NovelToon NovelToon
Queenza

Queenza

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / CEO / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Cinta Paksa / Wanita Karir
Popularitas:218.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.A

"Kamu tahu kenapa ibuku memberikan nama Queenza? Karena aku adalah seorang ratu. Ya, seorang ratu yang bisa mendapatkan apa yang aku mau, termasuk kamu."

Demi melancarkan balas dendam, Queenza menjebak suami dari adiknya untuk tidur bersamanya. Rasa cinta Ayyara pada suaminya Abian, tak membuatnya marah setelah sang kakak meniduri sang suami. Namun hal buruk datang, di mana ternyata Queenza hamil. Ia juga meminta Abian untuk bertanggung jawab dan meninggalkan Ayyara.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Akankah Abian tanggung jawab dan menceraikan Ayyara, atau mengabaikan Queenza dan tetap bersama wanita yang dicintainya?

Ikuti terus kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Father's Love

Dalam kamar, Abian sibuk membersihkan luka di lengan istrinya. Saat Ayyara terjatuh, lengannya terkena pecahan beling. Mungkin sakitnya tak seberapa daripada ucapan sang kakak. Ia terus menangis membuat suaminya merasa sedih.

"Kenapa Kakak sangat membenciku, Mas? Padahal aku sayang sekali padanya," ujar Ayyara terisak.

"Sudah, jangan menangis." Abian memeluk sang istri setelah selesai mengobati lukanya.

"Aku dan Kak Queen dulu sangatlah dekat. Mas pasti tahu bawa Mama dan Tante Charlotte itu adik kakak yang sangat dekat, makanya kami berdua pun seperti adik kakak," ujarnya pada sang suami. "Tapi, setelah Kak Queen tahu Mama dan Papa menikah, ia benar-benar berubah seakan kita adalah musuhnya," katanya dengan terisak. Sungguh, Ayyara sangat merindukan Queenza yang dulu. Kakak yang begitu sayang padanya, gadis yang ceria dan baik hati. Namun kini, ia seakan berubah menjadi sosok yang tak dikenal.

"InsyaAllah kakakmu akan kembali seperti dulu. Jangan pernah putus untuk mendoakannya. Ia sedang tersesat dan kita harus terus disampingnya untuk membawanya ke jalan yang benar. Sudah, jangan menangis lagi. Cantikmu luntur jika menangis seperti itu dan membuatku selalu ingin memelukmu dengan erat," kata Abian yang memeluk istrinya dengan begitu erat.

"Mas sangat bangga padamu, Sayang. Kamu benar-benar memiliki hati yang baik. Bahkan setelah apa yang Queenza lakukan, kamu masih tetap menyayanginya."

"Kak Queen sebenarnya baik. Seperti yang Mas katakan, dia sedang tersesat sekarang dan aku berharap ia kembali."

"Aamiin. Semoga suatu saat keluarga ini kembali harmonis."

"Makasih, Mas, sudah selalu ada untuk Ayya," kata wanita cantik itu mendongak dan tersenyum.

Abian mengecup bibir istrinya dengan begitu lembut seraya terus mengusap punggung sang istri.

"Aku mencintaimu, Mas."

"Aku lebih mencintaimu, Ayyara Zara."

Berbeda dari kamar sepasang suami-istri muda yang tengah kasmaran, selepas membersihkan lantai, Queenza kembali mandi dan mengganti pakaian. Ia tampak begitu merasa kurang enak badan, sesakali ia pijat leher belakangnya. Ia bahkan melupakan makan malam saking kesal dengan perbuatan Ayyara.

"Kepalaku sakit sekali," gumam Queenza merebahkan tubuh dan meraih selimutnya. Tiba-tiba ia menggigil merasa sekujur tubuhnya dingin. Tenggorokannya mulai terasa perih dengan mata pun seakan mengering.

Queenza mencoba untuk tidur, tetapi sedikit sulit karena tubuhnya terasa panas dan dingin. Kesadarannya pun mulai melemah, hingga tiba-tiba ia melihat bayang seorang lelaki yang panik memanggil namanya.

"Papa," lirih Queenza sengan setengah kesadarannya.

"Sayang, ini Papa, Nak. Kita ke rumah sakit, ya."

"Papa kenapa mengkhianatiku juga Mama? Kenapa, Pa? Kenapa harus Tante Sarah?" Tiba-tiba Queenza menangis dengan suara yang lirih.

"Apa Papa tidak tahu seberapa menderitanya aku melihat kalian? Kalian yang aku sangat cintai kenapa mengkhianati Mama?" tanyanya terisak.

"Aku benci kalian! Aku ben—ci!"

Aarav panik saat melihat anaknya pingsan. Ia berteriak membuat penghuni rumah keluar dari kamar.

"Bian, tolong Panggil Dokter Fawaz," ujar Aarav yang panik.

