Bukan Pelakor

Mama Clarissa, papa Dafi dan Vara tiba di Kota E. Mereka dijemput Aaron, Calista dan Bu Soraya. Di pertemuan pertama mereka, Mama Clarissa mengucapkan terima kasih kepada Bu Soraya karena selama ini telah membesarkan Chika. Mereka semua menuju rumah Aaron.

Chika pulang kembali ke rumah Aaron. Chika mengintip dari balkon kamarnya, mobil Aaron memasuki pekarangan rumah. Chika melihat mama Clarissa, Vara dan papa Dafi. Chika bergegas turun ke lantai satu untuk menemui mereka. Chika mencium punggung tangan mama Clarissa, bu Soraya, papa Dafi dan memeluk Vara.

"Chika, bagaimana keadaanmu? Aku mencemaskanmu," Clarissa memeluk kembarannya dengan berteteskan air mata.

"Aku juga mencemaskanmu," Chika membalas pelukan Calista.

Aaron juga memeluk Chika dan bersyukur Chika kembali dengan selamat. Mereka semua masuk ke dalam ruang tamu. Chika tak kuasa meluapkan kesedihan dengan menceritakan kisah pahit yang baru saja dialaminya bersama Keenan kepada mereka semua. Chika bertanya kepada mama Clarissa apakah dulu papanya pernah menyakiti Devita sehingga Devita sangat membenci Chika dan Calista.

Mama Clarissa menggelengkan kepala. Mama Clarissa hanya mengira Devita marah kepada mama Clarissa karena menikah dengan mantan suaminya. Dafi mengatakan pernikahannya dengan Devita bukan karena cinta, tapi karena ingin menyelamatkan bayi yang ada di dalam kandungannya. Dafi tidak tega melihat bayi yang tidak berdosa dibuang Devita.

"Tante Devita bilang, dia dendam karena Chika adalah anak Nadim. Sebenarnya ada apa Ma?" tanya Chika.

"Mama juga tidak tahu Chika," jawab mama Clarissa.

Bu Soraya bangkit dari duduknya, meninggalkan mereka yang ada di ruang tamu dan masuk ke dalam kamarnya. Bu Soraya keluar dari kamarnya dan membawa sebuah kotak terbuat dari kayu dan terkunci gembok. Bu Soraya bilang kotak itu sudah ada sebelum mereka menikah. Dan papa Nadim melarang dirinya untuk melihat isi di dalamnya.

"Buka aja Mba. Siapa tahu ada petunjuk di dalam kotak itu," tunjuk mama Clarissa.

Aaron mengambil palu dan memukul gembok yang ada di kotak itu. Gemboknya terbuka, ternyata di dalam kotak itu berisi buku diary dan amplop putih. Bu Soraya mengambil buku diary dan memberikannya kepada mama Clarissa. Mama Clarissa membacakannya untuk mereka yang ada.

Diary itu berkisah tentang kehilangan yang teramat dalam. Nadim sangat tersiksa ditinggal Clarissa. Nadim ingin sekali ikut bersama Clarissa tapi sesuatu menahannya. Nadim terpaksa berpisah dengan Clarissa karena Nadim mendapatkan ancaman dari seorang wanita.

Wanita itu bernama Devita. Devita adalah seorang wanita cantik. Nadim mengenalnya karena sering melihatnya bersama Bos tempat dia bekerja dulu. Karena sudah memiliki modal usaha sendiri, Nadim memutuskan untuk keluar dari pekerjaan lamanya. Sejak saat itu Nadim tidak pernah lagi melihat Devita.

Beberapa tahun berlalu, Nadim bertemu kembali dengan Devita. Tapi pertemuan mereka di tempat yang tidak biasa. Nadim saat itu sedang mengantar cetakan undangan pernikahan. Rumah yang didatangi Nadim adalah rumah seorang dukun sakti terkenal di tempat itu. Dan yang memesan undangan adalah anak dari si dukun.

Nadim tanpa sengaja melihat Devita berada di dalam sebuah kamar bersama dengan si dukun tanpa menggunakan sehelai benangpun. Devita menyadari seseorang memperhatikannya. Pandangan Devita dan Nadim bertemu. Nadim segera memalingkan wajahnya dan keluar dari rumah itu.

