EZELLA KESAYANGAN SAGARA

Tanpa pamit pada kedua orang tuanya,Ezella meninggalkan rumah itu dan berjalan santai ke arah mobil.tidak menoleh sama sekali, Ezella berusaha sekuat hati untuk tidak memaafkan kedua orang tuanya dengan cepat, sakit sebenarnya,maka dari itu Ezella sekarang tengah menguatkan hatinya.

dari belakang mommy Brriana menatap sendu kepergian Ezella hingga gadis itu masuk dan melajukan mobilnya, air matanya sedari tadi tidak terbendung, apalagi melihat Ezella yang memandang keduanya dengan tatapan asing.

Tidak lama setelah kepergian Ezella, elena pun pergi tanpa pamit, kepergian gadis itu sangat buru buru, dia harus cepat sampai di markas Leonard, memastikan semuanya.

Kembali Elena ingat dengan bisikan Ezella sebelum gadis itu berlalu tadi, 'jangan pernah berpikir untuk melarikan diri, karena kemanapun kau pergi hingga sampai ke lubang semut sekalipun aku akan tetap menemukanmu!" tekan Ezella tadi, tidak di dengar oleh orang lain, hanya dia sendiri yang mendengar kalimat penuh ancaman dengan nada yang sangat tegas.

"emang siapa dia berani mengancamku!" gumannya membulatkan tekad untuk tidak takut, namun tidak bisa di pungkiri Elena sebenarnya rada takut mengingat tatapan membunuh dari Ezella.

..

Mata Ezella melebar saat melihat seseorang tengah di pukuli oleh beberapa orang berpakaian hitam, posisinya sekarang adalah di jalan sepi, siang bolong begini mereka masih punya nyali untuk menghajar orang lain. Satu hal yang aneh di mata Ezella, rupanya dia cukup familiar dengan wajah pria yang menjadi sasaran tangan beberapa orang berpakaian hitam itu.

lama Ezella memandang, dia mendekatkan mobilnya ke arah sana tapi tidak membuat mereka berhenti memukul pria itu, sudah tampak jelas wajahnya babak belur, bagaimana tidak, dia hanya seorang melawan lima orang berbadan kekar dengan gerakan lincah yang sangat terlatih.

"kak Sagara..." guman Ezella, dia melirik ke jok belakang mobilnya, mencari senjata yang selalu dia bawa kemana mana untuk berjaga jaga. Mendapatkannya Ezella keluar dari mobil, tanpa babibu dia melepaskan peluru dari senjata itu, meleset tepat sasaran di dada lima orang disana. Pergerakan yang sangat cepat hingga mereka berlima tidak menyadari hal itu.

Ezella memapah Sagara ke dalam mobilnya,tidak banyak bicara walau masih tersimpan rasa ingin tahu dan syok dalam benaknya, Saat ini Sagara memilih diam karena sudah tidak punya banyak tenaga untuk berceloteh.

"Ella..." lirih Sagara berharap gadis di sampingnya memperhatikan sedikit rasa sakitnya.

"diam!! Jangan banyak bicara!, aku akan membawamu ke rumah sakit" ujar Ezella dengan tegas, sesaat Sagara terdiam,tapi setelah itu dia bergumam lagi.

" kau, sejak kapan__"

"shuttttt,,,, sudah di bilangin diam ya diam, ngerti nggak sih!!" telunjuk wanita itu berada di bibirnya memberi tanda agar Sagara diam.

"hmmm baiklah,,tapi aku tidak mau ke rumah sakit.." hilang sudah wibawa Sagara sebagai CEO cool, dia merengek berusaha mencari perhatian.

"tidak mau ke rumah sakit??" tanya Ezella dengan pelan, Sagara mengangguk seperti anak kecil.

"ya udah kalau tidak mau___" Ezella menghentikan mobilnya, membuka kunci lalu "sekarang keluar dari mobil saya!!" tambahnya lagi dengan nada serius.

"ehhh, kok keluar sih! Ella kamu tidak lihat kondisi aku seperti ini? ,sakit ini.."

"iya kalau sakit kita ke rumah sakit,, jangan lebay!! Sudah tua pula, wajahmu sangat tidak cocok jika memelas seperti itu!" tidak tersinggung, Sagara hanya tersenyum tipis, sedikit demi sedikit Ezella lumayan berbicara banyak padanya, ya walaupun bicara dengan nada ketus dan kalimat pedas.

