NovelToon NovelToon
Terbuangnya Tuan Muda Sombong

Terbuangnya Tuan Muda Sombong

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: roliyah

Rate. 21+ 🔥


Darren Alviansyah, anak konglomerat yang terkenal dengan sifatnya yang sombong dan juga hidupnya ingin selalu bebas, serta tidak mau di atur oleh siapapun. Darren juga tidak mau terikat dengan yang namanya wanita, apalagi pernikahan.

Setiap harinya Darren selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dan akan selalu pulang dalam keadaan mabuk, membuat kedua orang tuanya kesal. Darren juga tidak bisa memimpin perusahaan Papinya dan hal itu semakin membuat orang tuanya murka. Pada akhirnya orang tuanya mengirimkannya ke kampung halaman supir pribadinya.

Dira Auliyana, gadis yang sederhana juga mandiri. Dia di tugaskan untuk merubah sifat sombongnya Darren, hingga dirinya harus terjebak pernikahan dengan Darren.

Mampukah Dira menaklukkan sifat Darren yang selalu membuatnya kesal dan pernikahan seperti apa yang mereka jalani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gagal membuka sarang

"Jangan dekati suamiku." Hadang Dira, dengan tatapan tajam setajam silet.

Darren yang melihat Dira, menghalau Brendalina hanya tersenyum melihat aksi Dira.

"Suami?" cicit Brendalina yang kini menautkan kedua alisnya sembari menatap Dira yang sedang merentangkan kedua tangannya.

"Sejak kapan kamu jadi istrinya kang Darren!" tuding Brendalina seraya menunjuk wajah Dira.

"Sejak dua bulan lalu, kenapa memangnya!" jawab Dira sarkas.

"Aku nggak percaya sama kamu," desis Brendalina seraya menuding wajah Dira.

"Terserah!" jawab Dira ketus seraya mendorong bahu Brendalina, sehingga Brendalina mundur beberapa langkah. Dan hal itu membuat Brendalina geram terhadap perlakuan Dira. Brendalina kemudian menatap Darren, yang berdiri di belakang tubuh Dira.

"Akang, ini semua bohong kan?" tanyanya kepada Darren.

"Dira memang istriku, waktu itu aku sengaja melakukannya agar istriku cemburu," jelas Darren.

Brendalina menggelengkan kepalanya dan tidak percaya begitu saja dengan penjelasan Darren.

"Buktinya mana? jika kalian sudah menikah?" ucap Brendalina yang masih tidak mempercayainya begitu saja.

Dira mendengus atas kekeraskepalaan Brendalina yang tak mempercayainya, kalau dirinya dan Darren sudah menikah. Apa perlu buku nikahnya di perlihatkan kepada Brendalina, agar perempuan ini percaya kalau dirinya dan darren sudah menikah dan juga tidak mengada-ada?.

Brendalina tertawa mengejek, karena Dira dan dan Darren bungkam. Seolah apa yang dikatakannya benar kalau Dira dan Darren berbohong.

"Kalian tidak punya buktikan? kalau kalian sudah menikah? Buktinya kalian bungkam!!"

Darren mendengus dan menggelengkan kepalanya, sedangkan Dira tertawa kecil dengan perkataan Brendalina yang seolah dirinya tengah berbohong.

"Eh, perempuan gatel! Kamu mau bukti kalau kami memang sudah menikah?" Bengis Dira menatap Brendalina yang saat ini tengah menatapnya sinis.

"Iya! Buktikan kalau kalian sudah menikah!" tantang Brendalina seraya bertolak pinggang.

"Oke...!!" jawab Dira tak kalah lantangnya.

Dira langsung memutarkan tubuhnya menghadap Darren, tangan Dira terangkat bergerak ke belakang leher Darren dan menarik tengkuk Darren. Dira menjinjitkan kakinya saat akan mencium bibir Darren di hadapan Brendalina. Darren tersenyum di balik aksi ciuman Dira terhadapnya.

Brendalina terperangah melihat Dira mencium bibir Darren, apa lagi Darren juga membalas ciuman Dira mesra.

Brendalina membuang mukanya dengan kesal, apa lagi ciuman mereka semakin membara sehingga seluruh hatinya terbakar api cemburu. Di bawah rasa kesal Brendalina memutuskan meninggalkan kedua insan yang kini masih saling memagut, bahkan decapan suara ciuman mereka membuat Brendalina tak kuasa menahan sesak di dadanya.

Setelah Brendalina pergi, Dira memutuskan untuk menghentikan ciumannya. Akan tetapi Darren semakin memperdalam ciumannya, bahkan kini Darren menggiring Dira masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya rapat.

"Eemm...." suara Dira yang terendam ciuman Darren dan memukul bahu Darren, agar menghentikan ciumannya. Justru kini darren mengangkat tubuh Dira, dan menempelkan punggung Dira ke dinding.

Akhirnya Dira pasrah, dan kaki Dira melingkar di pinggang Darren juga kedua tangan Dira melingkar di leher Darren.

Darren terus mencium Dira tanpa jeda, sedangkan Dira sudah tersengal mengimbangi ciuman Darren yang semakin liar. Kini bibir Darren bergerak ke rahang Dira dan menuju ke ceruk leher Dira.

Dira menjambak rambut Darren saat Darren menyapu seluruh kulit leher Dira.

"Uuhh...." Des sah Dira saat Darren memberi kecupan mesra di kulit lehernya yang mulus. Darren semakin memperdalam kecupannya hanya untuk memberi noda merah di leher mulus Dira.

