Astin. Seorang siswa academy pahlawan peringkat bawah dengan reputasi buruk.
Menyadari dirinya pernah memiliki kehidupan lain. Ia mulai mengetahui tentang kebenaran dunia ini. Dari awal sampai menuju akhir.
Ia yang mengetahui masa depan mencoba merubah garis takdir yang akan menimpa diri beserta orang di sekitar.
Mencoba menyelamatkan. Menghindari tragedi. Dan mencegah akhir dari dunia.
Semoga saja. Dia dapat memanfaatkan semua pengetahuan itu. Jika tidak? Semua hanya akan binasa.
1000 kata per bab. Update? Kalau mood saja.
Lagu : Floating Star. (Kirara).
Lirik : Nemuri no... awa yuki... owari no yume wo miyou wo...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis aetna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Kesempatan
...Cerita berlanjut....
Episode tiga puluh tiga.
Usia Marika terpaut jauh lebih tua lima tahun dari Astin.
Walau demikian, ketampanan lelaki belia di sampingnya ini mampu membuatnya jatuh cinta... Bahkan sebelum ia menemuinya secara langsung.
***
Marika memasuki sekolah pelayan, setelah ia dikeluarkan dari academy pahlawan Hygea. Ia tersingkir dari persaingan para jenius, bahkan sebelum ia naik ke angkatan tahun kedua.
Sebagai putri ke tiga dari keluarga bangsawan kelas menengah, dirinya tidak mendapatkan cukup dukungan dari keluarganya.
Ia sering disuruh pulang, untuk dinikahkan dengan bangsawan yang jauh lebih berumur darinya. Marika yang memiliki mimpi untuk menikah dengan lelaki impiannya, tidak mau terjerat dengan pernikahan politik semacam itu. Ia memilih bertahan di benua tengah...
Dan setelah lulus dari pendidikanya sebagai pelayan. Ia mendaftarkan diri sebagai pelayan pribadi, untuk murid baru academy pahlawan Hygea,
Dengan harapan ia dapat menemukan lelaki dambaannya. Sebulan sebelum ujian masuk murid angkatan tahun pertama.
Mereka yang terpilih, diberikan berkas berisi biodata para murid baru, yang merupakan anak bangsawan kelas atas, maupun keluarga kerajaan yang tidak membawa serta pelayan pribadi mereka...
Berbeda dengan yang lain, yang dengan teliti memilih calon tuan muda dan nona yang akan mereka layani. Mulai dari segi sifat, kelakuan, serta bakat yang dimiliki, sebab hal tersebut akan berpengaruh pada karir mereka nanti.
Marika tanpa ragu memilih Astin, setelah ia melihat potretnya sekilas.
Tidak dapat dipungkiri, anak laki-laki yang waktu itu masih berumur lima belas rigelia tersebut, memiliki paras yang mampu untuk memikat lawan jenis tanpa terkecuali...
Dia benar-benar lelaki yang sangat diimpikan oleh Marika. Bahkan jantungnya tidak bisa berhenti berdebar, memikirkan pertemuan pertama mereka nanti. Ia tidak memikirkan mengenai bakatnya yang kurang, sifat, atau temperamennya sekalipun...
Yang jelas dia adalah sosok pangeran berkuda putih yang sangat ia dambakan... Marika ingin memilikinya bagaimanapun caranya.
Dia tidak peduli, kalau Astin sudah memiliki tunangan, bahkan wanita lain sebelum atau setelah dirinya...
Namun bukan hanya dia yang memiliki pemikiran seperti itu.
Beberapa gadis lainnya juga menginginkan untuk melayani calon tuan mudanya tersebut.
Namun dengan skill miliknya yang dapat membingungkan pikiran... Marika dapat mengamankan posisinya tanpa persaingan berarti...
Satu bulan berlalu. Dirinya telah mempelajari semua tentang Astin... Berdasar pada biodata yang diberikan pihak academy. Selain itu, dia juga sudah merancang berbagai skenario agar dirinya dapat memiliki Astin.
