NovelToon NovelToon
Asmara Dua Sisi

Asmara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rens16

Kalian pernah terjebak dalam hubungan friendzone nggak guys? Rasanya tuh tak enak banget, mau mengakui dia sebagai pacar tapi si doi belum pernah bilang cinta, mau mengakui dia teman tapi perlakuannya semanis pacar. Sebuah hubungan itu kan sejatinya perlu penegasan agar tidak ada rasa kesalahpahaman. Hal inilah yang dialami oleh Violet Cahaya Syailendra, selama dua tahun hubungannya dengan Dante tak pernah keluar dari hubungan teman tapi mesra itu, dan jujur ini melelahkan buat Vio karena ia tak bisa mengklaim Dante sebagai miliknya. Hingga akhirnya seorang pria tampan bernama Amarta Yasa Mahendra datang menawarkan rasa yang selama ini dirindukan oleh Vio, lalu akankah Vio menerima cinta itu atau bertahan dengan Dante yang telah merajai hatinya? Here we go... perjalanan cinta Vio dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Pertemuan tak terduga

"Bun." Vio masuk ke dalam kamar sang Bunda.

"Kenapa Sayang?" Rissa segera menghentikan aktivitasnya yang sedang merapikan baju suami dari keranjang setrikaan.

"Aku tuh bingung deh Bun." Vio melemparkan badannya ke atas ranjang orang tuanya lalu memeluk guling, sambil matanya ketap-ketip antara menatap sang bunda yang kembali asyik dengan pekerjaannya dan menerawang jauh ke tempat yang jauh.

"Bingung, bingung kenapa?" tanya Rissa menoleh lagi ke arah Vio.

"Ibunya Mas Amar kenapa segitunya sama aku."

"Segitunya kenapa? Judes, galak atau kenapa?"

"Bukan itu, kayak pengen cepet-cepet meresmikan hubunganku sama Mas Amar."

"Emang kamu gimana? Udah mantep?" tanya Rissa akhirnya menutup pintu itu setelah memasukkan baju terakhir suaminya.

"Mantep sih Bun, cuman pengen mengenal lebih dalem lagi aja, toh kami juga masih muda, lagian aku juga belum wisuda, kan Ayah bilang lulus dulu baru menikah," jawab Vio sambil sesekali menguap, tak lama matanya memejam dan mulai tertidur di sana.

Rissa tersenyum melihat Vio tertidur pulas, lalu ia pun merebahkan dirinya di samping Vio dan memeluk tubuh itu dari belakang.

Sejak dulu sudah sedekat itu, dan aroma tubuh Vio itu seperti penenang yang selalu membuatnya tenang.

Keduanya pun terlelap sampai sore hari, saat Asa pulang dan tak mendapati siapapun di rumah itu, Asa lalu menjumpai Kakak dan bundanya sedang terlelap.

"Mesra bener!" gumam Asa pelan, tapi gumaman itu terdengar oleh Rissa.

"Udah pulang Dek?" tanya Rissa setelah mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Udah Bun. Bunda jadi nganterin Asa beli sepatu nggak?" tanya Asa.

"Oh iya, Bunda lupa. Ya udah sana mandi, Bunda siap-siap dulu." Rissa pun bangun dan hendak mandi.

"Mau kemana Bun?" tanya Vio sambil tetap memeluk guling.

"Mau anter Asa beli sepatu, kamu mau ikut?" tanya Rissa sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Makan steak tapi ya," jawab Vio sambil mengulas senyum lebar.

"Oke."

"Asyik!" sorak Vio kegirangan.

"Wa Ayah Kak, ajakin makan malam sekalian." Lalu Rissa masuk ke kamar mandi.

Vio menyambar ponselnya yang berada di atas nakas, lalu menghubungi sang Ayah.

Setelah Vio mengirimkan pesan kepada ayahnya, Vio pun menghambur ke dalam kamarnya untuk bersiap.

