hidup dengan tekanan dan di cintai oleh kakak angkat sendiri membuat Vanya hanya bisa pasrah, dan menerimanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
undangan dari mertua
**
Selesai rapat vanya tidak tahan untuk tidak menghampiri Vano ke ruangannya,
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu bahkan melewati sekretaris hanya main masuk begitu saja,!
"Maksud kakak apa,! Vanya langsung mengarahkan pertanyaan pada Devano,
"Kenapa sayang datang-datang kok marah-marah kata Vano tanpa merasa bersalah,
"Apa maksud kakak meninggalkan bekas merah di leherku, suara Vanya agak meninggi,
Devano akhirnya bangkit dari duduknya dia menghampiri Vanya yang tengah berdiri menghadap padanya,
"Sayang udah dong jangan marah-marah,!
Karena berusaha meraih banyak dalam pelukannya,
Namun dengan segera hanya menepis,
"Aku nggak suka kakak permalukan seperti ini,
Masih kurang rendah Seperti apa lagi aku Kak,!
"Vanya bukan itu maksud kakak,!
"Terus maksud kakak apa kakak mau pamer jika aku sekarang istri kakak,!
Vano diam dia segera memeluk vanya walaupun Vanya menolaknya tapi vano tetap berusaha untuk mendekap nya,
Sebenarnya dia merasa bersalah terhadap Vanya dia tidak bermaksud untuk mempermalukan istrinya terbesit pun tidak pernah tentu saja karena vano sangat mencintainya,
"Iya kakak minta maaf kakak janji nggak akan mengulanginya lagi,! Vano me minta maaf pada vanya dengan sungguh-sungguh dia tidak tahu jika hanya akan sangat merasa kesal dengan kelakuannya
Barulah Vanya mulai tenang nafasnya yang memburu tadi mulai reda,
"Kita makan ya aku sudah memesankan makan untuk kita berdua,!
Tanya hanya mengangguk segampang itu hanya luluh pada kata-kata Vano,
Vano dan Vanya akhirnya makan bersama dengan sesekali Vano menyuapi Vanya.
"Usai makan tiba-tiba pintu diketuk oleh sekretarisnya,!
"Pak Vano, ada nona Bianca ingin ketemu Anda, belajar sekretaris Vano dari luar,
Vanya hanya diam dan menatap reaksi suaminya,
"Suruh dia pulang bilang saja aku lagi sibuk,!
Vano,
Klek,, pintu tiba-tiba saja dibuka, "sibuk apanya sih devano, aku bawa makan siang dari nyokap kamu,!
Bianca pun sudah masuk ke dalam dan menenteng keranjang makannya,
"Oh ada fanya kalian lagi bahas apa kenapa Vano sampai bilang sibuk,!
"Nggak papa kok Kak masuk aja aku sudah mau pergi kok jawab vanya,
Vano hanya memberi tatapan tajam pada istrinya, dia merasa tidak suka karena vanya malah memberi ruang kepada Bianca untuk bersamanya,
"Bi aku sudah makan mending kamu bawa pulang saja,!
"Loh kok gitu ini kan dari tante van,
"Terus walau dari mama kamu mau aku makan kekenyangan,!
Vanya hanya menyimak saat Bianca dan Devano bersitegang.
Vanya sedikit kagum pada Bianca karena dia tidak gentar sedikitpun walau terlihat dibentak oleh Devano,
Seandainya itu dirinya sudah pasti dia sudah gemetar karena takut dengan bentakan vano,
Untungnya selama ini Devano tidak pernah bersikap kasar sedikitpun terhadap diri nya,
"Kamu mau pergi sendiri apa aku panggilan kan satpam untuk mengusirmu,!
"Ih Devano Kamu kok gitu sih, Ya udah aku pergi Tapi lain kali tidak lagi awas aja aku laporin sama tante,
Vano hanya mendengus kesal mendengar ocehan Bianca karena Bianca dikit-dikit ancamannya mau laporin pada nyokap dan bokapnya,
" chih kekanak kanakan,
Bianca pun akhirnya pergi tapi dia tidak lupa meninggalkan keranjang makanannya di dalam ruangan vano, dia pun memberi senyuman manis pada Vanya yang dia anggap calon adik ipar nya itu,
" Dah, vanya titip kakakmu ya agar makan yang benar, ujar Bianca pada Vanya sebelum meninggalkan ruangan ini,
Vanya hanya membalasnya dengan senyum dan mengangguk,
Setelah kepergian Bianca hanya dan Vano hanya saling tatap-tatapan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun,
Hingga ruangan kembali diketuk,
'tok, tok, tok,
"Astaga siapa lagi,? Karena terlihat semakin kesal karena kebersamaannya bersama sang istri Tengah diganggu,
"Udah ah Kak,! Aku kembali ke ruanganku dulu,
Sepertinya kakak sangat sibuk,! Ucap vanya,
Tanpa menunggu persetujuan Vano terlebih dahulu hanya melangkah dan membukakan pintu yang tengah diketuk seseorang dari luar,
Saat pintu dibuka,!
