NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Brian turun setelah selesai bersiap. Ia berjalan menuju meja makan karena Aletta sudah menunggu nya.

"Sayang, kamu."

"Happy birthday sayang." Aletta bebalik sambil mengarahkan kue ulang tahun pesanannya itu yang sudah ditaruh dengan lilin menyala diatasnya kehadapan suaminya.

"Aletta." Brian menatapnya dengan perasaan haru. Aletta menyiapkan semua hal untuk nya disaat Aletta yang sebenarnya masih marah padanya. Brian merasa sangat bersalah pada istrinya, tapi karena istrinya sudah tidak mengingat lagi kejadian sebenarnya, mungkin ia juga harus melupakan hal itu.

"Maaf ya sayang," Brian memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat.

"Kamu kenapa sih hari ini sungguh sangat aneh. Tadi saat pulang kamu tiba-tiba saja menanyakan apakah aku marah atau tidak serta bertanya aku dari mana. Dan sekarang lagi-lagi kamu minta maaf. Memangnya apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu yang aku lupakan. Apa kamu melakukan hal yang membuat ku marah." Kata Aletta benar-benar bingung.

"Tidak, aku hanya ingin minta maaf sama kamu. Itu saja. Makasih ya, sudah menyiapkan semua ini untukku."

"Ya sudah aku maafkan, meskipun aku tidak tahu apa masalahmu. Aku justru yang seharusnya minta maaf karena baru menyiapkan ini semua dan terlambat mengucapkan selamat ulang tahun sama kamu. Aku juga belum membelikanmu kado."

"Nggak dapat kado nggak masalah, ini saja sudah cukup bagiku."

"Ya sudah sekarang kamu tiup lilinnya dulu." Aletta mengambil kue yang sempat ia taruh di atas meja karena tak sanggup memegang nya dengan satu tangan di saat Brian memeluknya dengan erat. Diarahkannya kue tersebut ke hadapan suaminya, sehingga Brian bisa meniup lilin-lilin yang masih menyala itu dengan benar sambil memeluk pinggang istrinya.

Setelah Brian meniup lilinnya, Aletta dengan telatennya memotong kue tersebut dan membagi dua antara dirinya dan sang suami. Mereka memulai ritual suap-suapan satu sama-sama.

Karena hari ini tidak ada izin lagi Aletta bersiap lebih awal. Ia tahu pekerjaan di kantor pasti sangat menumpuk meskipun ia berlibur satu hari saja. Tapi apa artinya menumpuk bagi dirinya, pekerjaan nya itu pasti cepat selesai ditangannya.

"Sayang, aku berangkat dulu ya. Seperti biasa makanan mu sudah ku masak. Kamu tinggal memanaskan nya lagi. Aku tahu kamu tidak masalah dengan hal itu." Kata Aletta pamit pada Brian yang masih nyenyak di atas tempat tidur. Sebelum pergi ia mencium kening suaminya itu.

kling

Aletta menekan tombol turun pada lift nya. Ia keluar dari lift saat tiba di bawah. Kebetulan saat itu ia berpapasan dengan Gion.

"Pagi Gion."

"Pagi Aletta, masuk kerja hari ini?"

"Ah iya, aku izinnya cuman sehari saja."

"Gimana kemarin, apa suamimu marah?"

"Kemarin?"

Kenapa orang-orang di sekitar ku menjadi aneh. Perasaan aku dan suamiku baik-baik saja. Gion menanyakan seolah-olah dia sedang bersamaku kemarin. Dan pertanyaan nya sedikit mirip dengan Brian yang tiba-tiba bertanya apakah aku marah padanya.

"Itu, aku nggak ngerti maksud perkataan mu?"

"Apa kamu lupa? Apa mungkin kamu sudah baikan dengan suamimu dan tidak ingin mengungkitnya lagi. Kalau gitu, aku minta maaf ya."

"Tunggu Gion, kemarin aku nggak kemana-mana. Aku di rumah saja kok. Kenapa kamu merasa kita pergi bersama?"

Apa yang terjadi dengan gadis ini? Dia lupa dengan kejadian kemarin. Apa mungkin suaminya memberinya sesuatu sehingga Aletta tidak ingat kejadian kemarin sama sekali.

