NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh Setan Pembunuh ( bagian 2 )

Tujuh Setan Pembunuh bukanlah nama beken semata. Kelompok kecil yang terdiri dari 6 lelaki dan 1 perempuan ini terkenal sebagai pembunuh berdarah dingin yang kejam dan bengis. Mereka akan membunuh semua orang siapapun tanpa pandang bulu asal harga yang di tawarkan sesuai dengan calon korban.

Tak cuma orang biasa, bahkan pejabat negara ataupun pendekar dunia persilatan yang telah di jadikan sasaran, pasti akan menemui ajalnya jika berjumpa dengan mereka. Selain jago dalam membunuh musuh, mereka juga pintar menghilangkan jejak untuk menutupi arah kepergian mereka yang mengharuskan untuk menghilang seperti di telan bumi.

Pimpinan kelompok pembunuh bayaran ini di kenal dengan nama Sentanu atau yang lebih kondang dengan sebutan Setan Pencabut Roh. Pria berkumis tebal berbadan kekar dengan usia sekitar 3 dasawarsa ini, merupakan pilar utama kelompok Tujuh Setan Pembunuh. Pria bersenjata pedang perak berukuran sedang ini memiliki ilmu kanuragan yang tinggi.

Selain Sentanu, ada Rara Wuyung yang merupakan satu-satunya anggota perempuan di dalam kelompok ini. Rara Wuyung yang baru berusia 18 tahun juga dikenal sebagai Dewi Setan Beracun merupakan anggota termuda dari kelompok Tujuh Setan Pembunuh. Jangan melihat usianya yang masih muda, Rara Wuyung merupakan ahli menggunakan racun yang terletak pada senjata senjata rahasia miliknya.

Yang terkuat ketiga setelah Sentanu dan Rara Wuyung adalah seorang lelaki bertubuh kekar namun selalu menutupi seluruh bagian bawah wajah, hanya matanya yang setajam elang selalu menghiasi raut muka. Dia tak pernah bicara dan hanya bertindak atas perintah Sentanu. Kemampuan nya yang terutama bisa berpindah-pindah tempat tanpa bergerak sedikitpun. Namanya pun tak jelas hanya orang-orang dunia persilatan menjulukinya sebagai Setan Bisu.

Dua anggota lainnya adalah kakak beradik Bongso dan Taruna. Dua lelaki bertubuh tinggi besar ini terkenal dengan tenaganya yang besar. Meskipun tidak setinggi ilmu milik Sentanu, namun kedua nya yang bersenjatakan pedang perak besar dan golok perak besar tak bisa diremehkan begitu saja. Mereka merupakan pengikut setia Sentanu sejak awal berdirinya kelompok ini.

Sisa anggota lainnya adalah Ki Karang Kobar atau Si Setan Kaki Pincang dan Mpu Linggih Si Setan Tangan Cekot. Dua orang berusia paruh baya ini tak banyak bicara namun mampu bertindak cepat sebagai penyelamat anggota lainnya karena memiliki ilmu meringankan tubuh yang paling tinggi di antara mereka bertujuh meskipun masih di bawah Sentanu yang merupakan pilar utama kelompok Tujuh Setan Pembunuh.

Dengan gerakan tubuh yang seringan kapas, ketujuh orang itu bergerak diantara atap-atap bangunan istana dan pepohonan yang ditanam dalam istana.

Begitu sampai di dekat balai tamu kehormatan, ketujuh orang berpakaian hitam hitam itu menghentikan gerakan nya dan melihat bahwa beranda balai tamu kehormatan masih ramai dengan canda ria dari para penghuni nya.

Dari ekor mata nya, Prabu Airlangga melirik ke arah tempat persembunyian para anggota kelompok Tujuh Setan Pembunuh sekilas. Lalu bergumam lirih pada Parahita, Bancak dan Doyok yang masih asyik berbincang.

"Mereka sudah datang, bersembunyi di balik rimbun pohon nangka dan atap kandang kuda. Jumlahnya ada tujuh orang", mendengar suara lirih itu, Bancak malah makin penasaran sama orang-orang ini dan hendak menoleh ke arah tempat yang ditunjukkan oleh Prabu Airlangga. Doyok buru-buru menjewer telinga adiknya itu dengan keras.

"Adududu Kang Doyok, kenapa kau jewer kuping ku hah? Sakit tau... ", gerutu Bancak sambil mengelus cuping telinga kanan nya yang memerah karena di jewer Doyok.

