Mafia Muda Untuk Gadis Manja

Dengan cepat brian mendekati salsa yang akan melukai tubuhnya dengan alat kecil itu , bahkan wajahnya sudah sedikit luka karena dia sudah sempat menggoreskan alat itu ke pipi dekat telinga.

Cairan merah langsung keluar, " apa yang kamu lakukan!,, hah! " marah brian sambil membuang alat itu.

Salsa seperti manusia bodoh, bukanya menjawab atau melihat ke brian, justru dia sibuk mencari alat yang barusan di buang brian.

" Kemana tadi? kenapa kamu membuangnya? " ucap salsa sambil memberontak dari cekalan brian untuk mengambil alat kecil itu.

" Apa yang kamu lakukan? kamu akan semakin terluka kalau kamu melakukan itu! " kata brian mencoba menyadarkan salsa.

" Aku mau membuang semua bekasnya dari tubuhku! aku tidak mau ada bekas orang lain yang menyentuhku, nanti suamiku akan semakin jijik padaku! " ucap salsa tidak kalah keras .

Brian menangis melihat salsa yang sepertinya sangat trauma dengan kejadian yang baru saja menimpanya. dia memeluk erat tubuh salsa yang bergetar. kini tubuh keduanya basah karena air shower yang mengguyur mereka.

" Aku tidak akan jijik padamu! jangan pernah kamu berpikir untuk kembali melukai dirimu sendiri! " ucap brian dengan memeluk salsa erat.

" Hiks,, hiks,, kenapa aku seperti ini, kenapa takdirku selalu seperti ini! apa sebenarnya salahku pada mereka, kenapa aku harus menanggungnya!" racau salsa. " aku sekarang benar-benar seperti pelacur yang menjajakan tubuhku! aku tidak bisa menjaga diriku sendiri! , padahal aku sudah bersuami! " sambungnya.

Brian semakin memeluk erat salsa, juga menciumi tengkuknya, " jangan menciumnya itu kotor bekas orang! " kata salsa sambil mendorong tubuh brian agar melepaskan pelukan.

Tapi brian tetap memaksa menciumnya, menciumi setiap jengkal wajahnya, brian juga menyesap lembut darah yang tadi keluar karena ulah salsa, kemudian dia juga mencium dan menjilati robekan di pinggir bibirnya.

" Maafkan aku! aku tidak akan melepaskanmu lagi, apapun yang terjadi.! " janji brian, kemudian melanjutkan aksinya .

Salsa memejamkan mata mendapat perlakuan lembut brian, namun sesekali dia tidak sengaja mendorong tubuh gagahnya. mungkin karena dia masih merasa takut akan kejadian yang baru saja di alaminya.

Mata Brian terbuka dan melihat apa yang di lakukan salsa " bukalah matamu dan lihat aku! " ucap Brian.

Pelan-pelan salsa membuka matanya, dia menatap penuh pada Brian " ini aku! jangan takut!" ucap Brian dengan menatap lekat pada salsa, kemudian dia mulai memiringkan kepala.

Tak lama mata salsa kembali terpejam, mendapatkan lumayan bibir yang begitu lembut dan membuai, tanpa sadar dia kembali mendorong brian " ini aku! bayangkan wajahku! " ucap Brian merasakan penolakan salsa. kemudian meneruskannya lagi.

Ketika Brian mulai menjelajahi lehernya , salsa merasa sangat gelisah " Brian! " lirih salsa seperti suara desahan.

" Iya,,? ini aku! jangan takut. " jawab Brian,

" Jangan brian! itu kotor! " ucap salsa ketika brian hendak membuka bajunya. tapi brian tetap memaksa, brian melihat payudara salsa yang merah dan bengkak.

Pelan-pelan tangan brian mengusapnya lembut "apa ini sakit! " salsa mengangguk kemudian brian menciumi dan sedikit menyesapnya. " ayo istirahat nanti kamu bisa kedinginan kalau lama di sini! " ajak brian,

Dengan telaten brian mengganti pakaian salsa yang basah, dia melihat banyak luka cakar di leher dan dadanya , brian menciumi bagian tubuh salsa yang terluka.

Sebenarnya saat ini brian merasakan tubuhnya panas karena sedang bernafsu. tapi dia tidak akan memaksa salsa, karena dia yang sedang terluka, setidaknya salsa sudah tidak lagi merasakan trauma. setelah itu mereka tidur dengan salsa yang di pelukannya.

Dua hari sudah mereka di hotel, salsa sama sekali tidak pernah keluar kamarnya. hanya brian yang sesekali ke kamar sebelah jika sedang ada pertemuan. Salsa semakin dekat dengan suaminya, mulai manja dan kembali ceria walaupun banyak bekas luka di tubuhnya .