"Bukankah kemarin kamu menginap di tempat temanku dan kita sama-sama balik dari sana kemarin paginya. Masa kamu lupa secepat itu. Apa mungkin suamimu memberimu sesuatu dan membuat mu melupakan kejadian kemarin?"

"Sepertinya kamu salah paham pada suamiku Gion. Ya sudah aku harus pergi sekarang kita akan melanjutkan pembahasan ini saat aku pulang nanti."

Aletta segera pergi karena jika berbicara terlalu lama dengan Gion akan membuat kepalanya tambah sakit. Tapi setelah dipikir-pikir lagi apa yang dikatakan Gion itu apakah benar.

Aku marah sama Brian? Apa masalahnya?

Aletta memeriksa isi handphonenya, tapi pesannya dengan Brian saat kemarin memang tidak ada. Bahkan pesan pada tanggal-tanggal sebelum nya juga ikut terhapus.

Tidak mungkin kemarin aku tidak mengirimkan nya pesan. Apa aku mulai bertindak yang aneh lagi. Aku baru ingat. Apa penyakit ku kambuh lagi. Bukankan kata dokter Gita tidak masalah jika aku meminum obatnya secara rutin. Dan aku juga jarang stress. Apa aku punya masalah dengan Brian, tapi kenapa aku tidak mengingatnya sama sekali. Sebaiknya aku segera konsultasikan hal ini pada dokter.

Di dalam kamarnya Gion masih berpikir keras. Apa yang membuat Aletta cepat melupakan kejadian kemarin.

Apa dia sedang bercanda padaku? Bukankah akhir-akhir ini ada trend prank. Apa mungkin Aletta melakukannya padaku. Iya, bisa saja dia sedang prank aku. Tebak Gion.

Tapi tidak mungkin juga. Wajahnya tadi begitu serius. Dia benar-benar lupa dan semua itu bukanlah kebohongan. Jadi kecurigaan ku sejak awal itu benar, dia sendiri tidak ingat siapa aku. Apa semua ini karena suaminya itu? Ya mungkin saja, karena suaminya yang paling dekat dengan nya. Dia mungkin saja melakukan sesuatu pada Aletta dan membuat Aletta kehilangan ingatan nya. Aku harus mencari tahu hal ini.

Sepulang kerja Aletta memilih untuk menyempatkan waktu ke toko jam tangan yang sudah ia incar beberapa hari terakhir sebelum ulang tahun suaminya. Ia ingin membelikan jam tangan sebagai hadiah ulang tahun untuk sang suami.

"Permisi mbak,"

"Oh halo mbak, silakan dilihat merek jam tangannya." Kata wanita yang merupakan seorang pelayan dari toko tersebut.

"Saya pilih yang ini mbak."

"Oh baiklah, tunggu sebentar ya mbak." Karena merasa kewalahan apalagi pelanggan di toko tersebut ada 6 orang, sang pelayan memanggil kawannya.

"Cici!" Salah seorang perempuan keluar dari dalam ruangan dan mendekati temannya.

"Kamu bantu aku ya, tolong layani mbak yang di ujung sana."

"Baiklah, maaf aku telat."

"Nggak apa-apa. Lagian baru rame juga."

Cici mendekati Aletta. Ia nampak bingung karena Aletta 2 hari yang lalu sempat datang membeli jam tangan padanya. Apa mungkin jam tangannya rusak dan ingin diperbaiki.

"Mbak yang kemarin kan, apa mbak ingin mengembalikan barang?" Cici melihat jam yang persis dengan kemarin yang diambil oleh wanita itu.

"Ah tidak mbak, saya ingin membeli jam tangan ini. Saya ingin memberikannya pada suami saya. Bisa diselesaikan bayarannya."

"Oh baiklah."

Mungkin mbaknya puas dan ingin membeli lagi.

Aletta keluar setelah menyelesaikan pembayaran. Saat berdiri di depan toko tersebut dirinya baru sadar akan kata-kata dari pelayan tadi.

"Aku kemarin kesini? Mengembalikan barang? Apa aku benar-benar melupakan sesuatu lagi?" Aletta memperhatikan bungkusan jam tangan itu.

Aku harus kembali dan menanyakan kepada mbak yang tadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!