Terlena Oleh Zina

Alvian baru saja pulang kerja ketika Mesya menghampirinya dengan wajah cemas.

"Alvian, aku baru saja menerima tagihan listrik dan air bulan ini. Jumlahnya jauh lebih tinggi dari biasanya," kata Mesya sambil menyerahkan tagihan tersebut kepada Alvian.

Alvian mengerutkan kening saat melihat angka-angka di tagihan. "Ini jauh di atas anggaran kita. Apa ada yang salah dengan penggunaan kita bulan ini?"

Mesya menggeleng. "Aku sudah memeriksa semuanya. Tidak ada yang berbeda dari bulan sebelumnya. Mungkin tarifnya memang naik."

mereka menyusun ulang tagihan

Malam itu, Alvian dan Mesya duduk bersama di meja makan, membahas bagaimana mereka bisa menyesuaikan anggaran rumah tangga.

"Kita harus lebih ketat dengan pengeluaran kita, sayang. Mungkin kita bisa kurangi makan di luar dan lebih sering masak di rumah," usul Alvian.

"Setuju. Aku juga akan mencari cara untuk menghemat di rumah, seperti mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak digunakan," tambah Mesya.

Mereka menyusun anggaran baru dengan lebih rinci, mencatat setiap pengeluaran dan mencari cara untuk menghemat di berbagai aspek kehidupan mereka.

Mesya kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu untuk membantu menambah penghasilan keluarga.

"Alvian, aku melihat ada lowongan kerja paruh waktu di toko buku dekat rumah. Aku pikir aku bisa mencoba melamar di sana," ucap Mesya.

eum,aku lebih mendukung kamu di rumah saja sayang. Sudah menjadi tugas suami yang menafkahi istri. ucap Alvian sambil menggenggam tangan istrinya.

"Tapi sayang, aku hanya ingin membantu kamu." ucap meyaa memohon

"Apa kamu tidak keberatan sayang?" biar aku saja yang kerja. Ucap Alvian

" Aku tidak keberatan sama sekali " lagi pula, aku bosen dirumah terus . boleh kan sayang aku kerja ? Mesya memberikan senyuman manisnya

"Aku menyerah " senyum manismu mengalahkan semua nya sayang . ucap Alvian sembari mengecup bibir istri nya.

"makasih sayang " Mesya membalas ciuman Alvian.

Apa yang terjadi selanjut nya? Ya, seperti biasa mereka melanjutkan dengan adegan romantis, menikmati kenikmatan surga dunia.

Mesya berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut dan mulai bekerja beberapa jam setiap hari. Meski melelahkan, dia merasa senang bisa membantu meringankan beban finansial mereka.

"suamiku", aku di terima di tempat kerja ,ucap Mesya bahagia menyelimuti nya.

" wiih, selamat ya sayang" aku ikut senang dengarnya. Ucap Alvian.

Keesokan harinya Mesya mulai bekerja di toko buku dekat rumahnya itu, Mesya bahagia dengan hari pertama nya, bekerja dengan penuh semangat.

Pemilik toko sangat ramah kepada Mesya. Pemilik toko itu sangat kagum dengan cara bicara Mesya yang sopan dan lembut kepada siapapun.

Tak hanya kagum dengan akhlak nya, kinerja yang di berikan Mesya juga sangat bagus.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Alvian dan Mesya harus menghadapi beberapa tantangan dan membuat pengorbanan demi menjaga stabilitas keuangan mereka.

"Alvian, aku tahu kamu sangat ingin membeli sepeda baru untuk berolahraga, tapi mungkin kita harus menundanya dulu sampai kondisi keuangan kita lebih stabil," kata Mesya dengan hati-hati.

Alvian menghela napas panjang. "Iya, kamu benar. Kita harus fokus pada prioritas dulu. Sepeda itu bisa menunggu."

Selain itu, mereka juga harus menunda rencana liburan yang sudah lama mereka impikan. Meski terasa berat, mereka menyadari bahwa menabung untuk masa depan lebih penting saat ini.

Dalam situasi sulit ini, Alvian dan Mesya semakin menyadari pentingnya dukungan satu sama lain. Mereka selalu berusaha untuk tetap positif dan memberikan semangat satu sama lain.

"Mesya, aku sangat menghargai usaha kamu bekerja paruh waktu dan semua pengorbanan yang kamu lakukan untuk kita," kata Alvian suatu malam sambil memeluk Mesya erat.

"Aku juga menghargai semua kerja kerasmu, Alvian. Kita harus tetap kuat dan saling mendukung. Aku yakin kita bisa melewati ini bersama," jawab Mesya dengan penuh keyakinan.

Suatu hari, Alvian menerima kabar baik dari kantor. Atasannya memberitahunya tentang adanya posisi baru yang lebih tinggi dengan gaji yang lebih baik.

"Alvian, ada posisi manajer proyek yang kosong. Aku pikir kamu cocok untuk posisi ini. Apakah kamu tertarik untuk melamar?" tanya atasannya.

Alvian merasa sangat bersemangat. "Tentu saja, Pak. Saya sangat tertarik dan akan mengajukan lamaran secepatnya."

Mesya sangat mendukung keputusan Alvian dan mereka mulai mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk melamar posisi tersebut. Setelah beberapa minggu menunggu, akhirnya Alvian mendapatkan kabar baik.

"Mesya, aku diterima! Aku mendapatkan posisi manajer proyek!" seru Alvian dengan wajah berseri-seri.

Mesya melompat kegirangan. "Alvian, aku sangat bangga padamu! Ini akan sangat membantu kondisi keuangan kita."

Dengan gaji yang lebih tinggi, kondisi keuangan Alvian dan Mesya mulai membaik. Mereka bisa menabung lebih banyak dan mulai merencanakan masa depan dengan lebih optimis.

"Alvian, sekarang kita bisa mulai menabung untuk membeli rumah sendiri. Aku yakin ini akan menjadi langkah besar bagi kita," kata Mesya dengan penuh semangat.

"Benar, sayang. Aku juga berpikir kita bisa mulai mempertimbangkan investasi untuk masa depan kita dan anak-anak kita nanti," tambah Alvian.

Meski perjalanan mereka penuh dengan tantangan, Alvian dan Mesya berhasil menghadapinya bersama. Mereka menyadari bahwa kekuatan dalam pernikahan mereka terletak pada dukungan dan cinta satu sama lain. Kini, mereka siap untuk menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri dan harapan yang lebih besar.