Hai, raeder semuanya... Ada yang masih ingat dengan Novel saya yang berjudul "Dibuang Suami Dinikahi Dokter Anakku" Nah, di novel ini menceritakan kisah anak-anak mereka ya. Semoga kalian suka 🤗🙏
"Aku tidak mau menikah denganmu!" Tekan Bidan Humayza menatap kesal saat Dokter obgyn itu masih membahas hal yang telah berulang kali ia tolak.
"Hei, apakah kamu kira aku terlalu menggilaimu? Apa yang aku lakukan demi memenuhi keinginanmu ibumu!" balas Dr.Razher Adriyansyah SpOG.
Ya, Humayza Andriani adalah seorang Bidan cantik yang bekerja di sebuah RS swasta. Ia Bekerja di bagian Perinatologi. Namun, terkadang ia juga di tugaskan sebagai Bidan pendamping untuk seorang Dokter spesialis obgyn. Yaitu dr Razher.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? yuk ikuti terus. Jangan lupa tinggalkan dukungan dan ulasannya ya🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekonyolan mereka
Fatimah duduk di salah satu bangku tunggu yang berjejeran di depan apotik RS tersebut. Tak berselang lama Dr Al sudah datang sembari membawa kertas resep obat lalu masuk kedalam ruangan farmasi untuk menyerahkan kepada apotekernya.
"Kak, tolong di racik obatnya ya," ucap Al pada petugas farmasi tersebut.
"Eh ya, loh kok tumben banget Dokter yang langsung membawa resepnya?" tanya Kak Lili petugas farmasi.
"Hehe, biar cepat di tangani oleh Kakak," jawab lelaki itu membuat Kak Lili mencibir.
"Bisa aja ngerayunya. Apakah untuk pasien yang di depan?" tanya Kak Lili tersenyum sembari menatap Fatimah dari kaca pembatas yang ada di ruangan tersebut.
"Weh, akak tahu aja."
"Kayaknya ada sesuatu nih. Ayoo siapa dia?" tanya Kak Lili tersenyum dengan penuh selidik.
"Aish, akak kepo banget sih. Udah buruan di racik obatnya sekarang. Aku tunggu di luar ya," ujar Al tak ingin menjawab pertanyaan wanita yang memang sudah ia kenal dengan akrab.
"Yaya baiklah. Tapi janji besok-besok cerita ya!" seru wanita itu masih kepo saja.
"Oke!"
Al segera keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri Fatimah.
"Tunggu sebentar ya, Fa. Obatnya masih di racik," ucap Al sembari duduk di samping gadis itu.
"Baik, Dok."
"Apakah kamu capek? Sini aku pegang Aisyah," ujar Al mengulurkan kedua tangannya untuk mengambil Aisyah dari pangkuan Fatimah.
"Benaran nggak pa-pa, Dok?" tanya Fatimah merasa sangat sungkan.
"Tidak apa-apa, Fa. Apakah kamu mau ke toilet?"
"I-iya, Dok."
"Yasudah sana kamu pergi, bawa sini Aisyah." Al segera mengambil Aisyah dari gendongan Fatimah.
Dengan terpaksa Fatimah menyerahkan sang adik pada dokter baik tersebut. Ia memang sedari tadi menahan hendak ke toilet.
Al memangku Aisyah dengan senang hati. Terlihat gadis kecil itu anteng dalam asuhan dokternya.
"Wuih, bukan main caper nih Pak dokter!" seru Razher yang kebetulan lewat.
"Eh apaan sih kamu. berisik banget tuh ember pecah!" balas Al menatap kesal.
"Hahaha.... gimana, apakah sudah bisa melihat wajah Fatimah?" kekeh Razher.
"Raz, nggak usah buat malu aku ya kamu. Nanti di dengar sama Fatimah. Kamu memang geser ya!" intrupsi Al gemas sendiri. andai ia tak sedang memangku Aisyah, mungkin saja ia sudah membekap mulut Dokter kandungan itu.
"Hahaha... Nggak peduli aku. Eh, kemana Fatimah?"
"Di hatiku. Eh, maksudnya ke toilet," jawab Al membuat Razher kembali ngakak.
"Awas kamu ya, nanti aku bilangin Pakde, biar langsung di lamar Fatimahnya."
"Awas saja jika kamu berani, aku juga akan bilang sama Om Rayyan kalau kamu sedang guling-guling ngejar cintanya anak Pak Imam," balas Al tak ingin kalah.
Akhirnya kedua dokter konyol itu ngakak di depan ruang farmasi sehingga membuat pasien lain hanya tersenyum menggelengkan kepala. Sungguh kelakuan dr. Al dan dr.Razher tidak membuat mereka heran lagi.
"Ya Allah, dari tadi di cariin rupanya disini kedua Abang aku yang tampan tapi minim jodoh ini!" seru Azzam tersenyum penuh arti menyambangi kedua lelaki itu.
Al dan Razher saling pandang dengan perasaan sedikit tidak enak melihat Azzam yang bela-belain datang ke RS demi menemui mereka.
"Roman-romannya duit keluar lagi nih," gumam Al pada Razher.
"Tentu saja, tapi nggak tahu juga sih. Kita lihat saja dulu," jawab Razher.
"Kenapa wajah kalian tegang begitu lihat aku? Pasti lagi khawatir ya?" celetuk Azzam tersenyum jahil.
"Siapa dia, Al. perasaan aku tidak kenal?" kelakar Razher.
"Iya Weh, siapa anak remaja ini? Mau malak kali," jawab Al.
"Hahaha... Ya Allah, teganya kalian sama aku. Aku aduin sama Pak Rayyan dan Pak Zafran kalian berdua ya," ujar Azzam dengan kekehannya.
"Mau ngapain kamu? Ayo cepetan," ucap Razher tak ingin berbasa-basi.
"Hehe, Bang pinjam mobil dong. Aku mau jalan sama do'i," ujar Azzam santai.
"Kenapa pake mobil Abang. Sana pake mobil yang di rumah."
"Ye, kalau aku pulang maka di pastikan rencana ngedate aku batal. Yang ada mendapatkan kultum dari Ibu Kapolda," ungkapnya.
"Kamu mau bohong sama Mama?"
"Bang, please... bantu aku sekali ini aja ya." Azzam memohon pada sang kakak memasang wajah melas.
Bersambung.....