 Malam sangat larut tapi salsa tidak bisa terpejam, brian juga masih terjaga dengan berjuta masalah yang sedang menguasai pikirannya , mereka berdua tidak ada yang bersuara, tapi dengan sayang tangan brian membelai lembut punggung salsa "aku mau pulang!" ucap salsa tiba-tiba.

" Hmm! " jawab brian. kemudian tidak ada yang bersuara lagi.

" Kenapa mereka bisa membawaku sampai kesini? padahal aku tidak membawa identitas apapun! " monolog salsa. brian diam dan hanya mendengarkan. karena tidak ada yang sulit untuk orang-orang seperti brian untuk melakukan itu.

" Apa kamu ingat seperti apa orang yang menculikmu ? " tanya brian.

" Aku tidak tahu? " jawabnya.

" Sekarang tidurlah! " kata brian sambil mencium pucuk kepalanya. salsa membalas dengan mengeratkan pelukan.

" Brian,!,,ada apa antara kamu dengan mamaku? kenapa hidupmu bisa hancur karena mamaku! " tanyanya yang memecah keheningan.

" tidak ada apa-apa! jangan berpikir macam-macam! " jawabnya.

" Aku tidak berpikir macam-macam! aku hanya penasaran! bagai mana mamaku bisa kenal kamu! apa kalian pernah jadi tetangga! " oceh salsa.

Brian diam dia enggan untuk menjawab. melihat brian tidak meresponnya,salsa merasa kalau brian tidak suka jika dia menyebut atau mengungkit tentang mamanya. salsa pun kembali diam tidak melanjutkan bertanya.

" Brian! " panggil salsa.

" Hmm! "

" Apa kamu sudah tampan dan pemberani dari dulu? ,, dari kamu kecil? "

" Mmm! " jawab Brian.

" Andai kita dulu satu sekolah, aku akan berlindung padamu! dari orang-orang yang selalu menindasku. ! " Brian masih diam dan hanya mendengarkan.

" Hmm"

" Brian..! " panggil salsa lagi.

" Hmm! " jawab Brian.

Mendengar jawaban Brian yang hanya gumaman , salsa memutuskan untuk mendongak melihat wajah Brian. brian pun menunduk membalas tatapan salsa.

" Di mana kamu dulu bersekolah? " Brian masih diam dan hanya melihat salsa.brian tidak bisa menjawab karena sejak dia lulus sekolah dasar dia tidak melanjutkan sekolah, dia enggan melanjutkan karena prahara orang tuanya.

Melihat brian yang tidak mau bicara padanya salsa menjadi sedih, kemudian kembali menunduk. " brian! " panggil salsa lagi. dengan semakin mengeratkan pelukan.

" Hmm! " jawab brian.

Salsa semakin menyembunyikan wajahnya, dia ingin menangis karena hatinya yang sedih. melihat sikap brian yang masih enggan dengan dirinya. juga brian yang masih malas bicara dengannya , membuat salsa benar-benar tidak dapat menahan tangis. Dia merasa sangat sakit melihat brian yang seperti ini. Diapun mulai berpikir kalau brian sebenarnya merasa jijik dengannya.

Tiba-tiba dia sangat merindukan mamanya, dia ingin mengadu tentang perasaannya dan masalah di hidupnya.

Brian merasakan punggung salsa yang bergetar, lalu dia menunduk ingin memastikan. tapi salsa malah semakin mengeratkan pelukan. karena merasakan pergerakan dari brian. " salsa! " panggil brian sambil melepaskan tangan salsa, karena dia ingin melihatnya.

Tapi bukanya menurut salsa malah semakin erat memeluk dan menyembunyikan wajahnya, " apa kamu menangis? " tanya brian yang sudah menyerah dan tidak lagi memaksa salsa.

Salsa menggeleng sebagai jawaban pertanyaan brian. tapi brian tahu kalau saat ini salsa menangis. " salsa! " panggil brian lagi, tapi salsa tetap bersembunyi dan diam, dengan sesekali segukan.

Brian menciumi pucuk kepala salsa dengan kembali memeluk istrinya yang kini menangis. "ada apa? kenapa kamu tiba-tiba menangis?,hmm!" tanya brian lembut. tapi jawaban salsa tetap menggeleng.

Salsa sudah salah paham dengan brian, sebenarnya brian diam bukan marah atau benci padanya, namun brian memang sedang tidak fokus, dia sedang di landa gundah karena kabar yang baru saja di terimanya.

Dia benar-benar tidak bisa menerima, kalau kabar yang baru saja di sampaikan anak buahnya benar adanya. tapi kalau iya apa motifnya dia melakukan itu pada salsa. kalau alasannya karena dendam masa lalu, apa harus dia memperkosa istrinya.