NovelToon NovelToon
LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Fantasi Wanita
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Dedhy Karlang

Kehidupan Aira berubah ketika seorang pria misterius bernama Arga pindah ke rumah di sebelahnya. Arga adalah seorang penulis yang mencari inspirasi untuk novel terbarunya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja menumbuhkan rasa penasaran di hati masing-masing. Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai saling membuka diri dan berbagi cerita, menemukan bahwa mereka memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedhy Karlang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelombang Baru

Kehidupan Arga dan Aira berlanjut dengan rutinitas yang mulai kembali stabil. Namun, pesan dari Reza tentang Rehan masih menggantung di benak Arga. Malam itu, setelah anak-anak tidur, Arga dan Aira duduk di ruang tamu membicarakan apa yang harus dilakukan.

"Aira, aku harus menemui Reza. Aku perlu tahu apa yang dia ingin bicarakan tentang Rehan," kata Arga dengan tegas.

Aira mengangguk, meskipun hatinya terasa berat. "Aku mengerti. Aku hanya berharap ini tidak akan mengganggu kehidupan kita lagi."

"Jangan khawatir. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapi ini bersama," kata Arga sambil menggenggam tangan Aira.

Keesokan harinya, Arga membuat janji untuk bertemu dengan Reza di sebuah kafe di pusat kota. Dia memilih untuk tidak memberi tahu Aira tentang detail pertemuan ini agar tidak membuatnya khawatir.

Di kafe itu, Arga tiba lebih awal dan menunggu dengan sabar. Reza tiba beberapa menit kemudian, terlihat gugup.

"Arga, terima kasih sudah datang," kata Reza sambil duduk di depan Arga.

"Apa yang ingin kau bicarakan tentang Rehan?" tanya Arga tanpa basa-basi.

Reza menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Arga, aku merasa bersalah karena telah menyembunyikan ini selama ini. Rehan adalah anakku, dan aku ingin lebih terlibat dalam kehidupannya."

Arga merasakan gelombang emosi menerpa dirinya, tetapi dia tetap tenang. "Apa maksudmu dengan 'lebih terlibat'?"

"Aku ingin Rehan tahu bahwa aku adalah ayah kandungnya. Aku ingin ada di sana untuknya, menjadi bagian dari hidupnya," kata Reza dengan tulus.

Arga terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Reza. "Ini bukan keputusan yang bisa aku buat sendiri. Aku perlu bicara dengan Aira."

Reza mengangguk. "Aku mengerti. Aku hanya berharap kau bisa mengerti posisiku."

Setelah pertemuan itu, Arga pulang dengan pikiran yang berat. Dia belum siap untuk memberi tahu Aira tentang detail percakapan dengan Reza, jadi dia memutuskan untuk mencari waktu yang tepat.

Beberapa hari kemudian, saat Arga sedang mengerjakan novel terbarunya di kafe langganan, dia bertemu dengan seorang wanita bernama Clara. Clara adalah seorang editor di penerbitan ternama dan tertarik dengan karya-karya Arga.

"Arga, aku sudah lama ingin bertemu denganmu. Aku penggemar berat tulisanmu," kata Clara sambil tersenyum.

Arga merasa tersanjung. "Terima kasih, Clara. Senang bertemu denganmu."

Percakapan mereka mengalir lancar. Clara memberikan beberapa saran tentang novel terbaru Arga dan menawarkan bantuan untuk mempromosikannya. Mereka bertukar nomor telepon dan setuju untuk bertemu lagi membahas lebih lanjut.

Pertemuan dengan Clara memberikan Arga semangat baru dalam menulis, tetapi juga menciptakan dinamika baru dalam hubungannya dengan Aira. Setiap kali Arga bertemu dengan Clara, dia tidak memberitahu Aira, khawatir akan menimbulkan kecemburuan yang tidak perlu.

Namun, tidak ada yang bisa disembunyikan selamanya. Suatu malam, saat Arga sedang mandi, ponselnya berdering dan Aira melihat pesan masuk dari Clara. Pesan itu berisi ajakan untuk bertemu lagi membahas novel terbaru Arga.

Aira merasa ada yang aneh. "Arga, siapa Clara?" tanyanya ketika Arga keluar dari kamar mandi.

Arga terlihat terkejut tetapi mencoba untuk tetap tenang. "Dia seorang editor. Kami bertemu untuk membahas novelnya."

Aira mengernyit. "Kenapa kau tidak pernah memberitahuku tentang dia?"

"Aku tidak ingin kau khawatir. Ini hanya urusan pekerjaan," kata Arga, mencoba meyakinkan Aira.

Namun, Aira tidak bisa menghilangkan rasa cemburu yang mulai tumbuh di hatinya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, dan perasaan itu terus menghantui pikirannya.

Arga merasa bersalah karena menyembunyikan pertemuannya dengan Clara dari Aira, tetapi dia juga merasa terjebak. Dia tidak ingin menambah beban pada Aira, terutama dengan masalah Reza yang masih belum terselesaikan.

Suatu hari, Arga dan Clara bertemu lagi di kafe yang sama. Mereka membahas novel terbaru Arga dengan penuh semangat, namun Clara mulai menunjukkan ketertarikan pribadi yang lebih dalam.

"Arga, aku merasa sangat terhubung denganmu. Bukan hanya karena karya-karyamu, tetapi juga karena kepribadianmu," kata Clara dengan tatapan mendalam.

Arga merasa canggung. "Clara, aku menghargai perasaanmu, tapi aku sudah menikah dan aku mencintai istriku."

Clara tersenyum lembut. "Aku mengerti, Arga. Aku hanya ingin kita bisa terus bekerja sama dan mungkin menjadi teman baik."