Marika beserta pelayan lain yang melayani anak bangsawan dari benua langit, menuju fasilitas rahasia di hutan sisi barat daya kota academy.
Marika semakin terpana ketika melihat Astin secara langsung... Bahkan dia mengabaikan kehadiran Restia, yang pada waktu itu berdiri di sebelah Astin.
Realitas yang dapat melampaui imajinasi, membuat tekad serta obsesi yang dimiliki Marika semakin menjadi...
Namun ia berusaha menjaga sikap setenang mungkin. Walau hatinya dibuat kesal, melihat Restia yang terus menempeli Astin. Tapi pada waktu yang sama, ia juga merasa senang, saat melihat ketidaknyamanan Astin terhadap apa yang dilakukan Restia.
Lebih dari itu, hati Marika mulai berbunga, ketika Astin sesekali melirik dan bertanya padanya. Membuat Marika menemui batas kesabaran akan tuntutan hasratnya... Dan setelah sampai di kamar asrama milik Astin?
.
Ini merupakan kejadian yang hanya diketahui oleh Marika, yang mulai melancarkan semua rencananya.
Mengetahui Astin yang sudah terlelap, setelah kelelahan melakukan perjalanan panjang dari kerajaannya.
Marika yang sudah selesai merapikan pakaian beserta barang milik Astin, segera mengunci rapat pintu dan menutup tirai jendela.
Seringai nampak pada paras cantiknya yang lembut, membuatnya terlihat seperti gadis nakal yang menuntut akan kasih sayang...
Ia berdiri di samping tempat tidur tuan muda yang ia layani itu. Memandang wajah tenang Astin yang terlelap jauh dalam mimpi...
'Anda benar-benar sangat tampan sekali tuan muda. Bagaimana mungkin ada lelaki dengan penampilan sesempurna anda?'
Senyuman lembut kini menggantikan seringai pada wajah Marika. Ia sedikit menurunkan posisi tubuhnya untuk melihat wajah Astin lebih dekat... Kemudian ia mulai mengelus lembut kepala tuan mudanya dengan penuh kasih yang meluap...
'Apakah sebenarnya anda malaikat yang turun dari surga? Bila demikian, maka itu terdengar masuk akal.'
Manusia benua langit memang dikenal akan parasnya yang indah dan memikat. Tapi tidak mudah untuk mendekati mereka. Bila kamu memiliki niat buruk untuk mencelakai, atau membuat mereka terganggu dan tak nyaman akan kehadiranmu,
Berkah dari Dewi yang melindungi mereka akan otomatis aktif. Membuat dirimu merasa segan untuk mendekat, serta menghilangkan niat burukmu terhadap mereka...
Marika sudah mempelajari dan mencari celah dari perlindungan Dewi yang menyelimuti diri Astin... Tak ada sedikitpun niat buruk dalam diri Marika. Hatinya yang dipenuhi cinta dan kasih sayang, membuat dirinya dapat dengan mudah mendekati bahkan menyentuh Astin.
Astin yang terlelap tentu tidak menunjukkan penolakan ataupun ketidaksenangan. Malah lelaki muda ini nampak merasa nyaman akan elusan lembut tangan Marika.
Di sisi lain, Marika juga tidak bisa melangkah lebih jauh. Ia tak bisa menyerang Astin secara sepihak... Maka dari itu...
Marika mengambil sebuah botol kecil dari belahan dada proporsionalnya. Kemudian ia meneteskan beberapa, pada dupa wewangian yang menidurkan Astin sebelumnya.
Aroma wangi yang ringan nan menenangkan di ruang itu, perlahan berubah menjadi lebih manis dan mengandung aroma keintiman di dalamnya.
Marika menyeringai melihat Astin mulai terbangun. Tubuhnya pasti terasa panas...
'Ya, bila aku tidak bisa menyerang tuan muda, maka buat saja tuan muda yang menyerangku terlebih dulu. Fu fu...'