Nampak lah Vania Tengah berdiri di sana dengan beberapa berkas di tangannya,!
"Kamu di sini,? "Ngapain, sapaan Vania terhadap hanya terlihat tidak ramah,!
"Ketemu Kak Vano lah Kamu kira aku ngapain jawab soalnya yang juga membalasnya dengan sini karena dia tidak mau lagi ditindas oleh Vania,!
Vania berlenggang masuk melewati Vanya begitu saja,
"Kak ngapain Vanya ke sini, bukankah dia seharusnya tidak ada urusan dengan kakak langsung,!
"Itu urusanku Vania jawab Devano,!
"Sendiri mau ngapain ke sini,!
Vania memperlihatkan berkas yang tengah dia apit
"Aku ingin menyerahkan laporan bulanan ini pada kakak karena kakak sudah tidak masuk ke berapa hari ini,!
"Ke mana aja sih Kak,?
"Yang honeymoon kan vanya,!"kenapa kakak juga tidak ikutan masuk,!
"Jangan sok kepo sama urusan orang Vania kakak ingatkan,!
" Iya Kak maaf, cicit Vania,
"Kakak tanya ya sama kamu.
Kenapa saudari kecil Kamu terlihat tidak suka pada Vanya bukankah kalian dari panti asuhan yang sama,
Vano mengingatkan status Vania,!
"Kakak kok gitu sih kenapa kakak bilang seperti itu,!
"Iya maaf kakak tidak bermaksud kok,!
Hanya kakak heran saja sejak pertama kali kakian datang ke rumah kamu sudah terlihat tidak menyukainya kakak pengen tahu saja alasannya apa,?
"Karna vanya selalu lebih dari aku Kak,! "Dia lebih cantik pintar dan lebih disayang oleh papa sama Kak vano juga,!
Vano mengernyitkan alisnya, karena dia tidak merasa pernah membeda-bedakan antara Vanya dan Vania,
Vano selalu melampiaskan kasih sayangnya pada fanya ketika mereka hanya berdua saja,
"Apa diam-diam Vanya memperhatikan ku dan fanya, batin vano sambil menatap pada adik angkat nya yang satu ini,
"Ya sudah kamu ke sini bawa apa Devano berusaha mengalihkan perhatian dan pembicaraan mereka yang pribadi,
Barulah Vania mengeluarkan berkas yang ingin dia serahkan pada devani,
"Ini kakak harus tanda tangan ini bagian sini tunjuk Vania,
Ya sudah kakak akan pelajari dulu, sebaiknya kamu tinggalkan saja di sini nanti biar diantar oleh Putri, putri adalah asisten Vano,
Akhirnya Vania pun keluar dari ruangan kakaknya kalau dia terlihat kesal tapi Vania tidak pernah menunjukkan pada orang-orang dia selalu ingin terlihat cantik dan anggun di mata orang yang memandang,
Sedangkan Vanya dia juga kembali ke dalam ruangan, dia pun menyibukkan diri dengan membuat desain-desain baru dan menyalurkan kreatifitas nya yang dia tinggalkan beberapa hari ini,
Tak lama ponsel Vanya pun berdering,
Saat dilihatnya ternyata panggilan itu dari mertuanya alias ibu dari Dimas,
"Halo nak,!
"Iya ma halo,
Kamu lagi sibuk ya,!
"Iya ma aku lagi di kantor Ada apa ya soalnya berusaha setenang mungkin menjawab telepon itu,
"Mm, kalian bisa nggak ke rumah besok malam, kami mengadakan acara seperti ngunduh mantu untuk merayakan pernikahan kalian,!
vanya bingung mau menjawab seperti apa,
"Apa Mama sudah konfirmasi sama Dimas,!
"Belum nak Dimas susah sekali dihubungi,!
Kamu bilangin ya mama dan papa sangat berharap kalian datang karena di sini ada akan kumpul keluarga, ingin memperkenalkanmu kepada saudara-saudara Mama yang tidak sempat hadir di resepsi kalian,
"Iya ma akan tanya tanyakan sama Dimas jawabannya karena dia tidak tahu lagi harus menjawab seperti apa,
Panggilan pun berakhir tinggallah sekarang Vanya dengan pikirannya sendiri yang merasa kebingungan dengan situasi seperti sekarang dia merasa sangat menambah beban hidupnya.
