Aku Mencintainya Lebih Dulu

Laura baru saja tiba di rumahnya dan langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur. Gadis itu kelihatannya sedang kebingungan dengan apa yang telah ia lakukan kepada dirinya sendiri.

Laura tak menyangka bahwa dirinya dan Hanif telah menjadikan sepasang kekasih setelah Bertahun-tahun lamanya ia menolak cinta dari Hanif.

Laura menggaruk kepalanya yang tidak gatal seraya menyalahkan dirinya sendiri yang nampak sangat kebingungan.

“Besok aku harus bagaimana ketika berpapasan dengan Hanif? Lalu, bagaimana dengan tanggapan Zoey setelah tahu aku dan Hanif berpacaran?” tanya Laura bermonolog.

Semakin Laura memikirkan hubungannya dengan Hanif, semakin bimbang pula gadis itu.

Saat Laura sedang bimbang memikirkan keputusannya menerima Hanif, saat itu juga Zoey datang.

“Assalamu'alaikum, Laura! Ini aku, Zoey!!!!”

Zoey datang disaat yang tidak tepat dan sebagai sahabat, Laura pun bergegas membuka pintu rumahnya kemudian mempersilakan Zoey untuk masuk.

“Kamu kok masih pakai baju kerja? Kamu baru pulang?” tanya Zoey penasaran sembari mendaratkan bokongnya di kursi.

Laura tak menjawab pertanyaan Zoey, yang mana hal itu membuat Zoey bertanya-tanya dengan sikap aneh Laura.

“Laura, kamu kenapa? Kamu kelihatannya aneh banget,” ujar Zoey yang tak nyaman dengan sikap Laura.

“Kamu tadi tanya apa?” tanya Laura.

“Kamu belum mandi ya? Lebih baik mandi dulu deh. Habis itu kita ngobrol!”

“Jangan bilang kalau malam ini kamu akan menginap disini?” tanya Laura memastikan.

Zoey tersenyum lebar yang artinya gadis itu memang ingin menginap di rumah Laura.

“Malam ini menginap disini, boleh ya?” tanya Zoey.

“Kamu sudah minta izin apa belum?”

Zoey menjelaskan bahwa ia sudah meminta izin dan kedua orangtuanya pun mengizinkan dirinya untuk menginap di rumah Laura.

“Baiklah, aku mandi dulu dan kalau kamu bosan disini, masukkan ke kamarku!”

Zoey tanpa pikir panjang langsung berlari kecil masuk ke dalam kamarnya dan dengan santainya naik ke tempat tidur sembari membuka layar laptop milik Laura.

Laura masuk menyusul Zoey yang lebih dulu masuk ke dalam kamarnya.

“Aku mandi dulu ya Zoey, mungkin mandi ku akan lebih lama dari biasanya,” ucap Laura.

Sambil menunggu Laura selesai mandi, Zoey memutuskan untuk menonton film komedi romantis agar tidak bosan.

Belum sampai 10 menit, gadis itu tertidur dengan laptop yang masih menyala.

Laura yang sudah selesai mandi, hanya bisa tersenyum melihat Zoey yang sudah tertidur pulas.

“Anak ini sepertinya hanya ingin menumpang tidur saja,” gumam Laura yang tak ingin membangunkan Zoey.

Keesokan pagi

Setelah melaksanakan sholat subuh bersama, keduanya memutuskan untuk pergi ke pasar membeli sayur-mayur.

Zoey yang kebetulan tidak bisa jika hanya memakan sayur, berinisiatif mengeluarkan uangnya untuk membeli ikan agar bisa digoreng. Tentunya saja yang mengolahnya adalah Laura yang memang terkenal dengan rasa masakannya yang sangat enak.

“Zoey, kamu beli ikan sebanyak itu serius kamu? 1 kg saja sudah cukup, kenapa beli sampai 5 kg?” tanya Laura geleng-geleng kepala.

“Ayolah Laura, ikan bisa bisa kamu taruh dikulkas dan bisa kita bawa ke kantor. Hanif pasti suka kalau kamu bawakan ikan,” sahut Zoey santai.

Ekspresi raut wajah Laura seketika itu menegang, membuat Zoey bertanya-tanya.

“Kamu ada masalah sama Hanif? Oya, bukankah kalian kemarin berduaan di cafe? Bagaimana?” tanya Zoey penasaran.

“Bagaimana apanya?” tanya Laura.

“Apa Hanif kembali menyatakan perasaannya padamu?” tanya Zoey semakin penasaran.

