Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.
Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Ha Joon merasa khawatir dengan operasi Min Hyuk, dia datang dengan membawa bingkisan untuknya.
Sampai di rumah sakit, dia melihat Da Mi berdiri sendirian di lorong dekat kamar Min Hyuk. Langkah kaki Ha Joon menjadi perlahan, menikmati pandangannya pada Da Mi yang selalu membuatnya terpesona.
Tapi kemudian Jae Suk datang membawa segelas minuman untuknya. Langkah kaki Ha Joon terhenti. Mereka bicara serius, kemudian Jae Suk membelai rambut Da Mi. Dada Ha Joon terasa sesak, dia sangat tak suka melihatnya.
Ha Joon tak mau melihat semua itu, tapi jika dia pergi, maka mereka akan melakukan hal lainnya. Dia memutuskan untuk mendekat dan membuat mereka merasa canggung.
"Hai! " sapanya cukup keras.
Da Mi menoleh, Jae Suk menelan salivanya saat tahu siapa yang datang.
"Hai! " jawab Da Mi seraya mengaitkan rambut ke telinganya.
Jae Suk mendelik, masih bertahan tak ingin menatap Ha Joon.
"Bagaimana kakek? " tanya Ha Joon.
"Yakin datang buat nanyain kakek? " Jae Suk baru melirik.
Ha Joon tersenyum.
"Operasinya berjalan lancar bukan? " tanya Ha Joon lagi.
"Itu.... " Da Mi hendak menjawab tapi Jae Suk menimpal lagi.
"Bukankah dengan tidak datang ke acara pernikahan ku berarti kau tidak peduli dengannya? " ucap Jae Suk.
Da Mi merangkul Jae Suk, tapi jarinya mencubit pinggangnya.
"Operasinya lancar, kakek sedang dipindahkan ke ruang rawat" jawab Da Mi.
Ha Joon melihat tangan Da Mi, kemudian menatap Jae Suk.
"Syukurlah" ucap Ha Joon seraya duduk.
Da Mi melepaskan tangannya, tapi Jae Suk menariknya untuk tetap memeluknya. Da Mi membulatkan matanya.
"Kau tidak datang ke pernikahan ku, jadi aku minta hadiahnya lebih besar" ucap Jae Suk.
"Kau sudah mendapatkan gift nya, gift yang tidak ternilai" ucap Ha Joon menatap Da Mi.
Da Mi menunduk.
"Maksudnya istriku? " tanya Jae Suk menatap Da Mi.
Dia mengalihkan pandangannya pada Ha Joon dan Da Mi yang saling menatap.
"Benarkah? " gumam Jae Suk.
Tak lama kemudian, Min Hyuk datang dengan suster yang mengantarkan dirinya ke ruang rawat.
Da Mi mendekat, Ha Joon ikut berdiri, Jae Suk membantu mendorong ranjangnya.
"Dia terlihat baik" ucap Da Mi.
"Dia akan segera baik" ucap Jae Suk.
Ha Joon berhenti berjalan dan membiarkan mereka masuk dengan tatapan sendu melihat betapa Da Mi sangat menyayangi kakek Min Hyuk. Dan merasa menjadi pasangan yang tepat untuk Jae Suk.
Tapi tiba-tiba Da Mi keluar dan menarik tangannya.
"Ayo masuk! " ucap Da Mi.
Ha Joon menatap tangan Da Mi kemudian tersenyum.
Jae Suk mendelik merasa Da Mi berlebihan karena memintanya masuk.
"Duduklah, aku harus ke toilet. Kalian jaga kakek. Ok! " Da Mi pergi.
Ha Joon menatap Min Hyuk yang masih menggunakan selang oksigen. Jae Suk duduk dengan melipat tangannya, menatap ke arah Ha Joon.
"Apa niat mu datang kemari? " tanya Jae Suk.
"Da Mi saja tahu kalau aku ingin menjenguk kakek. Kau sebagai teman ku tak paham? " ucap Ha Joon.
"Sudahlah Ha Joon, aku menyesal karena tak bisa memberikan Lamborghini dan rumah di pulau Jejunya..... "
"Aku kira kau menyesal sudah membuat taruhan itu, hampir saja padahal.... " Ha Joon belum menyelesaikan ucapannya.
"Kenapa? Kau mau mengatakan padanya bahwa kita membuat taruhan itu? " tanya Jae Suk.
"Tidak, tidak akan aku lakukan, bukan berarti aku takut dia kecewa padaku, tapi aku takut dia kecewa padamu. Aku tidak mau dia merasa kecewa dengan teman kecilnya" jawab Ha Joon.
Jae Suk berdiri, merasa kesal Ha Joon mengasihani dirinya.
