ISTRI RANDOM

"Apa!" bentak Mulan.

Saat Dania menatapnya dengan tajam.

"Masih ingin mendengar kenyataan lagi!" bentak Mulan yang tersenyum.

"Katakan saja Jeng, kami ingin tahu?" penasaran sala satu dari mereka.

"Ayo!" pinta yang lainnya.

Mulan semakin tersenyum saat ini. Tidak disangka semuanya berpura pura baik semuanya. Hanya kekuasaan dan berdasarkan kepentingan belaka bagi mereka.

"Jika kamu masih mengolok dan menjelekkan menantuku lagi! Bahkan sampai aku mendengarnya langsung, kamu tidak akan bisa lolos dariku!" ancam Mulan yang masih menahan tidak melanjutkan ucapan yang akan membuatnya sakit.

"Hanya berani bersembunyi di balik mertuanya," decak Dinda.

"Jaga mulutmu! Anak dan ibu sama tajamnya lidah kalian! Kamu yakin jika kamu anak dari Dimitri!" kesal Mulan yang akhirnya mengatakan hal yang paling tidak ingin di dengar oleh Dania.

"Stop! Nyonya! Jangan libatkan dia!" marah Dania.

"Kenapa? Tidak ingin anak tahu siapa ayah kandungnya?" balas Mulan.

"Mom, apa maksud dari Anty Mulan?" rengek Dinda yang seolah matanya meminta penjelasan dari ibunya.

"Jangan dengarkan! Itu semuanya tidak benar!" jelas Dania.

"Aku ingin melihat sampai kapan kamu menutupi ini lebih lama lagi! Dania!" ucap Mulan yang pergi dari sana menggandeng tangan Rosa.

"Ma, benar apa yang barusan Mama katakan?" penasaran juga Rosa saat sudah duduk.

"Benar, Ros. Kita hanya perlu menonton saja drama dari sini. Bisa di pastikan akan menjadi kehancurannya, karena kesombongannya," jelas Mulan.

"Ya Tuhan aku tidak menyangka Ma. Apakah kalian dulu berteman?" penasaran Rosa.

"Tidak, tapi aku berteman dengan baik dengan tunangannya Dimitri dulu. Aku tidak habis pikir Dania menjebak dan memaksa untuk dinikahi. Untung saja dia sahabat Mama merelakan dan sudah bahagia saat ini dengan pasangannya." jelas Mulan.

"Oh begitu, Ma." ucap Rosa yang tidak bertanya lagi. Walau masih banyak pertanyaan yang gatal ingin di ucapkan apalah saya karena acara amal sudah di mulai.

Benar saja Dania tidak kembali berulah di acara amal ini. Hingga benar benar selesai, bahkan Dinda yang marah dan kesal harus di tahan terhadap Dania. Jangan sampai banyak yang tahu jika memang dia bukan anak kandung Dimitri. Hal yang paling di takuti oleh Dinda.

"Ros, kita pulang langsung ke rumah. Pasti Papamu juga sudah selesai," ucap Mulan.

"Iya, Ma. Tapi Bang Galih apa sudah bisa pulang hari ini belum?" tanya Rosa.

"Mama belum dapat kabar dari Papamu, coba saja kamu telp Ros," ucap Mulan.

"Iya, Ma," jawab Rosa. Di coba di ambil hpnya saat menuju ke dalam mobilnya. Namun tidak di angkat oleh suaminya, bahkan sudah di coba beberapa kali olehnya.

"Kenapa Ros?" tanya Mulan saat melihat menantunya menggelengkan kepalanya sendirian.

"Bang Galih ga di angkat, pasti lagi sibuk," jelas Rosa.

"Sudah kirim pesan?" tanya Mulan lagi.

"Sudah Ma," jawab Rosa.

"Ya sudah kita makan dulu di resto tempat biasa ya Pak Supri," ucap Mulan.

"Siap Nyonya besar," jawab Pak Supri lalu mengemudikan mobilnya dengan perlahan.

"Disana juga nanti kamu akan bertemu dengan teman Mama, jadi jangan tundukkan kepalamu. Karena mulai saat ini tidak ada yang akan mengganggumu." jelas Mulan.

"Aku masih harus kerja, Ma," ucap Rosa.

"Kalau sudah tidak nyaman di rumah saja dengan Mama bisa, atau kamu mau buka usaha? Coba kamu pertimbangkan lagi. Walau Papa dan Suamimu menjamin atas keselamatanmu, tapi kamu yang lebih tahu bagaimana dia bersikap," ucap Mulan.

"Nanti aku pikirkan, Ma. Aku bersyukur bisa masuk dalam keluarga Mama, dan Bang Galih yang selalu bisa di andalkan," ucap syukur Rosa.

"Nah kita sudah sampai, yuk turun," pinta Mulan.

