Ibu Sambung Buat Anakku

Setelah Selena pergi meninggalkan rumah nya, Steven dengan langkah perlahan menghampiri kamar Grace.

Terlihat Grace sedang tidur dengan lelap sambil memeluk erat guling kesayangan nya, Steven mendekati Grace yang sedang tidur.

"Maafkan papah sayang." gumam Steven lalu mencium kening Grace, Steven menatap wajah tak berdosa Grace, dia mengingat kembali apa yang sudah mantan istri nya lakukan sewaktu Grace berusia satu tahun.

FLASHBACK

"Brenda kamu apakan anak kita." teriak Steven sambil mengambil Grace dari tangan Brenda.

waktu itu entah kenapa Steven ingin pulang ke rumah, padahal jam pulang kerja masih lama, Steven langsung masuk ke kamar nya dan melihat Brenda istri nya sedang mencekik leher Grace dan memukul Grace di bagian telinga nya dan membuat Steven marah.

"Lepaskan Grace, dasar gila kamu." teriak Steven lalu mengambil Grace dari tangan Brenda.

Muka Grace yang sudah biru membuat Steven panik dan langsung membawa nya ke rumah sakit.

Brenda yang tanpa berdosa melanjutkan tidur nya kembali, karena dia memang sedang tidur siang, dia tidak menghiraukan anak nya yang masih berusia satu tahun itu.

Grace kini sudah di tangani oleh dokter di salah satu rumah sakit, bu Maria yang sedang menghadiri acara arisan bersama teman-teman nya langsung datang ke rumah sakit ketika Steven menghubungi nya dan memberitahukan kalau Grace masuk rumah sakit.

"Apa yang terjadi nak?" tanya bu Maria sambil menatap khawatir kepada Steven.

"Brenda sudah mencekik dan memukul Grace mah." jawab Steven dengan wajah nya yang ia tutupi dengan kedua tangan nya, dia ngga habis pikir dengan istri nya itu.

"Apa! Istri kamu memang sudah gila, mamah kan sudah bilang sejak kalian pacaran, kalau dia itu bukan wanita yang baik buat kamu jadikan istri." teriak bu Maria dengan wajah kesal nya.

Bu Maria memang tidak menyetujui hubungan Steven dan Brenda, karena insting seorang ibu mengatakan kalau Brenda ini bukan wanita yang cocok untuk di jadikan istri, tapi Steven selalu membela nya dan dia tetap ingin menikahi nya dengan alasan dia sangat mencintai Brenda.

Brenda adalah wanita karir, dia bekerja sebagai pramugari salah satu pesawat, perawakan yang tinggi langsing dan wajah yang cantik membuat Steven jatuh cinta kepada nya.

Brenda selalu menjaga tubuh nya agar tidak melebihi batas, dia ngga suka kalau berat badan nya nambah walaupun naik nya hanya satu kilo saja.

Selagi bu Maria dan Steven berdebat terdengar suara pintu ruangan terbuka dan seorang dokter yang menangani Grace keluar.

"Bagaimana dengan anak saya dok?" tanya Steven sambil menatap khawatir kepada dokter.

"Kita bicara di ruangan saya."

"Saya ikut, saya nenek nya juga berhak tahu dengan apa yang terjadi dengan cucu saya."

Bu Maria dan Steven mengikuti langkah dokter dan masuk ke dalam ruangan dokter.

"Begini pak, bu, efek dari cekik kan dari ibu nya, Grace akan kehilangan suara nya untuk sementara dan akibat sebuah pukulan telinga nya sedikit terganggu," ucap dokter membuat Steven dan bu Maria terpukul.

"Apa! Tidak! ini tidak mungkin, tolong sembuhkan Grace dokter." teriak bu Maria histeris.

"Tenang bu, ini memang hanya untuk sementara, tapi saya juga tidak tahu kapan Grace akan sembuh dan kembali ke semula, karena semua ini butuh proses dan butuh waktu, jadi ibu bersabar saja." dokter mencoba menenangkan bu Maria.

