NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Polisi

Terjebak Cinta Polisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Di masa lalu... orang tua Sherli pernah berurusan dengan yang namanya polisi hingga harus berada di pengadilan. Sejak saat itu Sherli antipati dengan polisi tetapi di masa sekarang Sherli harus berhadapan dan ditolong seorang polisi yang bernama Kres Wijaya di kantor polisi. Apakah dengan adanya peristiwa tersebut penilaian Sherli tentang seorang polisi berubah atau justru gigih dengan penilaian sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penawaran Rahasia

Seketika Sherli melotot.

"Ya...tidak...enak saja. Saya tidak terus melihat kamu ya?"

Kres merasa geli.

"Yang bicara kamu melihat saya itu siapa? Saya cuma bicara meneliti gerakan saya"

"Duh...iya. Iya. Susah bicara sama kamu. Bicara harus selalu tepat. Dasar polisi"

"Kenapa kalau sama saya selalu menyebutkan profesi?"

"Kenyataan Anda polisi, bukan?"

"...tapi bukan berarti begitu juga"

Sherli tertawa pelan hanya sebentar.

"Maaf"

Kres merasa gemas dengan sikap Sherli dan membayangkan wajah Sherli ketika tertawa. Menarik.

"Saya mau terus membuat kamu tertawa sampai begitu"

"Hmmm? Kenapa?" tanya Sherli dengan merasa tidak mengerti.

"Oh...apa? Tidak apa-apa"

"Tentang tadi itu. Saya bukan melihat gerakan kamu cuma memang kebetulan tadi saya kepikiran. Sepertinya badan kamu sakit semua"

"Sudah biasa. Saya selalu latihan fisik jadi begini..."

"Latihan fisik beda dengan tidur di kursi. Mau saya tawarkan sesuatu tidak?" potong Sherli.

"Apa?"

"Rahasia"

"Apa? Kamu menawarkan saya sesuatu tapi ujungnya rahasia?" tanya Kres dengan merasa tidak mengerti.

"Makanya kita ketemu. Iya? ...tapi saya tidak memaksa harus ketemu hari ini"

"Saya jadi penasaran. Sebenarnya apa?"

Sherli tertawa pelan hanya sebentar.

"Iya. Iya. Nanti saya kasih kabar kalau memang ada waktu"

"Jangan mendadak. Khawatir sudah sampai kost"

"Saya jemput"

"Selalu begitu"

"Kenapa..."

"Berhenti" potong Sherli.

"Sepertinya gue terlalu bertindak jauh. Suaranya terdengar risih" pikir Kres.

"Kalau begitu saya akhiri dulu. Maaf mengganggu kamu jam makan siang. Jangan lupa makan siangnya ya?"

Sherli tersenyum senang.

"Kamu sudah makan?" tanya Sherli.

"Memangnya kamu mau menemani saya makan kalau belum?"

"Sekarang sudah jam berapa? Tidak keburu"

"Kalau lain kali?"

"Seperti biasa. Jangan mendadak"

Kres merasa senang.

"Saya akhiri" kata Kres.

"Tidak. Jawab dulu"

"Kamu ada tanya sama saya ya?"

"Astaga. Padahal baru saja saya tanya. Memang lupa atau sok lupa?"

Kres mengingat.

"Oh...iya. Saya ingat. Tidak makan karena mau tugas"

"Lalu? Tidak lapar?"

"Sebelum berangkat sudah makan dulu"

"Memangnya kamu berangkat jam berapa? Jam 8?"

"Memangnya seperti jam kantor? Selalu jam 8"

Sherli tertawa pelan karena tahu sebenarnya ditertawakan Kres.

"Hari ini saya tugas agak siang makanya sebelum berangkat bisa makan"

"Oh...begitu" kata Sherli dengan berhenti tertawa dan mengangguk.

"Selamat bertugas"

Kres merasa senang. Hal itu seolah diberi semangat. Akhirnya mereka mengakhiri telepon. Kres berjalan pergi dengan wajah sumringah. Pukul 22.30. Sherli melihat handphonenya dan ternyata ada chat masuk dari Kres.

Kres : Ternyata tugas saya buat hari ini selesai. Kemungkinan kita bisa ketemu tidak?

Sherli berpikir.

"Ketemu ya? Gue iyakan saja. Gue memang senang kalau ketemu dia" pikir Sherli dengan merasa senang.

Sherli : Bisa. Kalau begitu saya tunggu di depan gang kost saja. Ini terakhir saya bisa balas pesan karena pulsa habis

"Sepertinya dia begitu penasaran sampai selesai tugas disempatkan" pikir Sherli dengan tersenyum geli.

Sherli berpikir.

"Kalau dipikir lagi gue harus meyakinkan diri sendiri. Sebenarnya perasaan gue gimana? Kalaupun iya dianya gimana? Kalau di antara kita perasaan yang ada cuma gue gimana?" pikir Sherli pelan.

Sherli melihat sebentar jam di layar handphonenya.

"Ternyata sudah malam ya?" pikir Sherli.

Pukul 23.24. Sherli menyusul Kres yang ada di depan gang kost. Sherli tersenyum kecut mengingat hari sudah begitu malam.

"Kamu kemalaman"

Kres cuma bisa menangkupkan kedua tangannya dan Sherli menggeleng dengan tersenyum tanda memberitahu bahwa tidak sebal. Tanpa sepengetahuan Sherli Kres menatap dalam.

"Jadi kita tidak bisa keluar walaupun sebentar? Ada peraturan dalam kost kamu kalau tidak boleh sampai kost terlalu malam ya?"

Sherli melambaikan tangan tanda tidak mengiyakan.

