"aaakhhhhhh"teriakan arlita menggema diseluruh penjuru kamar
mata arlita melotot tak percaya mendapati seseorang tidur disebelahnya dengan santainya melingkarkan tangannya keperut arlita.
Bryan masih mengumpulkan kesadarannya
iya..dia adalah Bryan yang tak lain bos arlita dimana arlita bekerja.
"dek,ini masih pagi lho,kenapa teriak-teriak?"protes Bryan dengan entengnya.
"mas bee???"arlita bak tersambar petir dipagi hari mendengar suara yang sangat dikenalinya itu.
bagaimana bisa bosnya yang dia tahu sedang pergi ke china untuk melanjutkan studi S2 nya,tiba-tiba muncul dikamarnya.
dunia arlita seperti bak dongeng yang berubah 180°dalam semalam.arlita yang belum bisa membuka hatinya untuk seseorang lagi karena terlalu trauma dengan cinta pertamanya.tiba-tiba menyadang status istri dari Bryan arseno yang tak lain bosnya sendiri.
lhooooo kok bisa??
bagaimana kelanjutan kisah mereka??
ayoo gaes..baca novel pertama ku
tolong sampaikan kritik sarann
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s_m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
Mendapatkan kabar dari rumah sakit Hana pun langsung melajukan mobilnya kencang.walaupun hubungannya dengan Arga terbilang tak baik-baik saja apa lagi sekarang sedang proses sidang perceraian tak membuat Hana lupa akan kodratnya sebagai seorang istri yang pasti mengkhawatirkan keadaan suaminya.
Sesampainya dirumah sakit,Hana langsung menuju ruang UGD rumah sakit tadi Hana juga dikabari kalau keadaan Arga cukup serius.tapi saat keruang UGD ternyata Arga sudah dipindah ke ruang perawatan jadi Hana pun menuju ruang perawatan sang suami.
"bagaimana keadaan suami saya,dok."khawatir tampak jelas diwajahnya.
"keadaan dokter Arga cukup serius.dia mengalami benturan yang cukup keras dibagian kaki karena itu kakinya ada retakan makanya tadi kamu pakaikan gif dan ada beberapa luka dibagian sekitar dahi dan tangan."dokter menjelaskan secara detail keadaan Arga pada Hana.
"ok dok terimakasih."Hana mengangguk paham akan penjelasan dokter yang menangani sang suami.
"apakah sekarang saya boleh menjenguknya,dok?."tanya Hana pada dokter
"tentu.dokter Arga masih belum siuman.kalau ada apa-apa tolong kabari saya.saya permisi dulu."pamit sang dokter.
setelah dokternya pergi Hana pun melangkahkan kakinya menuju ruang perawatan sang suami, Arga.
Hana melihat Arga yang sedang terbujur lemah diatas ranjang perawatan.rasa sedih menelusup direlung hatinya.sosok laki-laki yang selalu menampakkan wajah dingin padanya sekarang sedang tidak baik-baik saja.3 tahun Hana hidup dengan Arga walaupun satu atap tapi Arga benar-benar membuat benteng yang begitu tinggi sampai-sampai Hana pun tak dapat dilihatnya.status mereka menikah tapi kenyataannya mereka seperti dua orang asing yang hidup bersama.
"mas, sampai kapan kamu seperti ini."ucap Hana lirih sambil memegang tangan Arga.
Arga masih memejamkan matanya tadi dokter bilang Arga masih belum siuman mungkin pengaruh obat biusnya masih bekerja makanya Hana berani memegang tangan Arga kalau Arga sadar pasti akan marah kalau Hana memegang tangannya.sebegitu bencinya Arga pada Hana.
"kalau dengan perceraian kita kamu bisa sedikit menghapus rasa bencimu padaku,ayo mas kita lakukan.aku hanya ingin kebahagiaanmu mas.maafkan aku 3 tahun ini belum bisa jadi istri yang kamu inginkan.maafkan aku.dan cepatlah sembuh mas."Hana begitu sesak setiap kali melihat kebencian dimata Arga padanya.airmatanya pun tak terbendung tangisan lirih terdengar menyayat hati.pernikahan yang selalu diidam-idamkan membawa kebahagiaan nyatanya hanya membawa luka terdalam bagi dua insan ini.
*******
Tangan Arlita bergetar memegang benda panjang yang menunjukkan 2 garis merah.satu tangannya menutup mulutnya tak percaya.
"dek,dari tadi dikamar mandi ngapain sih.akunudah kebelet ini ayo gantian."teriakan Bryan membuyarkan keterkejutan Arlita.
Arlita pun membuka pintu kamar mandi.Bryan yang dari tadi menunggu Arlita keluar kamar mandi pun cukup heran dengan ekspresi wajah sang istri.
