NovelToon NovelToon
Hammer Of Judgment

Hammer Of Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: yersya

Hammer of Judgment yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Apakah Hammer of Judgment adalah sosok pembela keadilan? Atau mungkin hanyalah sosok pembunuh?

Nantikan kelanjutannya dan temukan siapa sebenarnya Hammer of Judgment.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yersya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

Di arah selatan, Nada menolak tawaran Diana dengan tegas. Mereka berdua bersiap untuk bertarung. Nada memegang erat belatinya, sementara Diana siap dengan palu yang dipegangnya dengan mantap.

Dengan langkah hati-hati, Nada dan Diana saling mengamati, siap untuk melancarkan serangan.

Tiba saatnya pertarungan dimulai. Nada meluncur maju dengan gesit, mengayunkan belati dengan kecepatan yang mengesankan. Diana menghindari serangan itu dengan gesit, sambil bersiap untuk melakukan serangan balasan dengan palu besarnya.

Dalam keganasan pertarungan, belati dan palu bertemu dalam benturan yang menggetarkan. Nada dengan kecepatan dan ketepatan mencoba menusuk Diana, namun Diana tangkas menghindari serangan itu dan membalas dengan pukulan keras dari palunya.

Suara benturan logam terdengar memenuhi udara, sementara dedaunan terinjak dan tanah terhuyung-huyung akibat kekuatan serangan mereka. Nada dan Diana saling berhadapan, mata mereka penuh determinasi dan tekad untuk keluar sebagai pemenang dalam pertarungan yang sangat sengit dan penuh dengan adrenalin.

“Siapa kau sebenarnya? Apa kau anak tentara atau semacamnya?” Tanya Diana sambil menyeringai.

“Tidak juga, aku hanya sering dilatih oleh ayahku waktu kecil!” Jawab Nada.

Meskipun Nada terlihat santai, tapi sebenarnya Nada sedang sangat kewalahan. Dia memang sering dilatih waktu kecil, tapi dia sangat jarang bertarung sungguhan, apalagi mempertaruhkan nyawa seperti ini.

“Belatimu itu sepertinya sedikit istimewa. Bahkan tidak rusak sedikitpun,” ucap Diana. “Tapi, tanganmu gemetaran lho!” Tambahnya sambil menyeringai.

“Dia benar, belatiku memang sedikit istimewa. Tapi, aku tidak punya kemampuan yang memumpuni. Fisik dan teknikku masih terlalu lemah,” pikir Nada.

Diana kemudian berlari ke arah Nada, mengangkat palunya tinggi-tinggi, lalu menghantamkannya ke bawah. Tapi, Nada berhasil menghindarinya. Tidak berhenti di situ, Nada mencoba menusuk wajah Diana, namun serangannya berhasil ditangkis oleh Diana dengan palunya.

Suara benturan logam terdengar lagi, keringat Nada mulai menetes, dia menggertakkan giginya sambil berusaha keras menekan belatinya. Namun, Nada kalah dalam hal kekuatan, palu Diana sama sekali tidak bergeming. Diana kemudian menghempaskan tangan Nada, sehingga tangannya terangkat ke atas. Tak berhenti di situ, Diana dengan cepat menendang perut Nada, membuat tubuhnya terhempas ke belakang.

Belum genap beberapa detik, Nada terengah-engah, memegang perutnya sambil meringis kesakitan, menyadari bahwa pertarungan ini tidak akan mudah bagi dirinya.

Sementara itu, di arah Utara, Reno dan Gale saling bertukar pukulan dengan intensitas tinggi. Kedua pria itu berdiri tegak, siap untuk menghadapi tantangan satu sama lain.

Dengan gerakan cepat, Reno dan Gale saling berhadapan, mengayunkan tinju mereka dengan kecepatan yang memukau. Suara benturan tinju terdengar memenuhi udara, menciptakan ketegangan yang terasa di sekeliling mereka.

Gale, dengan luka tebasan di wajahnya, menunjukkan ketangguhan dan keberanian dalam setiap pukulannya. Reno, dengan determinasi yang kuat, tidak mundur sedikitpun dalam menghadapi lawannya.

Setelah bertukar pukulan, keduanya menjaga jarak satu sama lain, kemudian meludahkan darah yang ada di mulut mereka. Dengan nafas terengah-engah dan tubuh yang berdenyut akibat rasa sakit, serta wajah yang dipenuhi dengan lebam biru, Reno menatap Gale yang kondisinya tak jauh berbeda dengannya.

“Kau ternyata lebih kuat dari yang aku bayangkan!” Ujar Gale sambil menyeringai.

“Kau juga,” jawab Reno dengan nafas tersengal-sengal.

Kedua pria itu kembali memasang kuda-kuda, siap untuk melanjutkan pertarungan mereka. Setiap gerakan mereka dipenuhi dengan kekuatan dan kelincahan, menciptakan adegan pertarungan yang sangat intens dan mendebarkan. Kedua pihak saling berusaha untuk mengalahkan lawan mereka, tanpa menunjukkan kelemahan sedikit pun.

Setelah berulang kali bertukar pukulan, Reno akhirnya berhasil menjatuhkan tubuh Gale ke tanah. Tanpa ragu, Reno langsung menindih tubuh Gale dan mulai memukul wajah Gale dengan pukulan bertubi-tubi tanpa memberi kesempatan bagi lawannya untuk bangkit.

Suara benturan tinju yang keras terdengar memenuhi udara, menciptakan adegan pertarungan yang semakin memanas dan penuh dengan ketegangan.

Gale, yang terjatuh di tanah, berusaha menghindari pukulan-pukulan tersebut namun kesempatannya sangat terbatas. Wajahnya yang dipukul berkali-kali mulai terlihat semakin lebam dan terluka.

Beberapa detik berlalu, Reno menghentikan pukulannya dan melihat Gale yang sudah tidak bergerak lagi. Dengan nafas terengah-engah, Reno berdiri, menghembuskan nafasnya, dan langkahnya membawanya menjauh dari Gale.

Namun, tiba-tiba langkah Reno terhenti, mendengar suara nafas yang terengah-engah dan tetesan darah dari belakang, lalu dengan refleks berbalik badan.

Reno terkejut melihat Gale yang bangkit kembali dari tanah, dengan darah menetes dari hidung dan mulutnya. Kedua pria itu saling menatap, atmosfer pertarungan yang tegang kembali memenuhi udara di sekitar mereka, menciptakan ketegangan yang melingkupi momen yang tak terduga ini.

“Sial! Aku dibuat babak belur seperti ini oleh bocah SMA,” ucap Gale dengan wajah kesal.

“Kau sangat keras kepala,” ucap Reno, lalu dia kembali memasang kuda-kudanya.

“Sudahlah, aku menyerah!” Ujar Gale, lalu dia duduk di tanah.

“Apa?”

“Kau… menahan diri kan?”

Reno terdiam. Apa yang dikatakan Gale memang benar, Reno menahan diri. Tidak, bukan berarti Reno ingin menahan diri, tapi dia memiliki keraguan di dalam hatinya. Keraguan yang membuatnya tidak bisa mengeluarkan seluruh kekuatannya.

“Sebagai laki-laki, aku mengakui kekalahan ku,” ucap Gale sambil tersenyum. “Pergilah! Rekan-rekanku juga mendekati teman-temanmu!”

mendengar hal itu, Reno memutuskan untuk pergi meninggalkan Gale yang duduk di tanah, menerima keputusan Gale untuk menyerah dengan lapang dada.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!