"Tidak?"

"Tidak ada larangan begitu. Bebas. Kamu mau ajak saya ke mana?"

"Sebenarnya mau menagih maksud kamu waktu di telepon tadi"

Sherli tertawa pelan.

"Kalau saya bohong gimana?"

"Jadi sebenarnya tidak ada penawaran tadi?"

"Kalau saya maksud bicara begitu karena mau ketemu kamu gimana?"

Kres mengangkat bahu.

"Maksudnya?"

"Up to you"

"Ngambek, nih?"

"Tidak lah. Masa cuma karena itu ngambek apalagi saya tidak gampang marah?"

"Mulai sombongnya"

"Saya tidak sombong. Sekali lagi menilai saya sombong..."

"Mau kamu apakan?" tanya Sherli.

"Kamu menantang saya?"

Sherli tertawa. Sherli tahu Kres juga balas becanda.

"Tadi sempat pulang ke rumah?" tanya Sherli dengan berhenti tertawa.

Kres menggeleng.

"Kamu sudah pakai baju bebas"

"Ganti di kantor"

Sherli tersenyum geli.

"Iyalah. Kalau masih pakai baju dinas pasti semua orang melihat ke arah gue" pikir Sherli.

"Ayo tadi apa?"

"Di sini saja apa?"

"Memangnya kamu mau apa?"

"Kalau di sini tidak nyaman. Masa di jalan?"

Kres merasa tidak mengerti.

"Kamu mau ke tempat lain?"

Sherli mengangguk.

"Yang aman"

"Kalau mau aman di taman itu bisa"

Sherli mengangguk. Akhirnya Kres meluncurkan sepeda motornya menuju taman. Sampai di sana memang sudah terlalu malam. Hawa dingin mulai memeluk tubuh Sherli sehingga Kres yang memakaikan jaketnya ke badan Sherli membuatnya harus mendongak ke arah Kres.

"Makanya kalau sudah tahu malam pakai jaket kamu"

"Jadi tidak ikhlas?"

Kres menggelengkan kepalanya dengan merasa heran karena Sherli terlalu salah paham.

"Terserahlah" kata Kres dengan duduk di sebelah Sherli.

"Kamu tidak dingin?"

"Menurut kamu?"

"Makanya saya tanya"

"..."

"Dingin atau tidak? Kalau dingin jaket kamu aku kembalikan"

"Memangnya harus begitu? Tidak. Saya tidak dingin"

"Yakin?"

Kres mengangguk dan Sherli melihat keyakinan Kres.

"Bisa kamu balik badan?"

"Untuk apa?"

"Sudah sana balik badan"

Kres merasa heran meskipun badannya berbalik membelakangi Sherli. Seketika Kres merasakan tangan Sherli menyentuh bahunya. Kres mau tanya tapi tidak jadi karena merasa gerakan tangan Sherli bukan buat menyentuh tapi memijat.

"Jadi kamu mau memijat saya?"

"Sakit, bukan? Setahu saya di bahu pasti sakit tapi di anggota tubuh yang lain mana?"

"Serius gratis?" kata Kres.

Sherli tahu Kres mulai mengajak becanda.

"Bayar"

"Kalau minta bayar saya tolak"

"Bayar dengan lainlah. Bukan uang"

"Kamu mau apa?"

"Makan sama kamu"

"Oh...jadi kamu minta ditraktir saya? Saya tidak masalah apalagi memang tadi saya ajak kamu makan di lain hari"

"Bukan berarti saya mau ditraktir, lho. Saya akan bayar sendiri"

"Ternyata gengsi kamu tinggi ya?"

Sherli merasa heran dan Kres menoleh sebentar ke arah Sherli.

"Kalau tentang makan biar saya yang traktir kamu"

"Sepertinya saya terlalu banyak berhutang budi"

"Jangan anggap kamu berhutang budi karena saya memang ikhlas apalagi awalnya saya yang mau ajak kamu makan"

Sherli cuma tersenyum. Cukup lama saling hening. Kres merasakan pijatan Sherli dengan sesekali memejamkan kedua mata dan jujur Sherli berusaha fokus memijat bukan melihat otot tubuh Kres. Sherli memang doa minta dikuatkan agar tidak terjerumus dengan pikiran kotor apalagi tangannya menyentuh kulit Kres yang hangat. Udara hari itu dingin tapi menyentuh kulit Kres jadi hangat.

"Andai ada minyak ya?"

"Jangan. Nanti saya jadi ketiduran" kata Kres dengan merasa geli.

Sherli tertawa pelan hanya sebentar dan merasakan lengan Kres begitu kokoh.

"Astaga. Godaannya terlalu besar" pikir Sherli dengan merasa miris.

1
Muji Lestari
iya harusnya Sherly dan kress hidup bahagia dg kluarga kecilnya..harusnya Sherly hamil kalo bisa kembar jadi tak MCM ini suami istri kok ceritanya MCM pacaran terus tak ada moment spesialnya .
Muji Lestari
lama lama Sherly ini bikin emosi siapa yg betah dgn sifat egoisnya
Elen Gunarti
knp g dibuat hmil dlu ya Thor,smpt kcwa ma kres knp nikah ma Dewi masa polisi nggk mau mncari tau dlu lgs mnyrh🤭🤭tp ttp bagus ko q suka👍
Codigo cereza
Oke bangett
LV Edelweiss: baca juga novel kisah nyata karya saya kak... 😊
total 1 replies
Majin Boo
Gemesin banget karakternya!
LV Edelweiss: baca juga novel kisah nyata karya saya kak... 😊
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Puas hati!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!