. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
Di saat seperti itu orang akan susah di ajak
berbicara, jadi Farah memutuskan untuk membawa Iplan ke pantai terdekat meski
membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan namun, Farah tetap pergi ke sana
karna dia percaya air itu dapat menenangkan pikiran seseorang.
Dalam 2 jam perjalanan itu Iplan hanya diam bisu
dengan tangan yang gemetar. Untuk kedua kalinya Farah melihat sisi Iplan yang
berbeda dari biasanya. Apa yang telah terjadi antara Iplan dengan dua tentara
tadi, bagaimana bisa Iplan mendapatkan Kekuatan yang sangat besar seperti ini.
Tidak ada yang bisa Farah lakukan saat ini, Iplan
harus menenangkan dirinya sendiri lalu berdamai dengan masa lalunya Farah tau
bahwa trauma yang di hasilkan dari rasa takut itu sangat mengerikan tapi di
sisi lain dia juga harus berjuang untuk keluar dari ketakutan itu sendiri.
Akhirnya mereka berdua sampai di pantai saat
Matahari mulai terbenam. Benar-benar pemandangan yang indah dan menghangatkan.
Iplan masih terbujur dengan tangan yang gemetar, tatapan mata yang kosong.
Farah membuka pintu bagasi mobilnya, membuat
seolah-olah tempat duduk agar mereka bisa bersantai di sana. Kursi belakang
juga di lipat oleh Farah agar mereka lebih luas saat duduk.
Saat sudah selesai Farah memanggil Iplan dengan
nada yang ceria seolah semua yang mereka alami tadi tidak pernah terjadi.
Seolah-olah semua menghilang, Farah biasa akan memposisikan diri sebaik mungkin
saat tahu keadaan yang di alami tamunya namun, jika kasus seperti Iplan itu
akan sulit jadi Farah mencoba untuk memposisikan diri sebagai sumber awal
kebahagiaan. Bersikap santai, lembut dan hangat itu adalah andalan Farah.
Iplan pun mulai teralihkan dari masalahnya sedikit
demi sedikit saat Farah membujuk, bukan bujukan dengan kata-kata namun, dengan
menyadarkan Iplan betapa bagusnya pemandangan di hadapan mereka saat ini. Farah
tidak membujuk dengan menghampiri Iplan namun, dengan menikmati air pantai yang
datang lalu pergi. Farah bermain dengan air pantai itu. Dan perhatian Iplan pun
mulai teralihkan.
Iplan turun dari mobil, meski hanya berdiri di
depan mobil tapi Tatapan yang lihat saat itu sudah berubah dari sebelumnya yang
menandakan Iplan sudah mulai tenang.
Farah berlari kearah Iplan, dengan tiba-tiba
mengajak Iplan untuk bermain
"Batu, gunting, kertas." Ucap Farah
sambil membuat gunting di jari tangannya.
Iplan tersenyum saat Farah melakukan hal itu dan
ikut bermain dengan membuat batu dari jari tangannya.
"Kejar aku kalo bisa!" Ucap Farah sambil
berlari. Iplan tanpa ragu langsung mengejar Farah. Farah panik saat Iplan
sangat serius melakukan permainan itu. Farah memercikkan air pantai kepada
Iplan.
"Jangan mendekat!" Ucap Farah yang takut
karna Iplan sudah hampir menangkapnya.
Iplan pun membalas percikan air pantai dari Farah.
Saat mengenainya Farah berpura-pura kesakitan seolah-olah air pantai itu
memasukinya matanya.
Iplan yang melihat itu pun seketika langsung
khawatir bagaimana jiga terjadi apa-apa dengan mata Farah.
Sungguh pria yang perhatian pikir Farah.
Lalu Farah kembali berlari menghindar dari Iplan
karna tidak ingin tertangkap, Iplan yang menyadari kalau dia di bohongi
langsung berlari sekuat tenaga hingga menangkap Farah.
"AMPUN..." rintih Farah saat tertangkap
oleh Iplan.
"Aku lelah, ayo kita duduk di bagasi
mobil." Ucap Farah.
"Tunggu, Karna kamu kalah. Kamu akan
mendapatkan hukuman." Ucap Iplan.
"Apakah aku bilang permainan ini ada
hukumannya, tidak ada seingat ku." Sahut Farah.
"Dalam permainan setiap yang kalah akan
mendapatkan hukuman, itu adalah pengetahuan umumkan." Ucap Iplan.