"Hei.... " Jae Suk hendak melawan.
"Katakan pada kakek aku kesini, aku harap bisa memancing bersamanya lagi. Aku pergi! " Ha Joon beranjak.
"Kau mau pergi? " tanya Da Mi yang baru masuk.
Ha Joon terkejut tapi kemudian mengangguk dan tersenyum.
"Bye! " ucap Ha Joon kemudian keluar.
Da Mi membulatkan matanya pada Jae Suk.
"Apa yang kau katakan padanya? " Da Mi curiga Ha Joon pergi karena ucapan Jae Suk yang menyinggung.
"Apa apaan kau ini, memangnya dia selugu itu pergi karena ucapan ku! " ucap Jae Suk kemudian duduk lagi dan melipat tangannya.
Da Mi mendelik tahu Jae Suk sekarang selalu bicara seenaknya, tak memikirkan perasaan orang lain. Dia khawatir pada Ha Joon.
Tak lama kemudian datang Yu Na dan Yu Ri.
"Hai! " Yu Ri menyapa Jae Suk.
Jae Suk memejamkan matanya berpura-pura mengantuk. Da Mi kesal melihat tingkahnya.
"Bibi tak kemari? " tanya Da Mi pada Yu Ri.
"Tidak, Mirae bekerja, jadi dia menyiapkan bekal untuknya. Dia akan bekerja semalaman" jawab Yu Ri.
"Aku juga akan bekerja kak, jadi aku dan Yu Ri hanya datang sebentar" ucap Yu Na.
Da Mi kecewa, dia ingin ditemani mereka.
"Bye Kak! " Yu Na dan Yu Ri pergi.
Jae Suk membuka matanya.
"Belikan aku kopi! " ucapnya.
Da Mi menatap ke arah Min Hyuk yang masih belum sadar.
"Tidak mau! " jawabnya.
"Kau ini.... " Jae Suk hendak berdiri.
"Beli sendiri Mikey! " ucap Min Hyuk parau.
"Kakek! " seru mereka berdua.
Da Mi dan Jae Suk mendekat.
"Ahhh, syukurlah kakek sudah sadar" ucap Da Mi.
Min Hyuk tersenyum kecil.
"Aku akan panggil dokter" ucap Jae Suk.
Dia pergi, Da Mi tersenyum pada Min Hyuk.
"Terimakasih" ucap Min Hyuk.
"Apa? Untuk apa kek? " tanya Da Mi.
"Untuk menjadi istri Jae Suk, dan akan melahirkan keturunan Yoo yang lainnya" lanjut Min Hyuk.
Da Mi menyeringai, merasa permintaan kakek yang satu ini takkan bisa dia wujudkan.
Dokter datang dengan Jae Suk, Da Mi langsung mundur perlahan. Jae Suk memperhatikan raut wajahnya. Dengan mengangkat alisnya, dia bertanya kenapa Da Mi mundur.
Da Mi hanya diam dan berdiri di dekat pintu memperhatikan dokter. Jae Suk ikut berdiri di sampingnya.
"Kenapa? " tanya Jae Suk pelan.
"Tidak" jawab Da Mi berbisik.
Jae Suk menatapnya, kemudian beralih pada kakeknya. Pikirnya kakek sudah mendengar ucapannya dengan Ha Joon.
"Dia harus banyak istirahat, jangan buat stress ya" ucap Dokter.
Dokter pergi, beberapa menit kemudian, Min Hyuk tertidur.
Da Mi duduk di kursi luar, dia memeriksa ponselnya. Meskipun baru saja melangsungkan pesta pernikahan, dia terus saja memantau Rumah Pelangi dan ladangnya. Dong Ju kini menjadi orang kepercayaannya.
Jae Suk menatapnya, perlahan dia mendekati, Da Mi menyadarinya.
"Jangan terlalu dekat, aku sedang malas meladeni gurauan mu" ucap Da Mi pelan.
Jae Suk berhenti.
"Apa yang kakek katakan, sampai mood mu berubah, dari yang riang setelah bertemu Ha Joon sekarang jadi murung" tanya Jae Suk.
Da Mi menaruh ponselnya dan menatap kesal ke arahnya.
"Tujuan utama perjodohan ini adalah keturunan, aku tidak bisa mewujudkannya" ucap Da Mi.
Jae Suk terdiam, dia paham apa yang dimaksud Da Mi. Kemudian dia diam dan melipat tangan di dada dan menyandarkan kepalanya lalu menutup mata.
Da Mi memukul lengannya.
"Giliran aku bicara kau tidur" ucapnya kesal.
Jae Suk tak bergeming.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>