"Pak Supri makan di dalam bersama saja," ajak Mulan.

"Tidak Nyonya, terima kasih. Saya masih kenyang." tolak Pak Supri.

"Beneran Pak, ayo," ajak Rosa.

"Terima kasih Non, benar sudah kenyang. Nanti kalau lapar saya bilang," ucap Pak Supri.

"Ya sudah, ini buat Pak Supri barang kali mau beli kopi atau rokok," ucap Rosa yang memberikan beberapa lembar uang kertas berwarna merah.

"Terima kasih, Non, Nya," ucap Oak Supri.

Hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Keduanya lalu masuk ke dalam resto. Tidak tampak Dania ataupun Dinda disana. Padahal biasanya dialah yang paling ramai dan heboh, tapi aneh kali ini tidak terlihat disana.

"Hai Jeng, kemari!" ajak salah satu teman Mulan.

"Iya," jawab Mulan yang kemudian menghampiri mereka.

"Oh, ini yang jadi mantunya ya Jeng. Cantik! Memang pantas berdampingan dengan Galih," pujinya.

"Tentu, Jeng." ucap Mulan.

"Kenapa Jeng Dania tidak terlihat disini?" tanya salah seorang yang lainnya.

"Benar, kemana dia? Padahal biasanya paling heboh." balas yang lainnya.

"Aku lihat mobilnya lurus terus tidak berhenti belok kesini," ucap seseorang yang baru saja datang.

"Oh, apakah ada hubungannya dengan yang tadi di sana?" Tanya yang lainnya.

"Jangan bahas yang tidak tidak, sebaiknya kita pesan makan dan menikmati sajian disini hari ini," lerai Mulan.

"Oh, kau Jeng masih saja melindunginya padahal jelas dia yang bersalah," sesal teman yang lainnya.

"Sudah tahu begitu, masih saja kamu baik padanya," ucap yang lainnya.

"Harusnya kamu katakan yang lebih jelas dimana posisi dan kedudukannya. Langsung dia tidak muka lagi dengan kita semuanya." jelas yang lainnya lagi.

"Apa manfaatku? Tidak ada! Hanya penyebarkan kesalahan orang lain yang belum tentu aku pun selalu benar. Jangan jadi munafik! Urusi saja urusan kita masing masing," ucap Mulan.

Rosa yang mendengar diam saja, betapa bijak dan tahu situasi bagaimana membela dan juga melindungi. Bisa di pastikan mulut Mulan mengatakan tidak tapi Dania ada pernah terjadi persahabatan diantara mereka.

Aku ingin tahu masa lalu Mama dan Aunty Dania, pasti ada cerita disana. Batin Rosa.

Makanan sudah datang sesuai dengan pesanan masing masing, lalu menyantap dengan obrolan ibu ibu sosialita. Bagi Rosa itu hal awan. Tidak ada pengalaman jadi memilih menyimak saja.

Dering telpnya berbunyi, ternyata suaminya.

"Bang," sapa Rosa.

"Kamu dimana Ros?" Tanya Galih.

"Sedang makan di resto deket amal tadi. Abang dimana?" Tanya Rosa.

"Oh, ya sudah selesaikan dulu dengan Mama. Aku mengkhawatirkanmu, Ros. Maafkan aku ya," ucap Galih yang memang baru bisa bicara dengan istrinya. Entah karena situasi yang sulit atau memang pekerjaannya yang sangat padat.

"Aku paham, Bang. Karena keluargamu sudah mewakilkan untuk menjagaku, aku merindukanmu, Bang," ucap Rosa.

"Aku pun sama Ros, rindu dengan memelukmu," ucap Galih.

"Ros. Ayo kita pulang," pinta Mulan.

"Bang, aku pulang dulu ya, nanti di sambung lagi," ucap Rosa

"Iya, hati hati, Ros." ucap Galih.

"Iya, Ma," jawab Rosa yang baru saja menutup telpnya.

"Galih?" tanya Mulan dan diangguki Rosa karena sedang minum.

"Oh, ayo kita langsung pulang saja, Mama lelah," ucap Mulan.

Akhirnya mobil itu melaju kembali menuju rumah keluarga mertuanya. Kali ini Pak Supri membawanya dengan santai, sampai Rosa tertidur disana.

Sampai juga di rumah, Mulan yang turun ternyata sudah terlihat anak sulung yang menanti di depan pintu utamanya.

"Sudah datang, Sayang?" tanya Mulan.

"Sudah, Ma, Rosa mana?" tanya Galih.

"Tidur di mobil," jawab Mulan.

"Biar aku saja Ma yang membawanya ke dalam," pinta Galih.

...****************...

Terima kasih atas selalu setia menanti up dari Mommy ya.

Like dan komentarnya di tunggu ya.