"Baik, Pa."

"Sarah, ambil plester demam. Tubuh Queenza sangat panas," katanya pada sang istri.

"Baik, Mas."

Sarah juga Abian dan Ayyara pun pergi.

"Queen ...." Aarav meneteskan air mata melihat keadaan sang anak.

Queenza memang akan jatuh sakit saat perasaannya hancur. Belum lagi ia sangat sibuk setelah menjabat sebagai dirut yang membuat tubuhnya drop. Aarav tak menyangka jika masuknya Ayyara ke kamar tersebut membuat perasaan Queenza hancur berkeping-keping seperti ini. Ia tak menyangka bahwa kebencian Queenza pada dirinya, Sarah dan Ayyara begitu besar.

"Harus bagaimana lagi Papa menjelaskan padamu, Nak? Papa tidak pernah mengkhianati mamamu. Bahkan jika bisa memilih, lebih baik Papa ikut pergi bersama mamamu. Papa sangat mencintai mamamu, Nak, bahkan sampai sekarang." Aarav menciumi tangan sang anak yang masih tak sadarkan diri. Hatinya begitu sakit melihat bagaimana penderitaan Queenza selama ini menyimpan rasa dendam yang sangat dalam.

Tanpa Aarav sadari, sejak tadi Sarah dan Ayyara sudah berada di depan pintu kamar. Ayyara menyentuh bahu sang mama yang terkejut dengan perkataan suaminya. Hati Sarah terasa sakit mendengar apa yang dikatakan sang suami barusan.

Buru-buru Sarah menghapus air matanya saat Aarav menoleh ke arah pintu dan menghampiri mereka.

"Kenapa tidak masuk?" tanya Aarav.

"Kita tidak diizinkan Queen masuk, Mas. Kita tidak mau membuat keadaanya semakin parah," ujar Sarah. "Ini plester penurun demamnya. Kata Bian, sebentar lagi Dokter Fawaz akan sampai."

"Baiklah, Terima kasih, Sarah."

"Tidak perlu sungkan begitu, Mas. Kita kan keluarga."

Aarav tersenyum seraya mengangguk.

Tak lama, dokter datang dan memeriksa Queenza.

"Queenza hanya kelelahan dan banyak pikiran, makanya dia drop, Mas," kata Fawaz pada kakak sepupunya itu.

"Sudah kuduga. Memang sejak menjabat jadi dirut ia benar-benar sibuk. Belum lagi ada kejadian yang buat dia semakin stres," ujar Aarav menghela napasnya.

"Ada apa, Mas? Apa Queenza bertengkar lagi dengan Kak Sarah dan Ayyara?"

"Begitulah. Tadi Aya masuk kamarnya dan pasti kamu tahu reaksinya bagaimana."

"Yang sabar, Mas. Pengobatan trauma memang tak mudah. Kitanya harus banyak ngalah. Alhamdulillah Queenza tidak suka melakukan self-harm. Setidaknya kita masih tetap bersyukur. Queenza mengalami hal buruk yang tak bisa diterima olehnya. Karena itulah sikapnya seperti ini," ujar Fawaz menepuk bahu kakak sepupunya itu.

"Terima kasih, Fawaz, sudah mau datang di tengah malam begini."

"Tidak perlu sungkan, Mas. Lagian rumah kita berdekatan ini," ujar Fawaz tersenyum. "Ini obat dan vitamin untuk Queenza. InsyaAllah besok pagi juga demamnya akan turun," kata lelaki berkacamata itu. "Karena sudah tak ada urusan lagi, aku pamit pulang, ya. Semoga Queenza cepat membaik. Andai demamnya belum turun juga sampai besok, kalian bisa bawa ke rumah sakit."

"Baik, Fawaz. Sekali lagi terima kasih."

"Gak perlu sungkan, Mas. Kalau begitu aku pamit dulu." Fawaz pun menepuk bahu kakak sepupunya, setelah itu berlalu dari kediaman Aarav.

Sepanjang malam Aarav di kamar sang anak dengan terus mengompres dan sesekali mengusap keringat dingin yang keluar dari tubuh anak perempuannya itu. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Queenza yang terus mengigau tentang masa lalu. Hati Aarav begitu hancur melihat keadaan anak kesayangannya.

"Maafkan Papa, Nak." Aarav terus menggenggam tangan Queenza seakan tak ingin melepasnya, sesekali ia cium juga dengan air mata yang terjatuh.

Hingga pagi menjelang, Aarav tertidur dengan kepala di bibir ranjang. Queenza pun membuka matanya dengan sedikit meringis karena kepalanya terasa pusing. Tubuhnya pun terasa tak enak, apalagi tenggorokannya yang begitu kering.

Merasakan pergerakan tangan di dekat kepalanya, Aarav pun terbangun.