" Kau ini hampir saja membongkar tipu daya kita untuk memancing mereka agar mau menampakkan diri. Jangan melihat ke arah mereka, pura-pura saja tidak tahu.. ", geram Doyok lirih namun masih bisa di dengar oleh Bancak.Lelaki bertubuh gemuk pendek ini pun cepat mengangguk mengerti.

Mereka kini kembali berbincang-bincang tentang banyak hal termasuk kejadian yang telah mereka lalui. Di kesempatan ini, Parahita membagikan obat anti racun ke Prabu Airlangga dan dua pengikutnya yang lain sembari terus bercanda.

Merasa bahwa situasi nya kini telah aman, Sentanu segera memberikan isyarat kepada Rara Wuyung untuk menjalankan tugas nya. Rara Wuyung mengangguk mengerti dan cepat melesat ke samping bangunan balai tamu kehormatan Istana Tanggulangin.

Menggunakan sebuah pipa yang terbuat dari batang bambu buluh yang tipis, Rara Wuyung meniupkan asap putih berbau harum ke arah Prabu Airlangga dan para pengikutnya. Dalam waktu singkat, Bancak dan Doyok menguap lebar lalu jatuh terlelap tidur nyenyak. Begitu pula dengan Prabu Airlangga dan Parahita. Keduanya langsung jatuh dan tidur nyenyak.

Begitu melihat orang yang di incar telah tidur nyenyak akibat racun tidur yang sangat kuat milik Rara Wuyung, perempuan cantik itu segera memberi isyarat kepada anggota kelompok Tujuh Setan Pembunuh untuk bergerak maju.

Bongso dan Taruna serta Ki Karang Kobar juga Mpu Linggih segera mendekati Prabu Airlangga dan para pengikutnya yang tertidur pulas dengan senjata terhunus. Sementara Sentanu dan Si Setan Bisu mengawasi mereka.

Bongso dan Taruna segera mendekati Bancak dan Doyok sementara Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih segera mendekati Prabu Airlangga dan Parahita yang nampak terlelap tidur. Begitu Sentanu memberikan isyarat kepada mereka untuk bergerak. Mereka langsung menghujamkan senjata perak nya ke arah tubuh lawan.

Shhrrreeeeettt shhrrreeeeettt shhrrreeeeettt!!

Saat yang genting ini, tiba-tiba Prabu Airlangga dan para pengikutnya bergerak menghindar hingga hujaman senjata mereka hanya menusuk ke papan lantai teras balai tamu kehormatan Istana Tanggulangin dengan keras.

"B-bagaimana mungkin k-kalian bisa bangkit setelah menghirup asap beracun dari ku? ", Rara Wuyung kaget setengah mati melihat Prabu Airlangga dan para pengikutnya bisa bangkit kembali.

" Hanya racun tingkat rendah seperti itu, mana mungkin bisa menjatuhkan kami?

Phhhuuuuiiiiiihhhhh!!

Aku akan menghajar kalian untuk meredakan rasa kesal ku.. ", Bancak yang bertubuh gemuk pendek langsung melompat maju ke arah Bongso yang bertubuh tinggi besar. Pun juga dengan Doyok yang langsung menerjang ke arah Taruna.

Kedua manusia setengah gandarwa itu langsung menyerang lawan mereka dengan ilmu silat aneh tapi mampu membuat Bongso dan Taruna gelagapan.

Doyok mampu memanjangkan lengan tangannya hingga membuat Taruna langsung jatuh terjengkang muntah darah. Bancak juga mampu menjatuhkan Bongso dengan ilmu silatnya yang aneh. Tubuhnya berputar cepat seperti gasing yang terus mengejar kemanapun Bongso bergerak hingga saat Bongso lengah, satu senggolan Bancak membuat Bongso terkapar.

Sementara kedua orang itu menghadapi Bancak dan Doyok, empat sisa anggota kelompok melesat ke arah Prabu Airlangga dan Parahita. Mpu Linggih dan Ki Karang Kobar mengayunkan senjata mereka ke arah Prabu Airlangga sementara Rara Wuyung dan Si Setan Bisu mengepung Parahita dari dua sisi yang berlawanan.

Whhuuuuuuggggghh whhuuuuuuggggghh...

Ki Karang Kobar alias Setan Kaki Pincang mengayunkan pedang perak bergagang panjang nya ke arah kepala Sang Raja Medang dan Mpu Linggih Si Setan Tangan Cekot menebaskan pedang perak berbentuk melengkung nya ke arah kaki lawan. Prabu Airlangga langsung membuat gerakan memutar tubuhnya di udara hingga tebasan pedang dua anggota kelompok pembunuh bayaran ini hanya menyambar udara sejengkal di atas dan bawah tubuh sang penguasa kerajaan Medang.