Dan sekarang mereka di sini, setelah urusan sepatu Asa dan juga sepatu Vio (kakaknya tentu saja tak mau ketinggalan), mereka sekarang berada di salah satu restaurant steak yang berada di mall itu.

Mereka menunggu sang kepala keluarga yang berjanji untuk datang setelah pekerjaannya selesai.

"Heran deh, sejak naik jabatan nggak pernah on time!" Vio mulai berkeluh kesah dengan perubahan ritme kerja ayahnya yang semakin hari semakin seabrek itu.

"Sabar napa! Namanya juga pimpinan tertinggi di kantor, pasti lebih sibuk dari anak buah yang kerja sesuai job desk!" Seperti biasa Asa yang sudah masuk ke usia remaja dan kadang pola pikirnya lebih dewasa daripada Vio, mencoba menasehati sang kakak.

"Ya tahu sih, cuman maksud aku tuh jangan diforsir gitu Dek, kasihan kan ayah udah usia, Bunda juga sering ditinggal sendirian terus," ucap Vio.

"Siapa yang bilang Ayah udah tua?" Suara bariton menghentikan pembicaraan di meja itu.

"Mas." Rissa berdiri lalu mencium punggung tangan suaminya, lalu dilanjutkan oleh Vio dan Asa.

"Kalo ghibahin Ayah jangan di belakang Ayah," sindir Rama membuat Vio dan Asa tertawa.

"Kakak tuh Yah, Asa sih positif-positif aja Ayah sering lembur," ucap Asa santai.

"Positive, wong minta apa-apa sekarang diturutin Bunda!" dengus Vio terang-terangan.

"Emang Kakak nggak diturutin?" tanya Asa tak terima.

"Udah, udah, semua diturutin sama Bunda! Sekarang pesen dulu!" tegur Rissa sambil memanggil pramusaji untuk memesan makanan mereka.

Rama tampak bahagia melihat keributan kecil yang terjadi antara anak sulungnya dan anak bungsunya. Dia menatap keduanya sambil menopang dagunya.

"Kok berhenti berdebatnya?" tanya Rama.

"Massss!" tegur Rissa tak terima.

"Kan lucu Yang, lama lho Mas nggak melihat mereka ribut." Rama terkekeh mendengar omelan Rissa itu.

Tanpa mereka sadari, kebersamaan mereka diperhatikan oleh orang-orang yang berada di meja yang berada di pojokan restaurant tersebut.

Pramusaji siap mencatat pesanan mereka. "Asa boleh pesen wagyu yang tiga ratus gram nggak Bun?" tanya Asa saat ia mau mengucapkan pesanannya.

"Boleh Dek, mau pesen yang lima ratus juga boleh." Bukan Rissa yang menjawab tapi Ramalah yang menjawab pertanyaan Asa.

"Tiga ratus gram itu udah banyak lho Dek, jangan kebanyakan daging ah!" Vio menasehati adiknya setelah ia memesan daging kobe untuk pesanan steaknya.

"Aku masih masa pertumbuhan kalo Kakak lupa!" sahut Asa tetap memesan yang tiga ratus gram untuk daging steaknya.

Mereka menikmati makan malam mereka dengan bahagia, Rama bertanya ini dan itu kepada kedua anaknya tersebut.

Meskipun ia sudah mendengar cerita dari istrinya, tapi mendengar kedua buah hatinya itu mau menjawab keingintahuannya, itu adalah sesuatu yang sangat Rama dambakan.

"Amar gimana kabarnya Kak?" tanya Rama ingin tahu hubungan Vio dan Amar.

"Baik Yah, dia lagi terbang ke Jepang sekarang, " jawab Vio.

"Oh schedule nya udah ganti sekarang?" tanya Rama.

"Lagi gantiin temennya yang lagi berhalangan terbang," jawab Vio.

"Udah mantep sama dia?" tanya Rama ingin melihat reaksi Vio terhadap pertanyaannya.

"Dia baik Yah, sayang sama Vio, ngelindungin Vio... " jawab Vio sambil mengingat lagi kelebihan Amar.

