Diculik dan hendak dijual organ tubuhnya membuat Eva salah jalan dengan meminta pertolongan kepada pria asing yang rupanya seorang Mafia Berdarah Dingin??
Tinggal bersama kumpulan orang-orang bringas yang hobi berbisnis ilegal di Mansion D'Alle. Mansion milik seorang mafia berdarah dingin bernama Damiano Shaw D'Allesandro— pria dengan ambisi yang ingin menguasai 3 wilayah terbesar milik mafia terkenal dan memperluas kekuasaannya.
Pertemuannya dengan Eva malah membuatnya menemukan arti kehidupan yang sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib Eva? Hidup bersama lima keluarga mafia yang masing-masing memiliki kisah dan dendamnya tersendiri. dibunuh dan membunuh! menyiksa, merebut, memaksa, seks, kriminal.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY MR.MAFIA — BAB 33
SEDIKIT TENTANG SHAW
Eva mengikuti langkah perginya Shaw yang entah ada di mana pria itu pergi. Tepat keluar di balkon lantai 2, Eva mencarinya dan melihat Shaw berdiri tenang di halaman depan namun ia terus menatap lurus dan sedikit menengadahkan kepalanya merasakan hembusan udara malam.
“Apa yang sedang dia lakukan?” gumam Eva heran.
Dari atas, ia bisa melihat jelas bagaimana Shaw mulai mengeluarkan rokoknya seolah-olah itulah yang membuatnya tenang dari tekanan yang ada.
“Lihat, sekarang kau ingin menjadi penguntit?” Camila yang datang tiba-tiba sontak membuat Eva terlonjak kecil dan menoleh kearahnya.
Tak ada balasan dari Eva, hingga Camila berjalan lebih maju dengan kedua tangannya ia lipat ke depan dan berdiri tepat di sebelah Eva sembari melihat ke arah keberadaan Shaw.
Camila menyeringai kecil. “Lebih baik kau menjauhinya jika tidak ingin bermasalah yang lebih dalam lagi!” ujar Camila dengan suara ejekan.
Eva berkerut alis. “Aku tidak berniat mendekatinya, aku tidak mau. Aku... Aku hanya iseng saja mengikutinya.” Jelas Eva mengatakan yang sejujurnya meski dia sedikit gugup karena terpergok.
Wanita cantik dengan bibir merah merona itu masih tersenyum miring hingga menatap tajam Eva.
“I don't care!” balas Camila tak perduli.
Saat hendak pergi, wanita cantik itu menghentikan langkahnya dan kembali berbalik menatap Eva yang masih berdiri memandanginya.
“Dengar E..va! Banyak wanita diluar sana yang akan menjadi saingan mu jika kau sampai berani menyukai Shaw! Tapi ingatlah, tak ada satupun dari kalian yang akan diterima olehnya. He had no room for love in his stiff heart (Dia tidak punya ruang untuk cinta di hatinya yang kaku)!” ujar Camila tersenyum devil lalu pergi.
Eva menggerutu dalam hati, toh dia juga tidak ingin mencintai pria sepertinya.
Saat wanita itu kembali untuk menengok Shaw, ia terkejut setengah mati ketika melihat tatapan datar nan tajam Shaw yang rupanya sudah mengarah ke arahnya dengan kedua tangan di belakang dan sesekali menyesap rokoknya.
Kedua mata Eva berkedip berulang kali dengan wajah tercengang melihat pria itu terus memperhatikannya.
Merasa merinding, Eva pun memutuskan untuk pergi menjauh dan enggan mengintip lagi. “Dia benar-benar menakutkan lebih dari setan.” Gumam Eva tak habis pikir akan pria bernama lengkap Damiano Shaw D'Allesandro itu.
Tersenyum saja susah apalagi menyimpan cinta di dalam hatinya. Benar kata Camila.
...***...
Keesokan paginya. Eva bangun kesiangan karena memang dia tidur cukup larut dan bahkan sudah melewati jam tidur orang dewasa.
Saat ia segera bersiap-siap, Eva dengan cepat mencari keberadaan tas hitamnya. Ya! Tas yang berisi barang-barang berharga nya. “Dimana tasku?” paniknya sembari mencari keseluruhan kamarnya, namun tak kunjung ketemu.
Eva menyelipkan rambutnya ke belakang dua telinganya saat dia teringat akan keberadaannya saat ini.
“Aku mengerti..” Gumam Eva segera bergegas keluar kamar dan berjalan menuju kamar sebelah.
Tok! Tok! Tok! Ketukan yang lumayan keras. tanpa ragu Eva mengetuknya berulang kali. “Mr.Shaw! Di mana tasku??” panggil Eva tanpa henti.
Hingga tak lama kemudian, Ali dan satu temannya tak sengaja berjalan ke area tersebut dan bertemu Eva yang kini juga menatapnya.
