NovelToon NovelToon
Pesona Ibu Susu Baby Elnan

Pesona Ibu Susu Baby Elnan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:51.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Yoyota

Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.

Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.

Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?

Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Pemandangan Tak Terduga

Richard sudah tiba di kota S. Rupanya ia pergi pagi-pagi sekali karena ada pertemuan penting dengan klien barunya.

Bicara tentang pekerjaan, perusahaan Richard itu bergerak di bidang manufaktur. Awalnya sebelum Kavindra, papanya Richard meninggal, perusahaan Kav Corp hanya fokus pada tekstil dan garmen.

Seiring berjalannya waktu, Richard mengembangkan lagi perusahaan tersebut ke bidang elektronik, makanan dan minuman. Yang kini sudah banyak sekali anak perusahaannya di setiap kota-kota besar yang ada di beberapa provinsi.

Bisa terbayang bukan bagaimana kayanya Richard? Karena itulah ia selalu royal kepada sahabatnya. Bahkan ia tak takut akan jatuh miskin hanya karena membelikan satu buah mobil keluaran terbaru untuk sahabatnya.

Kembali lagi ke topik, Richard duduk di sebuah restoran mewah yang sudah disiapkan oleh kliennya. Begitu juga dengan makanan dan minuman yang sudah disajikan di hadapannya. Richard menikmati makanan dan minuman tersebut.

"Terima kasih Pak Richard sudah mau meluangkan waktunya untuk datang kesini langsung dari kota J. Satu kehormatan bagi saya bisa menjamu Pak Richard di restoran saya."

"Santai saja. Tidak perlu terlalu formal Pak Agam. Kita akan menjadi partner bisnis ke depannya. Jadi, bukan hal tak mungkin jika saya bisa datang kesini. Terima kasih juga atas jamuan makanan dan minuman yang lezat ini."

"Anda terlalu memuji Pak Richard."

"Tidak, itu memang benar adanya. Mari kita lanjutkan pembahasan yang tidak sempat kita bahas sebelumnya."

Richard dan Agam membicarakan kerja sama yang akan mereka bahas tentang makanan dan minuman.

Waktu berlalu begitu cepat, Richard tidak sadar rupanya siang sudah berganti menjadi sore. Ia pun memilih untuk menyewa hotel terdekat. Karena tidak memungkinkan jika ia harus pulang dalam keadaan lelah dan cape. Apalagi ia tidak membawa sopir ataupun sekretaris nya sama sekali.

Brugh

Suara Richard yang menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Ia menarik dasinya supaya longgar. Kemudian membuka satu per satu kancing bajunya.

"Haah, aku lelah sekali. Jika seperti ini, hanya Elnan obatnya. Apa aku telpon mama saja ya?"

Alhasil, Richard pun menelpon mamanya untuk panggilan video. Tak lama kemudian, Helen mengangkatnya. Ternyata keberuntungan berpihak padanya. Helen sedang berada di kamar Elnan sambil mengajak ngobrol cucunya itu.

"Halo Cad, kenapa belum pulang?" tanya Helen.

"Sepertinya Icad tidak pulang hari ini. Kemungkinan besok atau lusa Icad baru pulang. Icad masih di kota S ma."

Helen pun mengangguk mengerti. Ia paham akan kesibukan anaknya. Namun, ia malah fokus pada sesuatu yang lain.

"Jangan dijadikan kebiasaan Cad. Setelah kau pulang kerja. Usahakan mandi atau paling tidak ganti pakaianmu sebelum kau menyentuh kasur. Nanti kau sakit. Mama juga yang repot kan?"

Richard merenggut kesal.

"Mama sepertinya tidak ikhlas jika merawat anaknya sendiri," ucap Richard dengan sedikit kesal.

"Bukan tidak ikhlas. Tapi, lebih bagus lagi kalau ada seorang wanita yang mengurus mu, memperhatikan kesehatanmu serta merawatmu baik itu ketika sakit atau tidak."

"Jangan mulai lagi deh ma."

"Iya, iya baiklah."

Richard kemudian mengganti posisinya menjadi bersandar ke ranjang. Ia melihat Helen sedang berusaha menenangkan Elnan yang tiba-tiba menangis.

Tak lama kemudian ia melihat Naya yang mengambil alih Elnan. Helen pun mengambil handphone nya yang ia letakan di meja. Namun sebelum handphone tersebut dipegang Helen, Richard melihat satu pemandangan yang tak terduga.

Belahan buah dada kenyal milik Naya sedikit terlihat di layar handphone-nya. Ia melongo dibuatnya. Pikiran Richard kini melayang-layang memikirkan seberapa besar gunung kembar tersebut.

Handphone sudah ada di tangan Helen.

"Cad, kenapa? Habis melihat hantu?" tanya Helen penasaran karena melihat raut wajah Richard yang terkejut.

Richard pun sadar dan bertindak seolah tak melihat apapun.

"Ah, tidak ma. Sudah dulu ya ma. Icad mau mandi."

Tanpa memikirkan jawaban dari Helen, Richard langsung mematikan panggilan video tersebut. Ia mengacak-acak rambutnya.

"Sial! Kenapa aku bisa tak karuan begini cuma karena melihat belahannya saja!"

***

Sementara di sisi Helen,

"Astaga anak itu! Tidak ada sopan-sopannya jadi anak."