"Tapi dia bisa ngejagain kamu nggak?" tanya Rama lagi.

"Ngejagain gimana maksudnya?" Vio ingin menegaskan lagi pertanyaan dari ayahnya.

"Ngejagain dari orang yang ingin melakukan hal yang nggak baik sama kamu, ngejagain kamu dari dirinya sendiri agar nggak macem-macem," jawab Rama santai.

"Dih A... " Belum selesai Vio menyelesaikan kalimatnya, sebuah suara memanggil namanya.

Vio menoleh dan terkejut saat melihat bu Tari dan Pak Mahendra berdiri tak jauh dari mejanya.

"Bapak, Ibu!" Vio berdiri dan salim sama kedua orang tua Amar tersebut.

"Wah senengnya Ibu bertemu kamu di sini Vi, sama siapa Nak?" tanya Bu Tari antusias. Sebenarnya tanpa bertanya pun Tari tahu bahwa Vio makan bersama orang tuanya, wajah lelaki tampan itu begitu mirip dengan Vio.

"Sama Ayah, Bunda dan Adek Vio Bu," jawab Vio. "Yah, Bun, kenalin ini orang tua Mas Amar," ucap Vio memperkenalkan orang tuanya ke orang tua Amar.

Tari terlihat antusias berkenalan dengan orang tua Vio, rasanya permintaannya waktu itu untuk bersilaturahmi dengan orang tua Vio terkabul saat ini.

Mereka berjabat tangan dan menyebut nama masing-masing. "Saya senang akhirnya bisa berkenalan dengan Mas Rama dan Mbak Rissa," ucap bu Tari.

"Kami juga seneng berkenalan dengan Mas Hendra dan Mbak Tari."

"Sejak awal mengenal Vio, hati saya sudah srek banget sama dia Mbak," ucap Bu Tari lagi.

"Saya juga seneng banget Vio sama Amar Mbak." Rissa pun mengungkapkan hal yang sama.

Pak Hendra dan Rama membiarkan para istri berbincang.

"Mau diresmikan kapan Mbak, Mas?" Tiba-tiba pertanyaan Tari tadi membuat Vio dan Asa tersedak secara bersamaan.

1
Rens16
Buat kalian semua, terimakasih terus support aku ya, maaf belakangan hari ini aku sibuk banget sampai mau nulis aja nggak ada waktu, Aku usahakan update sesering yang aku bisa, salam sayang semua 😍😍
Surya Ningsih
bagus jalan ceritanya, keren👍🏻
semoga banyak yang baca , like, n koment🤲🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Rissa Rusmayanti
up lagi kakak
Rens16: otw ya yang /Drool/
total 1 replies
Indah MB
kasihan deh Vio di kacangin gitu... kerasa bgt sih kesal dan malu bercampur
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Indah MB
baru bab pertama dah syuka... kasih 🌹ah buat Vio dan Dante siapa tau jodoh... tapi baca harus nyicil ya Thor mo on ma ap.. soalnya aku juga nulis 🥺
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Rens16: Oh oke, nanti ya 👍
total 1 replies
Indah MB
mending tanya aja deh Vio.. klo dante mau syukur, klo gak setidaknya kita tahu hatinya dari pada berharap terus... soalnya aku kayak gitu... capek berharap terus.. mending tanya walaupun dari pesan soalnya klo langsung mulutnya kayak di lem🤣🤣
Indah MB
ya emang gitu. lebih peka temen dari pada pacar 🤭 ...
Indah MB
typo kak... mungkin "makan sih" 😁
Indah MB: ma sama ... hehehe ..
Rens16: Ya ampun aku cari kok nggak ketemu yang typo ya /Grin/ btw makasih udah kasih koreksi an /Heart/
total 2 replies
Surya Ningsih
bagus cerita nya 👍🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Aurora
Luar biasa
Rens16: Terima kasih sudah support aku /Drool/
total 1 replies
Rien
/Drool//Drool//Drool//Drool/
Rens16
Semoga banyak yang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!