“Kita bahasnya nanti saja di rumah, ayo temani aku pergi ke ujung sana. Aku ingin membeli kentang!” ajak Laura dengan berjalan cepat.

“Laura, kalau jalan pelan-pelan dong. Aku tidak bisa mengimbangi kamu kalau jalanmu saja begitu,” sahut Zoey berjalan cepat mengikuti langkah kaki Laura.

Sepulang dari pasar, Laura langsung mengeksekusi sayur-mayur yang ia beli untuk dijadikan sarapan mereka berdua.

Zoey yang masih penasaran, mencari mencari tahu mengenai Laura dan Hanif kemarin sore.

“Apa?” tanya Laura ketika Zoey terus saja menatapnya dengan penuh tanya.

“Kalian kemarin pesan makanan habis itu pulang atau mengobrol lebih dulu. Jika kalau mengobrol bersama, kalian membahas apa sih? Kok aku makin penasaran ya!!!”

“Zoey, beri aku waktu untuk menyelesaikan masakanku dulu. Setelah semuanya selesai, kita sarapan bersama dan setelah itu kita siap-siap pergi ke kantor. Diperjalanan menuju kantor, aku akan memberitahumu,” terang Laura panjang lebar.

Zoey menghentakkan kedua kakinya karena ia tidak bisa menunggu terlalu lama. Namun Laura bersikukuh dengan keputusannya dan Zoey pun hanya bisa menghela napas panjang.

“Baiklah, aku akan menunggu kamu sampai kamu menjawab rasa penasaran ku.”

“Jangan banyak bicara lagi, lebih baik kamu bantu aku mengupas bawang. Nih tinggal kamu kupas saja, hati-hati jangan sampai tanganmu terluka,” ucap Laura sembari menyerahkan mangkuk berisi bawang merah dan bawang putih.

***

Diperjalanan menuju kantor, Zoey kembali menanyakan mengenai Laura dan Hanif. Akhirnya Laura mulai menceritakan mengenai dirinya yang telah menerima perasaan Hanif.

Zoey tentu saja terkaget-kaget mendengar penjelasan Laura dan tak lupa mengucapkan selamat kepada Laura yang telah resmi menjadi kekasih Hanif pria si baik hati itu.

“Apa hubungan kalian akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius?”

“Masih terlalu dini untuk membicarakan pernikahan, Zoey. Sebenarnya, hatiku masih bimbang dengan keputusanku kemarin. Aku takut keputusanku akan membuat bencana di masa depan,” pungkas Laura.

“Bencana bagaimana? Apa karena kamu masih memiliki perasaan sama si Morgan itu?”

“Sebenarnya, di cafe kemarin ada cafe favoritku bersama Morgan dan ternyata dia juga ada disana. Melihat ku bersama Hanif,” jawab Laura.

“Laura, kamu tidak boleh mempermainkan perasaan Hanif. Kamu seharusnya tahu, Hanif menyukai kamu dari zaman kuliah dan entah sudah berapa kali kamu menolaknya. Lalu kemarin, kamu tiba-tiba menerimanya dan sekarang kamu bilang bimbang.”

“Jangan paksa aku untuk memilih, Zoey. Saat ini aku hanya menjalankan apa yang ada didepan ku dan aku pun tidak tahu hidupku akan berakhir seperti apa,” balas Laura yang malah semakin bimbang.

Tak terasa mereka sudah sampai di area kantor dan ketika keduanya baru saja turun dari mobil, Hanif datang menyambut kekasihnya dengan setangkai bunga mawar yang masih segar.

“Selamat pagi, Laura!” Hanif dengan semangat menyapa dan memberikan bunga spesial tersebut untuk kekasihnya.

Laura dengan ragu menerima bunga tersebut seraya mengucapkan terima kasih.

“Hanif, aku rasa ini terlalu berlebihan. Aku harap ini terakhir kalinya kamu memberikanku bunga,” tutur Laura meminta Hanif untuk tak lagi memberikannya bunga.

“Baiklah, apapun yang kamu katakan aku akan menurutinya,” balas Hanif.

Zoey tersenyum lebar seraya menutup telinganya.

“Ini masih pagi loh dan kalian berdua malah membuat pagiku menjadi menggelikan,” celetuk Zoey dan berlari masuk ke dalam kantor.

Laura dengan cepat ikut menyusul sahabatnya. Sementara Hanif tersenyum lebar sembari memperhatikan Laura yang tengah berlari menuju kantor.