"tapi aku benaran nggak mau ke rumah sakit Ella, antar aku pulang aja ya.."tidak patah semangat Sagara tetap kekeuh dengan pendiriannya, hal tersebut membuat Ezella menatap sinis seolah mau ajak perang ke arahnya.

"pokoknya___"

"Ella...." begitu cepat dia memotong kalimat yang hendak Ezella keluarkan, dengan sangat terpaksa pada akhirnya Ezella menurut. Tapi sebelum di bawa balik ke rumah, Ezella pergi ke markas terlebih dahulu. Disana sudah terlihat Elgino yang datang tiga hari lalu.

"turun!!" perintahnya pada Sagara, laki laki tampan itu menatap bingung dengan rumah tua yang ada di depan matanya.

"Ella, tapi aku tadi minta di antarin ke rumah__ kok kesini??, ini lagi, ini rumah siapa Ella,tua banget!" tidak hanya ikut, mulut Sagara cerocos bertanya, setiap pertanyaannya tidak ada satupun yang di jawab.

"masuk!!! Masih bisa jalan kan??" langkah Ezella sangat cepat tanpa menunggu Sagara yang berjalan tertatih tatih di belakangnya.

"kakak.." seru Ezella berjalan mendekat ke arah Elgino, memeluk pria itu, membuat Sagara yang melihatnya hampir meradang. Tampan, Elgino memang tampan, Sagara merasa tersaingi dengan kehadiran pria itu, apalagi keadaannya sekarang sangat jauh dari yang biasanya. Tanpa sadar Sagara mengepal tangannya dengan erat, hal itu tidak luput dari pandangan mata tajam Elgino.

Tangan Elgino mengelus sayang rambut Ezella, itu sengaja dia lakukan untuk membuat Sagara cemburu.

"kamu membawa gelandangan dari mana Ella??" tanya Elgino sengaja membesarkan suaranya. Ezella yang tidak mengerti hanya tertawa sumbang, gadis itu menoleh sekilas.

"oh itu,, dia kak Sagara" Ezella menjelaskan sekilas, Sagara memang tidak berharap banyak,hanya mendengus kala Ezella hanya memperkenalkan namanya saja.

"whatt?? Itu Sagara yang mantan kamu?? Ella apa kamu rabun?? Dari mana letak tampangnya sih? Lihat deh seperti seorang gelandang yang di pungut dari jalanan!!" mendengar kalimat penghinaan itu membuat Sagara semakin emosi,dia menatap Ezella sekilas tapi gadis itu tidak peka sama sekali.

"ihhh jangan gitu kak, barusan dia di serang oleh anak buah Leonard jadi tampannya hilang, kalau tidak mah kakak kalah jauh" Ezella hanya berbicara fakta tapi membuat Sagara melayang bagai di bawa ke bintang, emosi yang sejak tadi dia tahan kini lenyap seketika, begitupun dengan rasa sakit pada tubuhnya, semua seolah telah di obati dengan kalimat Ezella. Tanpa sadar senyumnya mengembang, mengejek balik Elgino yang kini berwajah masam.

"dihhh bucin,,, udah sana!! Jangan diam dihadapanku!!" usir Elgino sesaat membuat Sagara menjulurkan lidahnya pada pemimpin mafia tersebut.

"yaudah bentar baru lanjut ngobrolnya, aku ngobatin dia dulu!" Ezella berlalu masih di ikuti dengan Sagara di belakangnya.

Di ruangan kosong yang mungkin menjadi tempat santai Ezella jika kesini, Sagara duduk enteng di sofa besar. Ezella mencari kotak P3K, setelah di dapat dia mengobati luka Sagara tanpa banyak bicara.

perlakuannya sangat manis membuat Sagara diam memandang wajah cantiknya dalam dalam.tidak ada yang berubah dari segala perasaannya, yang ada rasa cintanya semakin memupuk hanya pada Ezellanya.

"auhwwww sakit Ella" karena fokus memandang, Ezella dengan sengaja menekan luka memer di wajahnya.

"bisa matanya di kontrol?? ngeliatnya biasa aja bisa kan?? Kayak tidak pernah lihat orang cantik aja" sarkasnya masih dengan tingkat kepercayaan diri tinggi, hal itu berhasil membuat Sagara tersenyum tipis,nyaris tak terlihat sampai Ezella sendiri tidak menyadarinya.

"cantik,,, sangat cantik!" guman Sagara pelan membuat jantung Ezella memompa kian kuat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...