"kamu kenapa dek?perut kamu sakit?."Bryan pun menelisik wajah sang istri yang tampak seperti orang linglung.
"mas...."Hanya kata itu yang keluar dari mulut Arlita.
"aku gak mimpi kan?."Arlita menepuk kedua pipinya pelan dia masih tak percaya dengan apa yang barusan dia lihat
"iiihhh.. kenapa sih kamu?udah ah,aku mau ke kamar mandi dulu.udah kebelet ini aku."Bryan pun langsung ngacir masuk kamar mandi karena udah dari tadi dia menahannya.
Arlita malah merenggut melihat Bryan masuk ke kamar mandi.dia kan mau memberitahu hal yang penting pada Bryan,eh, Bryan nya malah ngacir pergi gitu aja.akhirnya dia pun menuju ke ranjang tempat tidur dan memutuskan untuk tidur kembali karena ini masih jam setengah 6 pagi masih ada waktu untuk siap-siap berangkat kerja.
Brayan pun selesai melepaskan hajatannya.saat dia mencari sosok sang istri ternyata istri kembali tidur.
Saat mau menyusul sang istri dia tak sengaja melihat benda yang tak asing ada dimeja rias sang istri.
"ini kan tes pack."gumamnya lirih dan melihat benda panjang berwarna putih itu.
"garis dua?ini kan artinya hamil.iya gak sih?."Bryan terus bergumam sendiri.dia memang pintar dalam dunia bisnis tapi kenapa tiba-tiba otaknya jadi nol gini mengenai hal kayak ginian.
"aakkkkhhhh."tiba-tiba saja Bryan teriakan kegirangan.
"ya Alloh dek Alhamdulillah dek."Bryan pun langsung memeluk sang istri yang lagi enak-enaknya tidur.
Bryan menciumi wajah sang istri, memeluk sang istri erat dan menggoyangkan badannya sang istri ke kanan ke kiri.Arlita yang masih setengah sadar kaget dengan aksi berutal sang suami.
"iiihhhhhh,,mas, lepasin!aku gak bisa napas! ."Arlita memukul punggung Bryan cukup keras karena dia hampir kehabisan nafas dipelukan Bryan terlalu kencang.
Bryan pun tersadar dan sedikit melonggarkan pelukannya.
"maaf ya sayang ku cintaku."Bryan tak henti-hentinya menciumi sang istri.
"makasih ya dek.kali ini aku gak akan membiarkan kamu dan dia kenapa-napa.aku janji dek."lanjut Bryan menatap sang istri dengan perasaan bahagia.
Arlita pun mengerti sekarang ternyata suaminya ini pasti sudah melihat testpack yang tadi dia gunakan.dia tadi sempat terkejut karena ya gak percaya aja gitu.secepat itu dia dan Bryan mendapatkan kepercayaan kembali menjadi seorang ayah dan ibu lagi.kebersamaan mereka masih terbilang baru.semenjak meninggal sang bapak mertua Bryan memang sudah tak mau berpisah dengan sang istri.dan tak menyangka hubungan mereka cepat membuahkan hasil.kalau Allah SWT sudah berkehendak apapun bisa terjadi.
Arlita sempat ragu menggunakan testpack itu.karena ya dia pikir mereka masih melakukan hubungan badan hanya beberapa kali masak langsung membuahkan hasil kan pasti belum gitu pikirnya.apalagi memang dia tak merasakan tanda-tanda kehamilan seperti mual contohnya.hanya memang beberapa hari ini badannya cepat sekali lelah tapi sang kakak ipar menyarankan untuk testpack aja kan kali aja jadi.eh, ternyata ucapan sang Kakak ipar benar juga.testpack menunjukkan garis 2 berwarna merah dan satunya sedikit samar.biasanya itu sudah menunjukkan positif dia hamil.tapi dia masih kurang yakin kalau belum periksa kedokteran.
"tapi aku gak mual-mual mas.masak aku hamil?."Arlita pun merasa masih belum yakin dengan hasil testpack yang dia lakukan tadi.
"ya udah ,kamu siap-siap kita sekarang periksa kedokteran untuk memastikan.tapi aku yakin sih dia udah ada disini."Bryan pun menyakinkan sang istri dan mengelus perut istrinya yang masih rata.
"lha kan aku harus masuk kantor mas."ini kan hari kamis jadi masih harus kerja lah Arlita.
"kamu lupa siapa suami kamu ini?udah aku yang akan minta izin sama atasan kamu.sekarang kamu siap-siap!."Bryan pun menggedong sang istri menuju kamar mandi.
Tanpa banyak berfikir lagi, Arlita dan Bryan bersiap-siap karena mereka mau pergi kedokteran memeriksa kandungan Arlita dan memastikan kehamilannya.