Azura Az-Zahra gadis cantik yang sudah dinikahi oleh seorang CEO sejak kecil. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berusia 1 tahun karena kecelakaan. Sejak itu dia tinggal bersama paman dan bibinya yang mempunyai seorang putri berumur 2 tahun lebih tua darinya.
Bagaimana bisa Zahra sudah menikah sejak masih kecil?.
Siapa yang sudah menikahi Zahra sejak kecil?.
Dan bagaimana perlakuan paman dan bibinya selama ini?
ikuti terus ceritanya ya, dijamin konfliknya ringan dan gak buat pusing 🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Xavier segera meminta Aldo untuk membeli pil penunda kehamilan di apotik. Tadi dokter Reina mengatakan pil itu bisa dibeli di apotik, jadi tidak perlu pergi kerumah sakit.
Setelah dokter Reina pulang, Xavier langsung kembali kekamar menemui istrinya.
"Sayang" panggil Xavier.
Zahra sendiri langsung memalingkan wajahnya melihat kedatangan Xavier.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Xavier.
"Ini semua gara-gara kak, kalau aja tadi Kaka gak usah panggil dokter. Pasti aku gak akan malu seperti tadi".
"Kan Zahra udah bilang kalau hanya diberi salep aja udah sembuh, tapi kak Vier aja yang lebay pake panggil dokter segala" kesal Zahra.
"Ya maaf sayang, Kaka cuma khawatir sama kamu" ucap Xavier.
Zahra dan Xavier terus mengobrol di dalam kamar. Sampai ada Aldo yang datang mengetuk pintu.
"Tok tok tok".
"Permisi tuan, saya hanya ingin memberikan obat yang tuan minta" ucap Aldo.
Mendengar kedatangan Aldo, Xavier langsung membuka pintu.
"Ini tuan obat yang anda minta, saya sudah memindahkan obat ini kedalam botol vitamin" ucap Aldo dengan lirih.
"Bagus, jangan sampai Zahra tahu obat apa yang sebenarnya ini" ucap Vano sambil berbisik.
Xavier langsung menutup pintu kamar begitu Aldo memberikan apa yang dia minta.
"Kak Aldo ngapain kak?" tanya Zahra.
"Ohh itu, dia kasih vitamin yang Kaka minta belikan tadi. Ini kamu minum ya satu hari cukup satu kapsul aja" ucap Xavier.
"Memangnya ini vitamin apa kak. Kenapa kecil banget kaya gini" tanya Zahra merasa penasaran.
"Itu vitamin buat daya tahan tubuh sayang, udah ya kamu minum aja. Jangan lupa setiap hari ya" ucap Xavier mengingatkan Zahra.
"Ya kak" ucap Zahra.
"Kenapa aku merasa ada yang kak Vier sembunyikan ya. Udahlah, lebih baik aku ikuti aja ucapannya. Lagipula ini juga untuk kebaikan aku juga" batin Zahra.
"Oh ya kak, kapan aku boleh masuk sekolah lagi. Aku udah kangen sama sahabat aku Medina" tanya Zahra.
"Mulai sekarang kamu homeschooling aja ya sayang. Kaka takut kejadian kemarin terulang lagi" pinta Xavier.
"Tapi kak, kalau homeschooling aku gak punya teman dong. Lagian pasti nanti suasananya aneh deh, soalnya udah biasa bertemu banyak teman tiba-tiba belajar sendiri pasti jadi sepi" tolak Zahra.
"Sayang, Kaka harap kamu mengerti maksud keinginan Kaka tadi. Pelan-pelan pasti nanti jadi terbiasa. Lagipula kan sekolah kamu hanya tinggal sebentar lagi kan" ucap Xavier.
Zahra sebenarnya ingin kembali melakukan protes, tapi melihat tatapan tegas suaminya dia merasa sedikit takut. Akhirnya dia hanya bisa pasrah dan mengikuti perintah Xavier.
"Yaudah, terserah kak Vier aja" ucap Zahra.
Mendengar ucapan Zahra, Xavier langsung tersenyum.
"Makasih sayang, karena udah mau menuruti perintah Kaka" ucapnya sambil memeluk Zahra.
Disekolah, Renaldi merasa gelisah. Dia tidak mengetahui keberadaan Zahra sekarang. Dan lagi semenjak Zahra tidak masuk sekolah, sahabat yang selalu bersamanya juga ikut tidak masuk.
"Dimana aku bisa mengetahui tempat tinggal Zahra ya. Aku sangat khawatir, takut terjadi sesuatu dengannya" gumam Renaldi.
Angga yang melihat Renaldi berbicara sendiri langsung menghampirinya.