Dira memejamkan matanya dan menikmati sentuhan bibir Darren yang terus merayunya. Bahkan Darren mengabaikan rasa nyeri di bahunya saat ini.

Bibir Darren kembali memagut bibir Dira sebentar. "Ra... boleh aku mengambil hakku...." Bisik Darren parau dan di jawab anggukan pelan kepala Dira.

Darren tersenyum dan membawa tubuh Dira ke dalam kamar tanpa merubah posisi Dira yang berada dalam gendongannya di depan tubuhnya seraya terus mencium Dira.

Di rebahkannya Dira di atas kasur tanpa melepaskan ciumannya. Darren langsung mengukung Dira. Tangan Darren bergerak ke tepian baju Dira dan melepaskan baju Dira melewati kepala Dira. Darren menggulingkan tubuh Dira yang kini menjadi di atas tubuhnya tanpa melepaskan ciumannya.

Tangan Darren mengelus punggung mulus Dira kemudian tangan Darren membuka pengait bra Dira dan melepaskannya melewati kedua belah tangan Dira. Tangan Darren bergerak ke bokong Dira dan mere masnya.

Cukup lama Dira berada di atas tubuh Darren, kini tubuh Dira kembali di gulingkan oleh Darren.

Darren menghentikan ciumannya dan membuka pakaiannya tanpa melepaskan celananya, Darren kembali mencium bibir Dira. Tangan Darren tak tinggal diam, yang kini sudah berada di atas salah satu gunung kembar Dira dan memijatnya pelan.

Wajah Darren bergerak ke gunung kembar Dira untuk di rayunya menggunakan gerak bibirnya. Dira mende sah saat Darren terus memberi sentuhan yang memabukkan di atas puncak gunungnya yang berwarna coklat tapi tidak semanis coklat sungguhan, akan tetapi akan membuat siapapun kecanduan.

Saat sedang menikmati sentuhan yang di berikan oleh Darren, Dira merasakan sesuatu yang keluar dari bawah perutnya dan menyadarkan Dira untuk segera menghentikannya.

"Berhenti...." pekik Dira menghentikan wajah Darren yang kini sudah berada di atas perut Dira.

"Kenapa?" tanya Darren bingung.

"Aku mau ke kamar mandi dulu."

"Nanti saja," balas Darren yang kini mulai mencium perut Dira.

"Aku mohon... ini genting," Kata Dira mencoba menghentikan ciuman Darren di perutnya.

"Baiklah," ucap Darren terpaksa membiarkan Dira pergi ke kamar mandi dulu.

Dira bergegas pergi ke kamar mandi, sedangkan Darren menunggu Dira dengan senyum terus tersungging di bibirnya karena sebentar lagi akan menemukan sarang buat si burung kisutnya yang kini sudah mengepakkan sayapnya dan bersiap terbang menuju hunian yang selama ini di carinya.

Sambil menunggu Dira, Darren langsung membuka celananya tanpa melepaskan celana segitiganya dan berbaring di atas kasur sembari menutupi bagian tubuh bawahnya.

Dira datang mengenakan selembar handuk yang membungkus tubuhnya. Dira menggigit bibir bawahnya menatap Darren, sedangkan Darren semakin tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya.

"Ternyata, kamu sudah sangat siap ya untuk di serang oleh senjataku," goda Darren yang kini melangkahkan mendekati Dira.

Dira menundukkan kepalanya, bingung mau mengungkapkan yang sebenarnya.

"Ayo, kita langsung memulainya saja."

Darren menarik tubuh Dira dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Dira, akan tetapi Dira menahan gerakan wajah Darren yang akan mencium bibirnya dengan telunjuknya.

"Tunggu," kata Dira menahan kepala Darren.

"Kenapa?"

"Emm... anu... aku...." Dira menggantung perkataannya karena merasa tak enak hati.

"Aku, kenapa?" tanya Darren lagi seraya mengangkat kedua alisnya.

"Aku... nggak bisa melanjutkannya lagi, karena aku... ternyata datang bulan," ucap Dira tak enak hati

"Maksud kamu?"

"Aku lagi menstruasi," ucap Dira seraya menggigit bibir bawahnya dan menatap bola mata Darren.

"Apa...!!!"

1
Diana Taslim
Luar biasa
Giyeem Endut
ceritanya sederhana aku suka, maksih y thor
mursih brebes
bagus
Giyeem Endut
badas kali dira, aku suka
Giyeem Endut
bucin akut y si darren
Giyeem Endut
wahhh🤣🤣🤣
Giyeem Endut
cieee yg uda cemburu
Giyeem Endut
gemessss thor
Giyeem Endut
Kecewa
Giyeem Endut
Buruk
Giyeem Endut
uda cari perhatian y si darren
Giyeem Endut
darren mulai suka sm dira
Giyeem Endut
geliii😂😂😂
Giyeem Endut
agak lain kayak nya ini seru
kurnia rahayu
Luar biasa
Sudar Wati
ya ampun paten kali bumil bisa menghukumi orang biar jerah tapi kok bikin geli
Rara Kusumadewi
tuh kan terjebak permainan sendiri si darren
Alejandra
Perasaan pup bayi nggak bau, cuma asem doang, kenapa jijik sich...
Alejandra
Bukannya dulu Darren tu anti sama cew, tapi kenapa gampang aja didekatin cew meski hanya sebatas rekan kerja tapi harusnya jadi cow tu u peka dkit...
Alejandra
Mungkin itu akibat dari berbuat zalim terhadap cucu menantu sendiri...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!