Manusia harus mampu bertahan dari kerasnya kehidupan dan aturan-aturan dari para Raja serta perang yang membuat kegelisahan dan ketakutan.
Pedang, Tombak dan Busur adalah jalan utama untuk bisa bertahan hidup.
Sejak dahulu kala, keserakahan manusia memang tidak ada habis-habisnya, hanya demi sebuah ambisi dan kekuasaan yang lebih, para raja harus rela melihat rakyat menderita.
Para Rakyat yang sudah tidak tahan pada akhirnya putus asa dan berharap ada yang bisa membantu mereka.
Akhirnya kebencian di hati mereka di kuasai oleh Kegelapan dan memaksa mereka untuk memberontak, mereka sudah tidak percaya lagi terhadap keadilan, dan Dewa yang mereka puja kini sudah dianggap tidak ada.
Aku terpaksa mengangkat tombak ku demi mengembalikan kepercayaan manusia terhadap sang Dewa, dan atas semua yang aku lakukan membuat diriku di kenal sebagai Pendekar Dewa Sesat.
Aku tidak peduli apakah musuh-musuh ku adalah para raja, ataupun para penghuni dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ronin
***
Sudah Lima Hari Tian Feng berada di rumahnya. Jika saat pagi Tian Feng akan selalu berlatih, dan saat siang dia akan menemani Chie Xie, dan saat malam Tian Feng terus memperagakan Jurus Kuku Singa Marah seorang diri.
Kini Zang Yang sedang berkumpul dengan Yuan Xia, Lie Yie yang menggendong Chie Xie serta Tian Feng yang duduk di samping Lie Yie.
"Guru Zang, tidak bisakah guru dan Tian tinggal selama beberapa hari lagi disini? Lihatlah sepertinya Tian sangat senang menemani adiknya!" kata Lie Yie.
"Maafkan aku nyonya Yuan, aku juga ingin Tian bisa bersama dengan kalian selama beberapa waktu, namun kalian juga harus mengerti jika Tian sudah menjadi salah satu murid di perguruan kami!" kata Zang Yang.
Sebelumnya Zang Yang sudah mengatakan jika dirinya dan Tian Feng berniat untuk kembali ke Perguruan besok pagi-pagi sekali.
Lie Yie sendiri berusaha agar Tian Feng tidak pergi lagi dari sisinya, namun sepertinya itu akan menjadi harapan yang sia-sia.
Tian Feng bangkit dan berbicara kepada Lie Yie dan Yuan Xia, "Ayah, Ibu! Ijinkan Tian kembali ke Perguruan untuk berlatih! Tian ingin menjadi seorang pendekar yang bisa melindungi semua keluarga Tian, termasuk Adik Chie Xie!" kata Tian Feng sambil memohon.
Yuan Xia dan Lie Yie saling berpandangan, mereka tidak menduga kata-kata seperti itu bisa di ucapkan oleh seorang anak yang baru berusia enam tahun.
"Apa kamu yakin Tian?" tanya Lie Yie yang di jawab dengan anggukan oleh Tian Feng.
Awalnya bukan Tian Feng yang ingin pergi ke Perguruan Singa Emas, melainkan karena dikirim oleh Yuan Xia, namun sekarang ini adalah keinginan Tian Feng sendiri untuk kembali ke Perguruan Singa Emas.
"Hahahaha... Kamu memang anak yang pintar Tian! Baiklah jika kamu memiliki keinginan seperti itu, aku akan selalu mendukung apapun yang ingin kamu lakukan!" kata Yuan Xia yang tertawa lepas.
Tawa Yuan Xia terhenti saat Lie Yie menatapnya dengan tatapan dingin, Yuan Xia sampai menelan ludah saat melihat tatapan Lie Yie yang seolah-olah ingin membekukan dirinya.
"Yie'er, kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Yuan Xia dengan nada khawatir.
"Tidak ada!" Jawab Lie Yie kemudian dia menatap Tian Feng.