Nadim mendengar dari anak dukun itu, ayahnya sedang kedatangan tamu istimewa. Tamu itu sudah bertahun-tahun menjadi langganan ayahnya. Tapi dia tidak menyukai Devita karena sombong. Devita selalu memandang rendah dirinya. Memang dia akui Devita lebih cantik darinya tapi kecantikan Devita suram, karena Devita bermain dengan ilmu hitam.

Devita telah melakukan perjanjian dengan siluman. Dia akan memberikan anak yang di dalam kandungannya untuk dijadikan tumbal. Jika Devita tidak berkenan, Devita bisa menggantinya dengan gadis perawan yang akan dikawinkan dengan siluman.

Anak gadis si dukun terlalu membenci Devita. Dia juga memberikan informasi yang membuat Nadim tidak percaya. Devita ingin menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya tapi suaminya membayar mahal agar Devita melahirkan anak mereka. Devita tanpa malu memeras suaminya sendiri. Dan suami mereka pasti tunduk dan patuh kepadanya.

Nadim meninggalkan kediaman dukun. Nadim teringat nasib mantan bosnya. Nadim berencana mengunjunginya. Dan tibalah Nadim di tempat kerjanya yang dulu. Nadim diterima dengan baik. Bos Nadim bercerita dia sudah mempunyai seorang putra. Nadim mengucapkan selamat. Tapi setelah melahirkan anaknya, istrinya pergi meninggalkannya dengan pria lain.

Nadim hanya diam. Nadim tidak berani mengatakan bahwa dia baru saja bertemu dengan Devita bugil di rumah dukun. Dan mantan Bos Nadim akan pindah ke Kota A meninggalkan kenangan buruk yang ada di Kota E.

Sejak hari itu, entah kebetulan atau memang di sengaja, Nadim selalu saja bertemu dengan Devita. Devita mencoba merayu Nadim. Tapi Nadim selalu bersikap dingin kepadanya. Nadim begitu jijik melihat Devita. Walaupun di dunia nyata Nadim sangat membencinya, tapi di setiap malam hanya Devita yang menjadi bunga tidur Nadim.

Akhirnya Nadim menjalin hubungan dengan Devita. Nadim selingkuh di belakang Clarissa. Nadim tidak mengingat apa saja yang dilakukannya bersama Devita. Yang Nadim ingat setelah bersama Devita kantor percetakan miliknya bangkrut. Devita merayu Nadim untuk meminta anaknya dengan alasan untuk diangkat sebagai anak oleh Devita.

Nadim teringat cerita dari anak dukun sakti. Devita mencari tumbal gadis perawan. Devita mengincar anak-anak Nadim untuk dijadikan target beberapa tahun ke depan. Nadim mencari cara bagaimana caranya agar anak-anaknya selamat. Untung saat itu Clarissa meminta untuk pindah ke Kota A. Nadim menggunakan cara itu agar Clarissa pergi membawa salah satu dari anak mereka.

Nadim juga menemukan bukti-bukti Devita menggerogoti harta pria kaya. Devita dengan ilmu hitamnya menghipnotis pria-pria kaya agar bertekuk lutut dan menyerahkan segala-galanya kepadanya. Dan anehnya setelah harta pria itu habis, si korban tidak mengingat Devita.

Mama Clarissa sedih campur haru setelah membacakan buku diary Nadim. Mama Clarissa juga membuka amplop putih yang ada di kotak itu. Isinya foto-foto Devita bersama beberapa orang pria di suatu tempat. Dan foto Devita saat melakukan ritual sama persis seperti yang diceritakan Chika kepada mereka.

"Devita, sebagai sahabat dan mantan suaminya, aku tidak pernah menyangka Dia seperti itu. Menjijikkan!" Dafi bergidik.

"Di antara kalian apakah ada yang mengenali pria-pria di foto ini?" Mama Clarissa membagikan foto-foto itu kepada mereka.

"Apa ini yang namanya Devita?" tunjuk Bu Soraya.

"Iya," jawab Aaron.

"Mama mengenalnya?" tanya Calista.

"Mama ingat, mama pernah melihatnya. Dia orang yang dulu sering mencari Papa kalian di rumah," jawab Bu Soraya.

"Dan apa ini?" Aaron menemukan flash disk di dalam amplop putih.

Calista mengambil laptopnya dan membuka file yang ada di dalam flash disk.

"Astaghfirullah!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...