Aku Khaerunisa. Aku memiliki kemampuan dapat melihat mereka yang tak kasat mata, yang biasanya kalian sebut hantu.
Semua ini terasa seperti kutukan, sampai saat aku bertemu dengannya. Indra Saputra. Karena tiap aku menyentuhnya, maka para hantu akan pergi dan hilang.
Tak peduli seberapa jauh kami berpisah, kami bagai magnet yang akan bertemu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osi Oktariska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33 Cemburu
"Bangun, putri tidur," bisik seseorang di telingaku.
Aku hanya menggumam dan menggeliat, tanpa membuka mata dan mulutku.
Aku sudah tau kalau dia Indra. Suaranya jelas sekali di telingaku.
"Kok cuma 'hm' sih, Nis? Ayok bangun. kita jalan jalan yuk," ajaknya.
Aku membuka sedikit mata. Menatap pemuda yang sedang duduk di pinggir ranjang ku.
"Jam berapa emangnya?" tanyaku masih dengan posisi yang sama, dan hanya membuka mataku sedikit.
"Jam 9, Nisa!!" katanya setengah merajuk.
Setelah sholat subuh tadi pagi, aku memang melanjutkan tidur lagi. Karena ini hari minggu. Hari diwajibkannya bangun siang bagiku.
Akhirnya aku mencoba meregangkan badan ku, dengan malas malas duduk di ranjang, walau dengan gampang kusut dan rambut acak acakan.
"Nah gitu. Bangun dong. Anak gadis kok bangunnya siang sih," kata Indra sambil mengacak acak rambutku yang memang sudah berantakan.
Aku hanya tersenyum menanggapinya. Tapi mataku masih setengah terpejam.
Indra mengecup keningku.
Membuatku kaget dan akhirnya mataku terbuka sempurna.
"Aku mandi dulu ya," kataku lalu beranjak ke kamar mandi. Terdengar kekehan dari Indra saat aku buru buru ke kamar mandi.
"Aku di luar, ya," teriaknya.
Terkadang jodoh memang tidak disangka ya. Orang jauh, malah jadi jodoh, yang dekat malah menjauh. Semoga aku dan Indra akan terus berjodoh.
Aku merasa kami ini saling membutuhkan satu sama lain.
Bagai dia sendok dan aku garpu nya.
Semoga tidak ada piring di antara kami.
Eh, ngomong apa sih aku. hehe.
***
Kulihat Indra ada di ruang tengah dengan kak Yusuf.
"Eh kak, saudaranya kak Rahma yang namanya Dani itu kerja di kantor bareng Nisa lho," kataku sambil duduk di sebelah Indra.
"Masa, Nis? udah lama?" tanya kak Yusuf seolah tidak percaya.
"Baru aja masuk, dia yg gantiin Anjar," jelasku sambil bersandar di lengan Indra.
Kak yusuf hanya manggut manggit saja.
"Sekarang?" tanya Indra. Aku lantas menoleh, "mau ke mana emang?" tanyaku
"Ke mana, ya. Nonton?" sarannya.
"Oh tidak," jeritku sedikit berlebihan.
Kak Yusuf tertawa geli. Dia tau kalau nonton di bioskop bukanlah pilihan yang bagus untuk para indigo. Kami tidak akan fokus menonton film. Malah fokus nontonin makhluk astral yg di sana.
Makanya aku lebih suka menyewa kaset DVD direntalan saja. Nonton di rumah itu lebih aman.
Tiba tiba ponselku berdering.
Yuli meneleponku.
"Ya, yul. Tumben telepon?" tanyaku.
"Niss ..kamu bisa kesini gak ya?aku lagi ngadain syukuran."
"Syukuran apaan yul?"
"Semalem aku tunangan sama mas erik jadi aku pengen ngumpulin temen temen divisi kita aja sih.pengen ngajak makan makan sekalian ngenalin mas erik" katanya.
Memang kami belum pernah bertemu&bahkan melihat seperti apa mas erik, pacar yuli.
"Wah selamet ya.. gak bilang bilang kamu ah..eum... boleh deh. di mana yul?"
"Iya nis,acara keluarga aja sih.. jadi ya aku gak ngabarin sebelumnya.. di cafe pelangi ya.kumpul jam 11 an nis.."
"Oh gitu.oke..aku bawa indra ya."
"Iya nis gak papa.."
Telfonpun diakhiri.
"Kita ke syukuran yuli aja ndra.gmn?"tanyaku ke indra.
"Boleh deh."katanya yg sudah paham alasanku mengajaknya ke sana.
Aku pun bersiap siap
Setelah pamit ke orang rumah. kami segera menuju ke cafe yg dimaksud yuli.
Butuh 20 menit,akhirnya kami sampai di cafe itu.
Kulihat dari jauh mereka sudah berkumpul.
"Haaaiii" sapaku ke mereka.
"Wah ini nih yg ditungguin baru nyampe.. "kata yuli beranjak lalu cipika cipiki dengan ku.
"Maaf..macet.." kataku sekenanya.
"Macet apaan??" dimas meledek.
Aku& indra tertawa.