Helen pun meletakkan handphone nya di meja. Lalu duduk di samping Naya.

"Apa ASI-mu lancar Nay?"

"Lancar Nyonya, hanya saja terkadang terasa sakit seperti isinya penuh Nyonya. Saya sampai harus memompa ASI saya ke dalam botol supaya ASI-nya tidak keluar terus-menerus," jelas Naya.

"Hal seperti itu wajar Nay. Semua ibu pasti mengalaminya. Kalau begitu lanjutkan susui Elnan. Aku mau istirahat sebentar. Handphone aku taruh disini, takutnya Richard akan menanyakan Elnan nantinya. Tenang saja, handphone tersebut tidak aku kunci sama sekali."

"Baik Nyonya."

Helen pun keluar dari kamar Elnan.

Naya terus menyusui Elnan hingga Elnan tertidur. Setelah beberapa menit kemudian Naya memindahkan Elnan ke box bayinya. Ia terus mengamati wajah Elnan.

"Wajahmu tanpa sekali meskipun masih bayi. Kakak jadi penasaran seperti apa rupa mamamu. Pasti dia sangat cantik kan? Sangat tidak mungkin jika Tuan Richard memilih istri yang biasa-biasa saja."

Naya terus bertanya-tanya tentang mamanya Elnan. Walaupun ia sudah tahu bagaimana hasil akhirnya. Hasilnya tentu saja tidak aja jawaban sama sekali. Karena pertanyaan tersebut tak mungkin ia tanyakan pada Helen maupun Richard.

"Karena kau sudah tidur. Jadi kakak bisa tidur juga kan? Jangan nangis ya. Tidurnya yang tenang."

Setelah mengatakan hal itu, Naya langsung membaringkan tubuhnya di ranjang. Rasanya seluruh tubuhnya seperti kehabisan energi. Padahal ia hanya menyusui dan mengasuh Elnan seharian.

Sore berganti malam, Naya terbangun karena mendengar suara nada dering dari handphone Helen. Ia pun melihat nama yang tertera di layar handphone tersebut.

'My Son'

Panggilan video tersebut Naya angkat. Sebenarnya ia bingung bagaimana menghadapi Richard, karena pertama kali ia bertemu Richard seperti tidak terlalu menyukai kehadirannya.

"Ma, arahkan kameranya ke Elnan. Icad mau liat dia sedang apa sekarang," ucap Richard sambil memakai bajunya. Ia tidak sadar jika yang ada di panggilan video tersebut bukanlah wajah Helen.

"Ma! Kok diam?" tanya Richard sekali lagi.

Untuk sepersekian detik, Richard pun tersadar dan langsung memarahi Naya seenaknya.

"Hei, kau! Kenapa handphone mama kau yang pegang?"

"Nyo-nya yang menaruhnya di kamar Elnan, Tuan. Katanya takut anda menelpon dan ingin melihat baby Elnan. Karena sekarang nyonya masih tidur di kamarnya," jelas Naya yang gugup.

"Oh."

Hanya tanggapan singkat yang Richard berikan. Kemudian ia memerintahkan Naya mengarahkan handphone-nya ke Elnan.

Terlihat Elnan yang sedang tidur manis dengan tangan kanan yang berada di pipinya.

"Sudah berapa lama Elnan tidur?" tanya Richard.

"Mungkin sekitar 4 jam Tuan. Mungkin sebentar lagi akan bangun. Apa tuan mau menunggunya sampai bangun?"

"Tidak, biarkan saja dia tidur. Apa hari ini dia rewel?" tanya Richard.

Ternyata Tuan Richard seorang ayah yang baik.

"Tidak Tuan. Dia selalu anteng seperti biasanya. Bahkan hari ini, baby Elnan sudah bisa mengambil mainan yang jauh dari jangkauan. Ia juga sudah bisa duduk sendiri tanpa sandaran."

Mendengar penuturan Naya, Richard tersenyum senang. Naya yang pertama kali melihat senyuman Richard pun tertegun melihatnya.

Benar-benar ciptaan Tuhan yang sempurna.

***

Jangan lupa berikan like dan vote-nya.

Ramaikan kolom komentar.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
dulu kaya pernah baca ini novel tapi lupa... ya udah deh... dibaca lagi abisnya seru sih.... paling suka novel kalo ada debaynya 😅😅😅
Banu Tyroni
konyol... konyol...
Banu Tyroni
ini mah sdh keterlaluan pisan...
Banu Tyroni
... ini mah gejala ibu hamil
Banu Tyroni
itu si Richard memang luar biasa...
Banu Tyroni
cinta lama telah usang...
Banu Tyroni
... gas pol
Banu Tyroni
ada udang di balik batu....
Banu Tyroni
ya.. ya...mimik susu terus
Banu Tyroni
oh.. begitu toh ceritanya
Banu Tyroni
nyantai aja mas bro... di rumah sdh ada yg jozz
Banu Tyroni
sukses...
Banu Tyroni
... wah seru²nya ini
Banu Tyroni
... ayo lingerie, lanjut
Banu Tyroni
... kasihan deh loe
Banu Tyroni
... badmood
Banu Tyroni
... sabar² bos mah emang begitu
Banu Tyroni
... manis sekali
Banu Tyroni
... anggur merah
Banu Tyroni
siap² perang tanding dimulai...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!