Marika terkikik namun segera mengubah ekspresinya menjadi khawatir, melihat mata Astin perlahan terbuka.
Ia berniat untuk berperan sebagai korban dalam skenarionya. Dan seperti apa yang diharapkan...
.
Astin yang terbangun segera menarik tangan Marika yang hendak mengelus kepalanya.
Kemudian menindih tubuh Marika dengan napas yang terengah-engah. Marika sempat terkejut, akan perlakuan yang tiba-tiba. Ia mencoba bertanya, seolah tidak mengerti keadaan yang menimpanya.
Namun detik berikutnya Astin segera melahap bibir manisnya, kemudian menjilati leher dan seluruh tubuh Marika. Marika berusaha untuk memberontak dan meminta Astin berhenti...
Namun Astin malah membuka paksa seragam pelayan Marika, dan memperlihatkan tubuh indah di baliknya. Lelaki muda yang nampak bersikap acuh tak acuh, kini menjadi binatang buas yang menerkam Marika tanpa ampun...
Marika menjerit kesakitan serta memohon, saat Astin merenggut kesuciannya... Marika yang baru pertama kali disentuh oleh lelaki merasa sangat terkejut!
'Sakit, sakit sekali.' Sembari menangis Marika mulai mengutuk temannya yang mengatakan, bila berhubungan dengan seseorang yang ia cintai terasa sangat luar biasa. Marika merasa dibohongi...
Tapi beberapa waktu berikutnya, kenikmatan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya, membuat hasrat Marika kembali membara.
Sembari terus berperan sebagai korban, dia begitu menikmati setiap sentuhan yang Astin berikan... Kebahagiaannya semakin meledak ledak tak tertahankan... Memikirkan dirinya telah bersatu dengan lelaki tercintanya ini...
Hingga hari hampir menjelang pagi... Marika tersenyum puas, sembari memeluk Astin yang kembali terlelap setelah lelah melampiaskan hasrat.
'Fu fu fu... Tuan muda, tinggal selangkah lagi, sampai anda benar-benar menjadi milikku..."
Senyum licik tergambar pada wajah Marika, ia mengelus lembut Astin sembari menahan rasa nyeri di bagian bawahnya.
Namun ia merasa sedikit kecewa, mengetahui Astin begitu pandai memperlakukan wanita.
Jelas sekali, lelaki ini memiliki pengalaman, tapi Marika tidak terlalu memikirkan hal itu,
Sudah sewajarnya dengan penampilan dan juga statusnya yang tinggi, Astin memiliki beberapa wanita.
*
Di sisi lain, Astin merasa sangat terkejut dan juga frustasi. Mentalnya benar-benar sangat terguncang. Mendapati seorang gadis yang tak berbusana, meringkuk sembari menangis di sampingnya... Ia ingin memungkiri kenyataan ini.
Tapi melihat keadaan kamar dan penampilan gadis di sebelahnya sangat kacau,
Rasa bersalah yang besar, menghantam dan merobek nalarnya tanpa ampun.
Jauh dalam ingatan yang ia miliki, ia tidak pernah menyentuh gadis manapun. Bahkan dirinya tak pernah menyentuh tunangannya sendiri.
Jadi bagaimana mungkin dia melakukan hal sekeji ini, terhadap gadis yang baru ia temui hari lalu? Kebanggaannya sebagai bangsawan kelas atas,
Tidak mungkin membiarkan dirinya disentuh apalagi sampai menyentuh sembarang wanita.
.
Sementara itu, Marika merasa was-was dalam hatinya. Ia menunggu respon apa yang akan diberikan oleh Astin terhadapnya. Menyadari statusnya, bisa saja dia membungkam mulut Marika. Rasa cinta yang membutakan telah membuat Marika mengabaikan kenyataan itu.
Ia hanya bisa berharap, bahwa pangeran impiannya sesuai apa yang ia harapkan.
Bila semua tidak berjalan dengan lancar...? Marika terpaksa harus mengambil langkah yang lebih ekstrem untuk menguasai Astin.
...Bersambung....