Kami lalu berkenalan dgn mas erik dan indra ku kenalkan dengan dani.
"Jadi ini dani saudaranya kak rahma? "tanya indra.
"Iya ndra.. Kemarin kita ketemu tapi suasananya kan ramai jadi kurang begitu ngenalin ya" kata dani sambil melirik ke arahku.
Entah kenapa aku merasa dani ini sering mencuri pandang kepadaku.. apa aku yg kegeeran ya. hahaha.
"Btw kalian kapan nikah nih?"tanya mia kepadaku dan indra.
"Tunggu aja undangan nya..kak yusuf dulu yg nikah mi.. Pamali ngelangkahin kakak." ku genggam tangan indra.
Ku tau kalau dia masih agak kecewa, sekalipun dia berusaha bersikap biasa saja.
"Ati ati.. Godaan mau nikah banyak lhoo" ledek fitra.
"Bismillah fit.. " kata indra yakin.
Aku sangat menyukai sikap optimis dari indra.
Terkadang dia sangat dewasa, penyabar, setia, tapi kadang juga kaya anak kecil yg tiba tiba manja seperti tadi itu.
***
Saat kami asik mengobrol.
Tiba tiba ada yg mendekati indra.
Seorang wanita yg penampilannya seksi.
Bajunya terbuka di sana sini,kaya kurang bahan aja.
"Hai ndra..lama ya kita ga ketemu"katanya manja
"Eh dinda.."
"Kamu gimana kabar ndra.." katanya lagi tanpa memperdulikan kami yg ada didekatnya. berasa kaya obat nyamuk aja.
Teman teman ku malah menatapku iba.bahkan mia mengelus punggungku. seolah olah mencoba menguatkan ku dengan pemandangan didepan.
Berbeda dengan dimas dan fitra,mereka terkesima melihat wanita itu.
Bagai kucing dikasih ikan ya pasti gitu deh. hahaha.
Hanya dani saja yg cuek denga kehadiran wanita itu.
Indra mengenalkan ku pada wanita itu.
"Ah iya kenalin ini nisa, tunanganku.." kata indra.
dia memandangku sinis seperti menyepelekan penampilanku yg apa adanya ini..
Karena dia melihatku dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Berbeda dengan nya yg sudah bak artis papan atas.
saat menjabat tangannya dia kesakitan, katanya panas.
"Aaaww..." teriaknya
Ada yg tidam beres nih. bahaya kalau indra dekat dekat dengannya.
Dia kemudian pamit pergi, katanya ada urusan. kulihat ada sosok yg mengikutinya.
Aku bergidik ngeri.
"Kamu apain, nis?" bisik mia.
"Nggak aku apa apain." kataku cuek.
"Temen apaan sih itu?" tanyaku sinis ke indra.
"Temen sma nis.." indra bersikap biasa aja.
"Cowok mah emang gak peka nis" sindir mia.
"Eh kenapa sih?" indra malah bingung.
"Tuh bener kan nis.." mia tambah nyinyir.
Aku bukannya cemburu, tapi aku tidak suka dgn wanita itu. dia seperti menjalani ritual ritual sesaat. sangat jelas terpancar dari auranya.
Indra yg setia saja pasti akan bertekuk lutut di bawah kakinya.
Seperti aku dulu saat Anjar melakukan pelet kepadaku.
"Niss,, kamu marah? aku sama dia gak ada apa apa kok." indra berusaha meyakinkanku.
"Iya ndra.. "ucapku membuatnya lega.
Aku yakin dia tidak akan berpaling dari ku, kecuali jika ilmu sihir yg beraksi.. seperti yg dilakukan Anjar
"Ati ati nis!!" sindir mia lagi.
"Mi,, jangan manasin ah."pinta indra
"Awas aja kamu macem macem ndra..aku cincangg!!" katanya lagi.
Aku hanya tertawa geli mendengar mia.dia mengingatkan ku dengan indah.
Mereka mirip.
Kemana ya mereka, kami jarang sekali bertemu.
Sekali pun sekarang aku juga punya teman teman baru. tapi mereka tetap menjadi sahabatku.
***
Indra menerima telfon dari papahnya sehingga agak menjauh dari kami.
"Nis, kamu hati hati sama perempuan tadi.dia punya niat jelek ke indra," kata Dani berbisik
"Aku juga ngerasa sih, Dan. smoga aja nggak ada apa apa ya.." aku pun sedikit cemas.
Ternyata dani tidak seperti apa yg kupikir sebelumnya.
"Aku gak ada niat jelek ke kamu kok nis.. aku hargai hubungan kalian. aku bukan tipe perusak hubungan orang. kamu santai aja"
Eh kok dia seperti tau yg ada di pikiranku ya.
Aku menoleh ke arahnya,dia tersenyum.
"Kamu?" tanyaku tak meneruskan kalimatku.hanya mengerutkan alis.
Dia hanya tertawa saja lalu kembali ke kursinya.
Wah sepertinya aku harus hati hati nih di dekat dani. gak bakal bisa nyimpen rahasia nih.
Agak lega sih, dia mengatakan itu, setidaknya dia benar benar bisa menjadi temanku. hanya teman saja.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=