Steven hanya memeluk bu Maria sambil meneteskan air mata nya, Steven berjanji akan membuat perhitungan dengan Brenda.

"Sudah lah bu, kita pasrahkan semua nya kepada tuhan." ucap Steven sambil mengusap punggung bu Maria.

Sebenar nya Steven juga ingin menjerit dan menangis, tapi dirinya masih bisa menahan nya.

*

*

Kini Grace sudah bisa di bawa pulang, selama Grace di rawat, Brenda tidak pernah melihat nya sama sekali.

Grace berada di gendongan Steven dan bu Maria di belakang nya dengan tangan menenteng tas yang berisikan baju bekas dari rumah sakit.

Terlihat Brenda yang sedang merias diri nya di depan cermin.

Dengan perlahan Steven membaringkan Grace di tempat tidur nya lalu menghampiri Brenda istri nya.

"Kamu lihat sekarang dampak dari perbuatan kamu." ucap Steven sambil menarik tangan Brenda.

"Apa sih mas? Jangan lebay deh, orang dia juga ngga apa-apa kok." dengan santai nya Brenda berbicara.

"Lebay? Kamu bilang aku lebay? Efek dari semua perbuatan kamu sekarang membuat anak kita menjadi tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu, dimana hati nurani kamu sebagai seorang ibu, DIMANA." teriak Steven, Steven sudah ngga bisa memaafkan

"Kan dari awal sudah aku bilang sama kamu mas, kalau aku ini ngga mau punya anak, kamu lihat ini, tubuh ku menjadi meral seperti ini gara-gara anak itu."

Sungguh Steven di buat emosi dengan ucapan Brenda, tanpa sadar Steven melayang kan tangan nya dan hendak menampar Brenda.

"Tampar mas, tampar, harus nya waktu itu mas menyetujui aku untuk menggugurkan nya, tapi kamu malah terus membujuk dan merayu ku agar mempertahankan dia, aku ini masih ingin menjadi wanita karir, aku masih ingin terbang."

Untuk apa kamu bekerja? Semua yang kamu butuh kan dan semua yang kamu inginkan aku akan mewujudkan nya."

"Aku hanya ingin bekerja, aku masih ingin keliling dunia, dan aku sangat mencintai pekerjaan aku ini."

"Baik, kalau memang itu mau kamu, sekarang kamu pilih, kamu mau menjadi istri ku dan merawat anak kita atau kamu pilih pekerjaan kamu itu."

"Aku pilih pekerjaan ini, dan untuk anak itu silahkan mas mengurus nya sendiri, aku tidak sudi mempunyai anak bisu dan tuli seperti dia."

"Brenda! Jaga mulut kamu, dia seperti itu semua nya karena kamu, baik, kalau memang kamu lebih memilih pekerjaan, maka saat ini juga aku ceraikan kamu talak tiga, dan ingat satu hal, kamu jangan pernah muncul di hadapan aku dan anakku lagi."

"Dengan senang hati aku menerima talak kamu, silahkan urus anak bisu itu, dan saya pun tidak akan pernah muncul lagi di hadapan kalian semua." Brenda langsung pergi dengan membawa koper yang memang sudah ia siapkan dari semalam.

"Orang-orang ku akan mengurus surat cerai kita di pengadilan."

Steven menangis bersimpuh, Brenda wanita yang sangat dia cintai tega melakukan semua itu kepada buah hati nya.

Sekarang Steven menyesal dengan keputusan menikahi nya, dan tidak mau mendengar kan ucapan orang tua nya.

Di rasa sudah tenang, Steven menghampiri Grace yang sedang menangis, "Sayang tenang ya? Jangan menangis, papah akan selalu ada buat kamu, kita berjuang bersama-sama, papah yakin suatu saat kamu akan bisa bicara." Steven menggendong Grace dengan linangan air mata nya.