"Baiklah Tian! Aku akan mengijinkan dirimu untuk kembali ke Perguruan Singa Emas, namun ingat kamu harus memberi kabar setiap bulannya padaku!" kata Lie Yie.
Tian Feng tersenyum lebar kemudian memeluk Lie Yie dengan erat, "Terima kasih ibu!" kata Tian Feng.
Lie Yie mengangguk sambil membalas pelukan Tian Feng dengan tangan kirinya karena tangan kanannya sedang menggendong Chie Xie.
Tian Feng melihat kearah Chie Xie yang menatap ke langit-langit atap, dia segera melepaskan pelukannya dan kemudian mengambil sesuatu dari balik bajunya.
"Ibu, kemarin aku membelikan bandul kalung ini untuk Chie Xie, pakaikan lah kalung ini nanti kepadanya!" kata Tian Feng sambil meyerahkan bandul kalung berbentuk bunga matahari yang ia beli di jalan saat dia pergi jalan-jalan bersama Yuan Xia.
Kalung tersebut bukanlah kalung emas atau benda-benda berharga lainnya, melainkan hanya kalung mainan biasa.
Masalahnya sewaktu Tian Feng membeli kalung tersebut, hanya ada satu jenis kalung bunga matahari yang di jual, karena itu Tian membelinya untuk Chie Xie dan harga kalung tersebut hanya Lima Keping Perunggu saja.
"Wah.. kamu baik sekali! Ibu yakin Chie Xie akan menyukainya! Apalagi ini hadiah pertama dari kakaknya, dan nanti ibu akan membelikan rantai kalung emas untuk bandul kalung dari mu ini" kata Lie Yie.
"Tian, malam ini kamu harus tidur lebih awal agar besok pagi kamu bisa bangun pagi-pagi sekali dan kita akan pergi setelah kamu selesai sarapan!" kata Zang Yang.
Tian Feng mengangguk kemudian dia pergi ke kamar nya setelah berpamitan kepada Yuan Xia dan Lie Yie.
Zang Yang juga berpamitan untuk beristirahat dan pergi meninggalkan Yuan Xia dan Lie Yie yang sedang menggendong Chie Xie.
Yuan Xia ingin bangkit namun tiba-tiba saja Lie Yie menegurnya, "Mau kemana kamu?" tanya Lie Yie.
"Aku..? Aku mau pergi ke kamar!" jawab Yuan Xia.
"Siapa yang menyuruh mu pergi kesana! Duduklah lagi karena aku ingin berbicara akan perkataan mu tadi kepada Tian!" kata Lie Yie dengan tatapan tajam.
Yuan Xia kembali menelan ludahnya, dia baru sadar jika yang Lie Yie katakan kepada Tian Feng hanya untuk menjaga perasaan Tian Feng saja, namun soal perkataan Yuan Xia yang mengijinkan Tian Feng untuk pergi, Lie Yie benar-benar sangat tidak terima.
"E.. Yie'er, dengarkan dulu penjelasan ku ini, aku berkata seperti itu agar...!"
"Jangan banyak alasan Xia!" kata Lie Yie sambil meletakkan Chie Xie di tempat tidur kecilnya.
Lie Yie berbalik dan menatap Yuan Xia dengan tatapan garang sehingga membuat Yuan semakin begidik ngeri seolah-olah istrinyai itu terlihat seperti monster yang siap untuk menerkam nya.
"Yie'er! Yie'er! Tolonglah dengarkan penjelasan ku dulu!" kata Yuan Xia namun Lie Yie terlihat tidak memperdulikannya dan justru berjalan kearah Yuan Xia.
"Maaf Tuan, Panglima Ying Lo datang ingin bertemu dengan Tuan!" seorang pelayan wanita datang memberi tahu Yuan Xia jika Panglima Ying Lo datang mencarinya.
Yuan Xia bernafas lega karena dia bisa lolos dari amukan dan omelan Lie Yie, "Kamu dengar, panglima Ying Lo datang mencari ku, jadi aku pergi dulu!" kata Yuan Xia kemudian dia melangkah keluar dengan cepat.