“Tuan Shaw ada di lantai bawah. Kau bisa menemuinya di sana.” Ucap Ali begitu saja lalu pergi.
Eva memejamkan matanya. Oh ayolah!!! dia tidak ingin bertemu dengan yang lain, ia merasa seperti tahanan di sini. “Apa dia sengaja melakukannya? Kenapa harus mengusikku, aku akan tinggal di sini okay! Lalu kenapa dia masih membuatku harus bertemu dengannya selalu..” Gerutu Eva ingin rasanya dia menangis.
...***...
“Jadi begitu...” Adrian terdiam seusai ia mendengarkan penjelasan dari seorang polisi bayarannya yang bernama Nicole itu.
Jai yang juga ikut serta mendengarkannya, dia menahan amarahnya sendiri setelah mendengar keberhasilan Shaw.
Kepergian Nicole itu seketika membuat keadaan di ruang tamu menjadi hening. Christine dan Jai masih saling berdiam diri. “Jadi apa yang akan kau lakukan? Mereka lebih maju, dan seperti nya mereka akan balas dendam terutama Damiano.” Ujar Christine menatap serius ke suaminya itu.
“Mereka tidak mungkin bisa. Shaw hanya berambisi dengan dendamnya, dia tidak tahu benar bagaimana kelicikan dan kehidupan dunia gelap ini. Itu hanya akan membawa mereka dalam kehancuran yang lebih dalam lagi.” Kata Adrian dengan tatapan tajamnya.
Bosan dengan omong kosong Adrian. Jai beranjak dari duduknya dan menatap lekat ayahnya. “Jika kau tidak bergerak, maka aku yang akan bergerak.” Tegas Jai seraya menunjuk ke arah Adrian.
Tentu saja pria tua itu hanya menatapnya balik, ketegasan dimatanya tak pernah pudar hingga Jai pergi begitu saja dengan keangkuhan nya.
“Jai!”
“Biarkan saja dia. Aku ingin tahu sampai mana dia akan tersungkur melawan Shaw.” Kata Adrian yang bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Christine yang masih menatap kesal.
“Yang benar saja.” Umpatnya malas.
Langkah kaki Eva baru saja membawanya ke lantai utama, tempat dimana anak buah Shaw sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Will, Camila dan Kate juga ada di sana dan sibuk dengan pekerjaan mereka.
“Kenapa kau datang kemari?" tanya Kate ketus saat ia melihat kehadiran Eva yang hanya berdiri di dekat tangga.
Tak ingin kalah ketus, Eva memberanikan diri dengan menatap penuh percaya diri.
“I'm looking for Shaw. Where is he? (Aku mencari Shaw. Dimana dia)?” tanya Eva kepada Kate yang masih menatapnya tak suka namun terlihat tenang.
Camila yang masih sibuk bersama yang lain, namun matanya melirik ke arah dua wanita tadi.
“Dia sedang sibuk, dia tidak bisa diganggu.” Jawab Kate jelas saja menunjukan kebohongan meski tak sepenuhnya kebohongan.
Eva masih menatapnya lekat. “Belok ke kanan dan kau akan menemukan ruangan Shaw di sana.” Ucap Will yang tiba-tiba muncul menghampiri mereka.
Eva menatap pria itu lalu kembali menatap ke Kate. “ Thanks." Ucapnya mulai bergegas pergi ke arah yang Will maksud.
Pria itu langsung merangkul Kate seraya tersenyum lebar. “Ayolah Kate, jangan terlalu jahat padanya!” goda Will hingga wanita itu menepis tangannya.
“Bersikap jahat untuk menjaga situasi tidak masalah. Aku sudah muak dengan wanita yang mendekati Shaw dengan alasan-alasan tertentu.” Gerutu Kate dengan wajah jijik.
“Bukankah kau juga bersikap sama saat menggoda para berondong di luar sana!” balas Will hingga mendapat tatapan tajam Kate yang kemudian wanita tua itu melengos malas. “Don't compare me to anyone (Jangan samakan aku dengan siapapun)." Ketus Kate tak terima.
Camila yang mendengarnya hanya menggeleng heran dan melanjutkan pekerjaannya.
Sementara Eva sudah berdiri di depan sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan <
Tok! Tok! Tok!
“Come!" jawab suara Shaw dari dalam. Eva sudah mulai mengenali suara itu.
msh ada musuh2 shaw sprt Alfie cham, Mr. chester & ayah shaw Adrian egort.
eva & shaw sdh sepakat mau pny baby 😁😍😀😁🫢🤭
bener² pasangan ini
nyosor aja terus si shaw 🤣
akhirnya will & gina menikah..
apakah shaw akan sanggup membunuh ayah nya sendiri si adrian ..
dan shaw sll bisa menenagkan eva 🥰😘😍🫢🤭
kalo ga jodohin aja sama Kate yakan hehee 🫶