NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tulus

Hujan di bulan Juli. Kata orang, bulan ini adalah gerbang menuju musim kemarau. Tapi apa ini? Kenapa bulan yang seharusnya cerah biru, malah menurunkan rinai yang tak henti-henti.

Tapi...ini bukan tentang bulan dan hujan.

Kaluna menarik nafas panjang dan memejamkan matanya meresapi suara dan suasana yang menenangkan sekaligus melegakan. Melegakan karena ternyata selama ini, perspektifnya yang hampir menjurus ke hal yang mungkin akan ia sesali, salah.

Dirinya sudah benar menaruh tembok yang sangat tinggi selama ini demi keselamatan hatinya. Namun... mengapa ada yang sakit.

Dijulurkannya tangan kiri dan meresapi tetes demi tetes rintik hujan membasahi tangannya. Terasa dingin tapi tenang. Berharap rintik hujan ini mampu menghapus sedihnya.

Rintik hujan dalam sekejap tak lagi terasa. Apa ini? Apakah hujan bisa segera hilang tanpa permisi? Dibukanya matanya dan ternyata bukan hujan yang berhenti, tapi sosok lelaki yang selalu ia sebut misterius yang berdiri di sebelahnya sambil meneduhkan payung diatasnya.

"Ojek payung, neng." Candanya tersenyum simpul masih setia memegangi payung hitam yang semoga bernasib baik baginya.

Kaluna menarik tangannya dan melirik sekilas Azka disebelahnya. "Beralih jadi tukang ojek payung, lo?" Katanya membalas candaan Azka.

"Lima puluh ribu, ya, neng biayanya." Lanjutnya yang membuat Kaluna tersenyum samar.

"Mau pulang? Yuk gue tumpangin." Ajaknya.

Kaluna mengangguk mengiyakan. Daripada dirinya harus menunggu sampai hujan reda, ada baiknya dirinya numpang. "Gue numpang sampai pintu kampus, ya, Ka."

"Nggak mau sekalian gue anterin pulang?" tawarnya berharap Kaluna mau dan mereka bisa semakin dekat.

Kaluna menggelengkan kepalanya mantap. Lebih baik jika dirinya menjaga jarak dari Azka demi kebaikan dirinya. Tau sendiri bagaimana gilanya Brian jika dirinya dekat-dekat dengan Azka.

"Makasih niat baiknya, Ka. Tapi gue lebih baik menghindari keributan." Ucapnya berharap Azka mengingat terakhir kali dirinya dibantu, Azka dan Brian hampir saja adu jotos. "Lagian gue juga mau mampir ke kosan Tari." alibinya berbohong. Jangan sampai dirinya kembali bertemu dengan Brian di jalan dan lelaki itu kembali mencak-mencak kayak cicak.

"Yakin nggak mau dianter?" Tanyanya sekali lagi. Kaluna mengangguk mantap.

"Sampai depan gerbang aja, Ka. Lagian lo kok akhir-akhir ini jadi rajin banget, sih. Lo nggak punya dua kepribadian, kan?" Tanyanya to the point yang dibalas dengan kekehan geli Azka. Bagaimana Kaluna tidak berfikir begitu, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja lelaki yang ia kenal sangat irit bicara apalagi cuek itu, kini berubah sangat ramah dan mudah tersenyum. Lucu sekali pemikiran wanita ini, pikir, Azka.

Seandainya tidak ada Brian yang lebih dulu maju, mungkin sudah dari dulu Azka menunjukan ketertarikan.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan Azka yang memegangi payung untuk berteduh Kaluna. Sambil berjalan, Kaluna membuka aplikasi untuk memesan taxy online. Kaluna sibuk memesan sampai tak menyadari, Azka sesekali mencuri pandang padanya dari samping.

Dengan jarak sedekat ini, dapat Azka lihat bulu mata yang lentik, mata yang teduh, hidung yang mancung serta tahi lalat kecil pada ujung hidung. Lalu matanya turun pada bibir merona yang tipis pada bagian atas dan tebal pada bagian bawahnya. Azka mematri pandangannya pada titik itu sampai dirinya segera mengalihkan tatapannya dan berdehem pelan menyadari debaran yang tiba-tiba terasa.

Kaluna yang mendengar deheman Azka, mendongakkan kepalanya dan menatap Azka. Dirinya kira ada yang ingin Azka katakan, namun ternyata tidak ada yang lelaki ini katakan. Pada saat dirinya ingin menjauhkan pandangan, matanya tak sengaja melihat pundak serta bagian kanan badan Azka basah kuyup karena payung yang ada diatasnya ini lebih menyorong padanya.