"Baiklah Xia, sekarang kamu selamat, akan tetapi ingat urusan kita belum selesai!" kata Lie Yie.
Yuan Xia mendengar perkataan Lie Yie hanya bisa berusaha untuk tetap tenang, namun dia sendiri mulai khawatir nantinya jika Panglima Ying Lo sudah pergi dari rumahnya, "Semoga Pangeran Ying Lo bisa lebih lama beranda disini!" batin Yuan Xia kemudian dia secepatnya pergi keluar.
***
"Tuan Yuan! Besok Kerajaan kita akan kedatangan tamu penting dari Negara Toakai!" kata Panglima Ying Lo.
"Jadi Yang Mulia tetap akan bekerja sama dengan anggota Klan Yama itu? Jujur saja Panglima, aku tidak pernah suka dengan Klan Yama, karena mereka terlalu sombong! Aku justru lebih suka anggota dari Klan Mizu, mereka sangat ramah dan juga baik," kata Yuan Xia.
Sejak Lie Yie melahirkan, Yuan Xia jarang pergi mengikuti pertemuan di aula kerajaan sehingga dia terkejut saat Raja nya akan kedatangan tamu dari Negara Toakai.
Yuan Xia sangat mengerti jika Sang Raja sangat menyukai Klan Yama, Raja termakan oleh janji dan hasutan dari Klan Yama yang sangat licik dan sombong.
Berbeda dengan Klan Mizu yang sangat baik, sopan dan sangat menghormati orang lain, hal itulah yang membuat Yuan Xia suka terhadap Klan Mizu.
"Mau bagaimana lagi Tuan Yuan, kita sebagai Pengabdi setia Yang Mulia tidak bisa berbuat apa-apa, apa lagi mereka dijaga oleh ronin yang sangat hebat," jawab Ying Lo.
Yang di maksud ronin oleh Ying Lo adalah kesatria Samurai tak bertuan, mereka akan di sewa oleh orang-orang tertentu sebagai pelindung serta pengawal.
Samurai memiliki beberapa senjata namun yang paling identik sebagai ciri khas mereka adalah pedang bermata tunggal yang sangat tajam, dan pedang tersebut pernah di pegang oleh salah satu anggota Lingkaran Pisau Darah.
Para Samurai sebenarnya adalah militer bangsawan, mereka biasanya menjaga daimyo atau majikan, namun jika ada Samurai yang kehilangan tuan nya akan di sebut sebagai ronin.
"Harus ada yang berani memperingatkan Yang Mulia akan hal ini, jika tidak kita akan tertipu oleh mereka," kata Yuan Xia.
"Memangnya siapa yang berani mengatakan itu kepada Yang Mulia?" tanya Ying Lo.
Yuan Xia terdiam, dia ingat jika Klan Yama memiliki saingan yaitu dari Klan Kaze. Setelah berpikir matang barulah Yuan Xia menyampaikannya kepada Ying Lo.
"Sekarang aku akan mengutus seseorang untuk memberikan surat kepada Klan Kaze agar besok ketua Klan Kaze datang juga di acara itu!" kata Yuan Xia.
Ying Lo jelas terkejut mendengar, dia tidak menduga jika Yuan Xia berani berbuat demikian, "Tuan Yuan, tolong pikirkan lagi! Baik itu Klan Yama dan Klan Kaze sama-sama memiliki karakter yang tidak jauh berbedabeda, apalagi mereka tidak akur, bagaimana kalau mereka nanti saling menyerang di dalam istana?" tanya Ying Lo.
"Justru itu yang aku harapkan Panglima! Hanya Anggota dari Klan Kaze saja saat ini yang bisa mengacaukan rencana Klan Yama, jadi Panglima cukup mempersiapkan prajurit untuk berjaga-jaga saja, sedangkan sisanya biar aku yang urus," kata Yuan Xia.
Ying Lo hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, dia sudah tidak bisa lagi membayangkan jika ke-dua Klan itu saling bertemu nantinya, yang pasti pertumpahan darah antar ke-dua Klan tidak akan bisa di hindari lagi.