"Woyy kenapa Lo" tanya Angga.
"Sialan, ngagetin gue aja Lo" kesal Renaldi.
"Hheeehee sorry sorry. Abisnya kenapa Lo melamun sendiri, oh gue tahu lagi mikirin Zahra kan. Ngaku Lo" ucap Angga.
"Iya, gue lagi bingung gimana caranya tahu tempat tinggal Zahra. Kan Lo tahu, dari dulu dia sangat tertutup, udah gitu temannya cuma satu lagi. Dan sekarang temannya juga ikut gak masuk semenjak Zahra gak masuk" ucap Renaldi.
"Lo benar juga, selama ini Zahra kan orangnya sangat pendiam" ucap Angga.
Sedangkan Sandra dan teman-temannya sedang duduk di belakang sekolah tempat biasa mereka berkumpul.
"Sand, makasih ya Lo bisa menyelesaikan masalah tanpa menyeret nama kita. Padahal gue udah takut banget, ini pertama kalinya kepala sekolah sendiri yang manggil kita" ucap Novi.
"Ya Lo bener, oh ya Zahra gimana ya keadaannya. Dia udah lama banget gak masuk sekolah. Jangan-jangan parah lagi" khawatir Sarah.
"Lo jadi kenapa khawatir sama dia, biarin aja lah. Gara-gara dia kan kita hampir aja kena masalah" ucap Sandra.
"Gara-gara Zahra juga, sekarang keluarga gue jatuh miskin" batin Sandra.
"Udah, udah kenapa jadi ribut gara-gara Zahra si. Lebih baik nanti pulang sekolah kita ke mall, sekalian refreshing. Biar otak kita gak mikirin si Zahra terus. Gimana setuju gak?" tanya Novi.
"Sorry guys, hari ini gue gak bisa. Orang tua gue tadi pesan suruh balik cepat" bohong Sandra untuk menolak ajakan teman-temannya.
"Yahh, Lo gak asik sand. Tumben banget orang tua Lo udah ada dirumah" ucap Sarah.
"Gue juga gak tahu, tadi pagi sebelum berangkat bilang gitu sama gue. Lain kali deh" ucap Sandra.
"Lagian duit darimana gue, yang ada lo semua akan tahu kalau sekarang gue udah jadi orang miskin. Gue gak mau sampai itu terjadi" batin Sandra.
"Yaudah deh, tapi lain kali Lo harus bisa ya. Kali ini gue pergi berdua aja sama Sarah. Gimana Lo mau gak?" tanya Novi pada Sarah.
"Ayo lah, gue juga bosen di rumah doang" ucap Sarah.
Dimansion Xavier, Zahra baru saja bangun dari tidur siangnya.
"Kak Vier..." panggil Zahra.
"Kemana ya kok gak ada" ucap Zahra yang langsung bangun dari tidurnya.
Zahra langsung mencari Xavier di ruang kerjanya.
"Tok tok tok".
"Ceklek".
"Kak Vier didalam" ucap Zahra sambil melihat kedalam ruang kerja suaminya.
"Loh kamu udah bangun sayang, sini masuk kenapa cuma didepan pintu aja" ucap Xavier.
Zahra yang memang masih merasa sedikit mengantuk, langsung menghampiri suaminya dan duduk di pangkuannya tanpa diminta.
"Kak Vier, masih ngantuk" adu Zahra sambil menduselkan kepalanya di dada bidang suaminya.
"Yaudah ayo kembali kekamar lagi" ucap Xavier.
"Gak mau, pasti nanti ditinggal sendiri lagi" gerutu Zahra.
"Maaf ya sayang, tadi Kaka ada pekerjaan penting. Makanya terpaksa meninggalkan kamu tidur sendiri".
"Yaudah, kalau gitu aku mau jalan-jalan keluar. Boleh ya" pinta Zahra.
"Oke, kamu mau kemana emang?" tanya Xavier.
"Emmmmmm.... Gak tahu. Yang penting keluar aja, Zahra bosen di mansion terus" adunya.
"Wanita kalau ditanya pasti jawabannya gak tahu kalau gak ya terserah. Buat bingung kaum laki-laki aja" batin Xavier.
"Kak Vier gak mau ya, kenapa diam aja?" tanya Zahra lagi.
"Ehh bukan gitu, Kaka mau kok. Yaudah ayo kita siap-siap. Sekalian kita makan diluar, kamu mau?" tanya Xavier.
"Mau banget" jawab Zahra antusias.
Zahra langsung turun dari pangkuan Xavier dan berlari keluar lebih dulu.
"Jangan lari sayang, nanti kamu bisa jatuh" ucap Xavier dengan sedikit berteriak.