Dirinya pun pada akhirnya memegang payung yang Azka pegang dan membenarkan letaknya agar Azka juga tidak terlalu basah kuyup. Sangat tidak tahu diri jika dirinya yang menumpang dan yang punya yang basah begini.

Azka yang tiba-tiba mendapatkan sentuhan dari Kaluna pastilah cukup...terkejut, namun dirinya mampu menormalkan ekspresinya. Walau jantung sudah jumpalitan sedari tadi. Fiyuhh.

"Baju lo basah, Azka." Ucapnya menunjuk dengan dagunya yang memanglah disengaja oleh Azka.

"Nggak masalah. Daripada lo yang basah." Katanya yang membuat Kaluna mengerutkan keningnya dengan pemikiran lelaki di sampingnya.

"Daripada lo yang basah." Katanya menjawab hal yang sama. "Kan, lo yang punya."

"Nggak masalah, kan, lo yang punya." hati gue maksudnya, ucap Azka di dalam hati. Kaluna lagi-lagi menaikkan alis mendengarnya.

"Suka-suka, lo, deh, Ka." katanya tak mau memperpanjang.

Suasana kembali hening. Mereka berjalan bersisian ditemani rintik hujan yang perlahan reda.

Azka kembali melirik pada Kaluna yang terlihat menarik nafas panjang. kembali dirinya berdehem untuk menghilangkan keheningan. "lo gimana sekarang sama, Brian?" tanyanya menunggu jawaban Kaluna.

Kaluna balas menatap Azka, namun hanya sekian detik setelah itu kembali ia menatap kedepan.

"Ya...mutual. Nggak ada yang berubah. Gue masih jadi...ya, lo tahu pasti maksud gue." jawabnya tak ingin mempertegas karena ada beberapa teman mereka yang juga berjalan disekitar mereka. Tak mungkin dirinya berkata frontal dan membuat masa akhir kuliahnya berantakan oleh hal yang selama ini dirinya tutupi.

"Gue tahu, tapi maksud gue...lo nggak ada niatan untuk berhenti?" tanyanya to the point yang membuat Kaluna seketika berhenti begitu juga dengan Azka. Dipandangnya lelaki yang mulai sekarang ia labeli memiliki dua kepribadian dengan alis yang menyatu.

"Gini..." Kaluna memotong ucapannya sebelum melirik sekeliling. Azka bersiap memasang telinganya mendengar jawaban wanita di depannya. "lo pasti udah tahu kan tentang mutual yang gue lakuin." katanya yang diangguki oleh Azka. "sebagai sahabatnya pasti banyak yang lo tahu tentang gue dan sahabat lo?" dan kembali dijawab anggukan oleh Azka. "Jujur, gue nggak pernah mau ngelakuin ini. Tapi, ya...nggak ada jalan untuk gue. Gue juga mau lepas sama Brian, tapi nggak bisa."

Seharusnya Kaluna tak perlu seterbuka ini pada Azka, namun entah mengapa dirinya merasa butuh tempat untuk mengeluarkan apa yang selama ini mengganjal dihatinya. Syukur-syukur Azka mampu menyadarkan sahabatnya dengan pembicaraan ini, pikirnya. Kaluna juga sadar, pasti ada ketidakrelaan seorang saudara yang mengetahui sisi gelap dari calon pasangan saudaranya. Oleh karena itu lelaki di sampingnya bertanya tentang hal ini.

"Mau gue bantuin, nggak?" Kalimat yang Azka lontarkan menarik perhatian Kaluna. Dengan alis terangkat ia bertanya, "Apa yang bisa lo bantu?" tanyanya balik.

"Lo bisa lepas dari Brian dan..." kalimatnya menggantung cukup lama yang membuat Kaluna tersenyum miris memikirkan praduga yang berseliweran di otaknya. Sepertinya memang mereka pantas disebut sahabat karena memiliki sifat yang sama. Dan Kaluna siap memaki mendengar jawaban Azka sebelum lelaki ini melanjutkan ucapannya.

"dan lo bisa hidup normal. Nggak lagi harus memikul beban dan ngelakuin apa yang nyiksa hati dan batin lo." Kaluna menatap mata hitam lelaki disebelahnya guna membaca melalui sorot mata. Tapi Azka terlihat...tulus.

Kamu ini apa, Azka?!

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading ❤️🔥

Salam story from By_me

1
Swastika rahayu Putri
ditunggu update nya /Smile/
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!