Melihat serangan mautnya bisa dihindari dengan mudah oleh lawan, dua lelaki tua bertubuh cacat ini segera memutar tubuhnya dan kembali menerjang ke arah Prabu Airlangga dengan serangan cepat bertubi-tubi. Namun, lagi-lagi mereka harus kecele setelah sang raja Medang seolah mampu membaca setiap gerakan dan jebakan yang mereka lakukan. Ini semakin membuat kedua orang tua itu marah besar.

"Linggih, kita gunakan Ilmu Pedang Perusak Kahyangan. Kalau tidak, orang ini akan semakin kurang ajar mempermalukan kita! ", teriak Ki Karang Kobar yang membuat Mpu Linggih menganggukkan kepala.

Kedua orang tua itu cepat menyalurkan seluruh tenaga dalam pada pedang perak di tangan. Selubung cahaya biru langsung tercipta di bilah pedang kedua pendekar tua ini.

Ki Karang Kobar dan Mpu Linggih langsung memutar pedang nya sebelum menerjang ke arah Prabu Airlangga dengan senjata yang telah berlapis cahaya biru keperakan. Ki Karang Kobar menusukkan pedang ke arah dada Prabu Airlangga yang seketika membuat sang raja Medang harus menjejak tanah untuk melompat tinggi ke udara.

Namun hal ini juga telah di rencanakan oleh dua orang tua itu.

Saat Prabu Airlangga berada di udah, Mpu Linggih dengan cepat mengejar nya sembari membabat. Gelombang cahaya biru keperakan setipis bilah pedang langsung menderu kencang ke arah Raja Medang.

Shhhrrreeeeeeeeetttttt!!

Prabu Airlangga terkejut dengan kemunculan serangan kedua dari Mpu Linggih dan berusaha keras untuk berkelit. Meskipun ia berhasil akan tetapi tebasan pedang perak Mpu Linggih masih merobek bajunya dan membuat sebuah luka tipis di dada kanannya. Seketika darah merembes keluar dari luka sayatan pedang itu.

Ini langsung membuat Prabu Airlangga murka. Apalagi baju sutra biru tua tanpa lengan ini adalah pemberian Ratu Galuh Sekar Kedaton yang merupakan baju kesayangan nya.

Dengan penuh amarah, Prabu Airlangga langsung menunjuk Mpu Linggih sambil berkata,

"Tua bangka sialan!! Berani-beraninya kau merusak baju kesayangan ku hah?!! Kau suka bermain pedang ya, baiklah...

Aku akan menemani mu bermain pedang!! "

1
LD. RAHMAT IKBAL
prabu dilawan eee sehat kang
Windy Veriyanti
...dan Pedang Naga Api akan bertugas kembali...
Riyan Ngalam
semakin seru ceritanya kang ebez... lanjutkan
Esther M
rasakan siluman ompong tambah ompong gigimu haha....
Hermawansyah Wawan
cerita yang sangat bagus 👍👍👍👍👍
Andre Oetomo
mantab thor,,
saniscara patriawuha.
coba dari awal langsung sat set sottt,,, ora sowek klambine....
Kakasefti
di tunggu ya up selanjutnya
Eddy Airborne
lanjutkan
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
Pedang Naga Api bakal keluar lagi nih kalo begini ceritanya.. kapok koe ajak prabu Airlangga bermain pedang 😂😂
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
sayangnya malam ini Rara Wuyung akan bertemu Parahita, seorang Paricara yang punya ilmu silat pilih tanding sekaligus seorang Demung Kerajaan Medang yang sekaligus menjadi tangan kanan sinuwun Prabu Airlangga itu sendiri 😎

Ayooo Rara.. kau mau adu mentereng soal gelar atau racun atau ilmu kanuragan, Parahita punya semua /Proud/ /Proud/
aina
semangat
breks nets
Wah belum tahu lawan nya siapa mereka sekali pedang Naga Api di cabut habislah sudah hehe
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Ha ha ha... harusnya yang dijewer hidungnya, biar Bancak gak bisa mendengar lagi 😁
andymartyn
lanjut
andymartyn
jangan main-main sama pedang
AbhiAgam Al Kautsar
main mainnya di tunda setelah pesan pesan berikut
David Hottap Dan Hdd
pertama
LD. RAHMAT IKBAL
mantap
LD. RAHMAT IKBAL
selamat idul adha kang sehat selalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!