EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
Bibir kedua wanita ini terus berkomat-kamit menggerutu sebal karena kehadiran Nanda bisa mencoreng kredibilitas keluarga mereka.
"Mana mungkin Langit seperti itu. Dia aku didik dengan baik. Menyentuh alkohol saja tidak pernah apalagi menyentuh wanita. Binar saja yang ia cintai begitu dalam sampai rela akan memberikan ginjalnya, Langit jaga sepenuh hati. Sedikit pun tak pernah menyentuh Binar. Kok dia perempuan enggak jelas tiba-tiba datang menjelekkan putraku. Mana ngaku-ngaku hamil anak Langit. Huft !!" gerutu Ayu.
"Iya, Ma. Aku enggak percaya kalau Bang Langit berbuat begitu kecuali dirayu sama dia," timpal Alea.
"Turunan miskin palingan nanti anaknya juga penyakitan. Mana mau aku punya cucu yang penyakitan," gumam Ayu tanpa sadar mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak ia lontarkan.
Entah bagaimana nanti di masa depan jika Langit sampai tahu perihal ini. Ibu dan saudara kembarnya menutupi hal sepenting ini darinya. Membuatnya semakin terperosok dan berkubang dalam penyesalannya.
Sepeninggal Nanda dan Charlie pergi, Ayu menyuruh Alea membawakan orang yang ahli untuk menghapus jejak cctv. Ayu tak mau sang suami maupun Langit tahu jika Nanda pernah datang ke rumah mereka untuk meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya.
Ingatlah pepatah bahwa serapi-rapinya sebuah rahasia yang kita simpan, suatu saat pasti akan terkuak juga. Bangkai yang tersimpan, suatu hari pasti baunya akan tercium juga. Hanya menunggu waktu dan bagaimana tangan Tuhan bekerja.
☘️☘️
Suara murid bersorak gembira memulai pembelajaran hari pertama di SLB Pelita Hebat. Senyum di wajah para orang tua yang hadir mewarnai pagi yang cerah saat ini.
Tap...tap...tap...
Derap langkah dua orang setengah berlari menuju salah satu ruang kelas di SLB Pelita Hebat.
"Ayo Non, buruan. Sudah terlambat kita," ucap Bik Sari, pengasuh Ara. Ia baru datang pagi ini untuk bekerja di kediaman Langit dan Kayla.
Sebab pengasuh Ara yang lama mendadak resign. Sudah puluhan pengasuh yang Kayla pekerjakan untuk membantunya dalam menjaga Ara. Namun semuanya rata-rata tak bertahan lama. Paling lama hanya tiga bulan saja. Padahal gaji dan fasilitas yang diberikan Langit terbilang lumayan oke untuk menjadi pengasuh putrinya tersebut.
Ara memang dikenal sebagai anak yang pendiam tetapi menghanyutkan. Ia tak mudah menerima orang asing. Sehingga banyak pengasuh yang dibuatnya tak betah.
Bik Sari menggandeng tangan Ara menuju kelasnya.
"Maaf, Bu. Kami terlambat," ucap Bik Sari dengan sopan seraya meminta maaf pada Bu Mila, guru kelas Ara.
"Oh, iya tidak apa-apa Bik. Apa orang tua Ara ikut datang ke sekolah di hari pertama ini?" tanya Bu Mila.
"Maaf, Bu. Tidak,"
"Bapak sedang dinas ke luar kota. Kalau ibunya, ehmm..."
Bik Sari mendadak bingung. Berkata jujur atau bohong. Akhirnya mau tak mau dirinya berusaha menutupinya.
"Ibunya Ara masih ada urusan lain, Bu. Jadi saya yang menemani Non Ara hari ini ke sekolah," jawab Bik Sari sedikit berbohong.
Langit memang tengah dinas luar kota sejak kemarin dan belum pulang. Sedangkan Kayla sedang pulas tertidur di atas ranjangnya. Ia sangat jarang bangun pagi. Segala hal urusan Ara berangkat sekolah seperti mandi, sarapan dan sebagainya dominan dilakukan oleh pembantu di rumahnya.
Ada Bik Sum yang mengurusi urusan dapur dan rumah. Sedangkan Bik Sari bertugas mengasuh Ara.
"Oh ya sudah. Ayo Ara, kita masuk." Bu Mila mengajak Ara masuk ke dalam kelas.
Saat Ara berjalan akan duduk di bangku yang telah disiapkan untuknya, ia melihat anak laki-laki tampan yang kemarin ia ceburkan dalam kolam. Ara menatap Elang dengan seksama. Mata Elang terpejam dan selalu membawa tongkat ke mana-mana. Senyum terbit di wajah Ara.
Ia semakin bersemangat ke sekolah setelah melihat Elang satu kelas dengannya. Elang duduk di bangku bagian belakang. Sedangkan Ara diberi bangku oleh Bu Mila di bagian depan.
"Bu, aku mau duduk di citu boleh?" pinta Ara seraya menunjuk bangku sebelah Elang yang kosong.
"Kenapa duduk di belakang? Orang tuamu mengatakan pada pihak sekolah kalau Ara harus duduk di depan," ujar Bu Mila.
"Pokok na aku mau duduk di citu. Titik !!" bentak Ara seraya menunjuk dengan jarinya yakni tempat duduk di sebelah Elang.
Nanda yang melihat dari luar kaca kelas Elang, ia sempat tertegun melihat bocah perempuan yang digandeng Bu Mila berjalan menuju tempat duduk putranya. Namun wajah Ara sedikit terhalang oleh tubuh Bu Mila. Sehingga Nanda tidak begitu jelas melihatnya.
"Anak siapa ya itu?"
"Kok kayaknya dia mau duduk sama Elang," batin Nanda cukup heran.
Sebab putranya boleh dibilang sering dikucilkan oleh teman-teman sekitarnya. Akan tetapi sekarang ini justru ada bocah perempuan yang mendekati putranya. Dari penampilannya, ia yakin bocah perempuan itu dari keluarga berpunya.
Entah apa maksud bocah tersebut mendekati Elang. Perihal membuka pertemanan atau permusuhan ?
Bersambung...
🍁🍁🍁
kasihan alea uh salah jalan, langit juga tersiksa pnya mak rempong sombong gini