"Queen, kamu sudah bangun." Aarav buru-buru mengecek suhu tubuh anaknya. "Alhamdulillah sudah turun," katanya merasa lega.

"Ha-haus," ujar Queenza dengan lemahnya.

"Ingin minum?" tanya Aarav yang diangguk Queenza.

Buru-buru lelaki keturunan Pakistan itu meraih air dan membantu sang anak untuk minum.

"Sarapan, ya. Setelah itu minum obat."

Queenza menggeleng dengan membuang tatapan pada sang ayah, membuat Aarav hanya bisa menghela napas.

"Maafkan Papa, Nak. Harus dengan cara apa supaya kamu memaafkan Papa? Papa begitu hancur melihatmu seperti ini," lirih Aarav. "Papa merindukanmu, Sayang. Papa rindu anak Papa yang manja dan selalu mengandalkan Papa. Papa rindu pada anak Papa yang selalu ceria. Kembalilah, Nak." Ia sungguh habis akal untuk meluluhkan hati anaknya.

"Tinggalkan wanita itu!" jawab Queenza.

"Queen, kamu bisa minta apa saja, kecuali itu."

"Aku tidak ingin apa-apa selain mereka pergi dari kehidupanku!"

"Ya Allah, Queen ...." Aarav sungguh kehabisan kata mendengar itu semua.

"Keluarlah, aku ingin sendiri."

"Sarapan dulu, ya. Kemarin kamu melewatkan makan malammu."

"Aku tidak lapar. Cukup Anda keluar, aku benar-benar berterima kasih."

Aarav menatap sedih punggung sang anak. Hatinya terasa hancur tak diacuhkan olehnya. Dengan perasaan sedih, Aarav keluar dari kamar Queenza. Setelah menutup pintu, ia menyandarkan tubuhnya dibalik pintu.

"Papa sangan sayang padamu, Queenza."

1
mommyarayra
klo di liat dri kalimat que, dia gk mslh klo papa nya menikah lagi tpi jngan sama org terdekat mereka aku nangkap nya begitu, klo di bawa ke kehidupan nyata memang sakit loh
Royani Arofat
pelet mbah dukun ya??? g ilang2 efeknya.
yovita nahak
sangat menarik ceritànya
Enggar Niken Raras
Luar biasa
yovita nahak
queenza 🤣🤣🤣
yovita nahak
author keren...
yovita nahak
waduh jangan2 quenza hamil?
Indah Viana
bagus ceritanya suka🥰🥰🥰
Rosmery Napitu
korban kok jd ayaara
Rosmery Napitu
Queen bodoh....bls dendam merusak diri sendiri....dgn cara rendahan juga,mana bekasan musuh lagi 😜😜
bekas
Sulati Cus
bagus banyak hikmah yg bisa di petik cm klu di kehidupan nyata susah kyknya ngilangin dendam
Sulati Cus: bener bgt author
Mrs. A: Terima kasih udah baca. kalau soal menghilangkan dendam, itu tergantung masing2 sih menurut Author, ya. Ada yg disadarkan dengan keadaan, atau disadarkan oleh seseorang dan juga kerelaan hati untuk memaafkan dan melupakan
total 2 replies
Yanti Turus
Queen emng cerdas 👍
Netti Setiani
kerenn
Chindykarlolina
bagus
Mrs. A: Terima kasih sudah mampir. jangan lupa mampir di novel2 Author yang lain ❤️
total 1 replies
benkk benkzuu18
akhir yang baik thor 😁
Mrs. A: Makasih 🤭
benkk benkzuu18: siaaapp thor 🤣
total 5 replies
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Akhirnya happy ending....🥰🥰🥰
Ternyata Ayyara masih hidup dan semua saling memaafkan tanpa ada dendam.
Salam sehat selalu kak.... semangat berkarya💪💪💪😊😊😊
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾: Asiappp 👍👍👍👍
Mrs. A: Terima kasih sudah setia membaca. Kalau berkenan bisa mampir di karya Baru Author ❤️
total 2 replies
sansan
gak asik bgt se...
seharusnya kan di siksa dulu baru di bunuh.. eh ini malah bunuh diri hadehh . gk like bgt deh.
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Ayarra sakit hati sama kakaknya,iri akan semuanya.... dia tidak bisa melewati ujian hidup dan lebih memilih jalan bodoh yaitu bunuh diri.
Seharusnya dia harus bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya.
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
AQ udah membayangkan pasti Sa'ad kerjasama sama Queenza....bravo bravo....Ayyara tunggu detik2 pembalasan dari Ratunya iblis ...mau maju atau mundur udah gak bisa Ayyara 🤭🤭
Benar2 astetik vila Sa'ad 👍👍
benkk benkzuu18
alamat nih thor banyak kembang api 🤣🤣
Mrs. A: Udah Tamat 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!