naik ke atas ranjang, merebut ponsel Arika menyimpannya di atas nakas.
"Mas..."
"Iya sayang?" Suara Raiden sudah serak, tangannya mulai melepaskan tali piama tidur Arika yang hanya terikat pita di bahunya.
Arika memejamkan matanya, menaroh kedua tangannya di leher Raiden, membiarkan suaminya itu menguasai tubuhnya yang seutuhnya sudah menjadi milik Raiden.
"Sakit, mas," rintih Arika.
"Masa sakit? Waktu di jepang kita udah loh."
"Tapi masih sakit, punyamu besar banget!" ketus Arika.
Raiden hanya mengusap pipi mulus Arika, berusaha untuk menenangkan wanitanya itu.
"Tapi enakkan?"
Arika mengangguk dengan wajah ditutupi kedua telapak tangannya.
"Enakan mana waktu dulu punya Arian?"
"Enakan punya kamu," jawab Arika membuat Raiden merasa puas.
Lelaki itu semakin bersemangat. Ia menuntut istrinya memegang miliknya, hal itu Arika membuka matanya.
"Terlalu besar, mas."
"Enggak bisa di kecilin, sayangku."
Arika menunduk sedikit, memasukan milik suaminya ke dalam miliknya.
Karena tidak tahan rasa sakitnya. Arika melepaskannya dan menutup wajahnya menggunakan bantal.
Raiden pun melanjutkan memasukannya. Dan saat sempurna di dalam, Arika merintih kesakitan, air matanya jatuh membasahi pipinya, hal itu membuat Raiden merasa bersalah.
Ia menghapus air mata istrinya, mencium kening istrinya hingga tenang.
"Masih sakit?" tanya Raiden.
"Dikit, mas."
"Mas gerakin, ya?" Arika hanya mengangguk, Raiden pun melakukan aksinya.
...****************...
Arvi dan Shaka membantu para OB untuk membereskan tempat acara.
"Den enggak usah, biar kami aja," ucap sang OB saat Shaka ingin mengangkat kursi itu ke dalam mobil pikap.
"Enggak apa-apa, mas."
Mereka melakukannya hingga selesai, dan setelahnya mereka kembali ke kamar hotel mereka.
"Mommy sama daddy ngapain, ya?" tanya Arvi.
Shaka hanya menaikan bahunya, dia memejamkan matanya saat sudah membersihkan badannya yang lengket.
"Shak, kamu mau punya adek perempuan atau laki-laki."
"Perempuan," jawab Shaka tanpa berpikir panjang. "Soalnya punya adek kaya kamu udah membuat kepalaku pening setiap saat."
Arvi hanya cengir.
"Tapi kamu sayangkan? Gini-gini kamu khawatir tanpa lihat aku seharian."
"Pede." Shaka membelakangi Arvi, menutup telinganya menggunakan bantal, tak ingin mendengar ocehan adiknya itu.
Mereka pun tertidur pulas dengan posisi saling membelakangi.
Keesokan harinya. Arika terbangun dari tidurnya, ia menggerakan badannya.
"Auhhhh... Sakit." Arika meringis, ia menatap suaminya yang tertidur pulas di sampingnya.
Dengan hati-hati, ia turun dari ranjang. Menarik handuk semalam yang digunakan Raiden, memakainya dan menuju kamar mandi.
Sedangkan Raiden, masih tertidur pulas dengan selimut menutupi tubuhnya yang hanya menggunakan boxer.
Tok-tok.
Kamar hotel di ketuk membuat Arika yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Kalian?" Arika melihat kedua putranya.
Arvi dan Shaka masuk ke dalam dan naik ke atas ranjang. Dan kembali tidur.
"Kalian nih kenapa?"
"Ac di kamar hotel kami mati, mom," ucap Arvi memejamkan matanya seraya memeluk Raiden.
Arika geleng-geleng kepala, ia membiarkan mereka tidur dahulu, ia memakai pakainnya lalu make up tipis.
Setelahnya ia memesan makanan untuk mereka berempat.
Yang tanya ibu Harum di mana, wanita itu sudah menetap di jepang lagi. Ikut bersama kakak Raiden, Keanu dan istrinya.
"Mas." Arika menepuk pipi suaminya.
Raiden membuka matanya terkejut melihat kedua anak kembarnya memeluknya kiri dan kanan.
"Mereka kenapa ini?"
"Ac di kamar hotelnya mati, mas. Mereka pagi-pagi sekali dia ke sini."
Raiden mengangguk, ia bangun dan mendekati istrinya yang sedang memungut pakaian mereka yang berada di lantai.
"Mas."
"Udah cantik banget." Raiden memeluk dari belakang wanitanya itu. "Kamu bilang, kamu nunggu mas. Nanti kita mandi bareng."
"Udah gerah banget, mas. Jadi aku mandi duluan."
"Dasar curang." Raiden melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Mas cepat siap-siap, ya. Kita mau ngehadiri acara."
"Iya sayang, kamu bangunin anak-anak."
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.