Arga mengangguk, merasa lega tetapi juga khawatir tentang bagaimana hubungan ini bisa mempengaruhi rumah tangganya. Dia tidak ingin ada yang merusak kebahagiaannya bersama Aira.

Di sisi lain, Aira mulai merasa semakin curiga. Dia merasakan perubahan dalam sikap Arga setiap kali dia kembali dari pertemuan dengan Clara. Kecurigaannya semakin menguat ketika dia menemukan bukti pertemuan mereka yang disembunyikan Arga.

"Aku merasa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku, Arga," kata Aira suatu malam ketika mereka sedang bersantai di ruang tamu.

Arga terkejut tetapi mencoba untuk tetap tenang. "Apa maksudmu, Aira?"

"Pertemuanmu dengan Clara. Kenapa kau tidak pernah terbuka tentang itu?" tanya Aira dengan nada yang lebih tajam dari biasanya.

Arga menghela napas. "Aira, aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir. Clara hanya rekan kerja."

"Tapi kenapa harus sembunyi-sembunyi? Apa yang sebenarnya terjadi, Arga?" desak Aira.

Arga tahu dia harus jujur. "Aku minta maaf, Aira. Aku seharusnya lebih terbuka padamu. Clara memang rekan kerja, tapi dia juga menunjukkan ketertarikan pribadi yang lebih. Aku sudah menjelaskan padanya bahwa aku mencintaimu dan tidak ingin ada yang merusak hubungan kita."

Aira terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Arga. "Kau tahu betapa pentingnya kepercayaan dalam hubungan kita, Arga. Kenapa kau harus menyembunyikannya?"

"Aku tidak ingin menambah bebanmu, terutama dengan masalah Reza yang masih belum selesai," kata Arga dengan nada menyesal.

Aira menghela napas, matanya mulai berkaca-kaca. "Aku hanya ingin kita bisa jujur satu sama lain, Arga. Aku butuh tahu bahwa kau selalu ada di sisiku, tidak peduli apa pun yang terjadi."

Arga meraih tangan Aira dan menggenggamnya erat. "Aku janji, Aira. Mulai sekarang, aku akan lebih terbuka. Aku tidak ingin kehilanganmu."

Meskipun Aira merasa sedikit lega dengan kejujuran Arga, rasa cemburu dan ketidakpercayaan masih menghantui pikirannya. Dia berusaha keras untuk percaya pada Arga, tetapi bayangan Clara terus mengganggu pikirannya.

Beberapa hari kemudian, Arga menerima pesan dari Reza yang meminta pertemuan lagi. Dia memutuskan untuk menemui Reza di tempat yang lebih privat, sebuah taman yang sepi di pinggiran kota.

Arga tiba lebih awal dan menunggu di bangku taman. Reza datang beberapa saat kemudian, terlihat lebih tenang daripada pertemuan sebelumnya.

"Terima kasih sudah datang lagi, Arga," kata Reza sambil duduk di samping Arga.

"Aku di sini untuk mendengarkan, Reza. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Arga.

Reza menatap Arga dengan serius. "Aku ingin kita menemukan cara terbaik untuk memberitahu Rehan tentang kenyataan ini. Aku tidak ingin dia membenci kita karena menyembunyikan kebenaran."

Arga mengangguk. "Aku juga berpikir begitu. Tapi ini akan sangat sulit bagi Aira. Dia sangat mencintai Rehan."

Reza menghela napas. "Aku tahu, Arga. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Aku tidak ingin melukai perasaan siapa pun."

Mereka berdua terus berdiskusi, mencoba mencari solusi terbaik untuk situasi yang rumit ini. Namun, tanpa mereka sadari, Clara melihat mereka dari kejauhan. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dan memutuskan untuk mendekati mereka.

"Arga, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Clara, membuat Arga dan Reza terkejut.

Arga berdiri dengan gugup. "Clara, ini bukan saat yang tepat. Ini urusan pribadi."

Clara menatap Reza dengan curiga. "Siapa dia, Arga? Kenapa kau tidak pernah memberitahuku tentang ini?"

Reza merasa tidak nyaman. "Maaf, aku harus pergi. Kita akan lanjutkan pembicaraan nanti, Arga."

Setelah Reza pergi, Clara menatap Arga dengan tatapan penuh pertanyaan. "Apa yang sebenarnya terjadi,

1
Rha
susah di tebak ini alur ceritanya, keren pokoknya
Fitry Aryani
Tmlambah menarik ceritanya
Umi Anis
sangat bagus cerutanya.sedih tidakk berteke
Umi Anis
.
Rahayu Putri pratiwi
hai kak aku mampir nih..

saling sport ya🙏
Citra
saya suka baca ceritanya, sangat menarik
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Fitry Aryani
Kayak kisah nyata/Facepalm/
Fitry Aryani
Keren alurnya, baru baca bab 1
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
kapan update bab baru pagi, ngk sabar nunggunya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
begadang demi selesaikan babnya saya baca
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
Semangat mulisnya, aku suka baca novelnya
Citra
Tambah seru jalan ceritanya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 2 replies
Evi
sedih njirtt/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
Sumpah, jalan ceritanya bagus sekali.
Muhammad Supri Prasetyo
ini kisah yang menarik...sebuah perjalanan...seseorang
Dedhy Karlang: Makasih da mampir membaca karyaku
total 1 replies
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sangat menyentuh
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sungguh mengharu kan
Evi
sampai di bab ini ajq dulu, sudah ngantuk soalnya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
100 buat penulisnya
Evi
Wahhhh, baru baca separoh tapi menarik. layak mendapatkan pujian
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!