Di Asing Kan Dengan Bola

Di sisi lain, kondisi itu tidak bagus.Pengawas masih saja mencambuk paksa.Sedangkan tuan rumah sudah berdarah darah.

Di mana murong Bai masih menangis tanpa bergerak untuk meminta bantuan.

"Tuan...tuan kami.. kami akan bergerak Jangan khawatir"bibi Fang akhirnya berlutut untuk mewakili Gu furong. Meskipun rasanya tidak nyaman tapi dia masih berpikir jika Gu furong adalah tulang punggung keluarga ini mengingat statusnya sebagai Putra pertama dari istri sah.

Murong bai tidak akan pernah berlutut seumur hidup selain untuk orang tua dan Kaisar.Jadi dia harus menggantikan posisi itu untuknya. Penjaga sudah mengetahui hubungan mereka semua jadi dia menganggap remeh sosok dari Murong bai. Istri sah yang bahkan tidak sebanding dengan selir rendahan.

"Tuan..".kata selir Fang dengan menggosokkan kedua tangannya."Tuan, tolong beri kami waktu 5 menit aku akan menjamin jika kami akan berjalan lagi sehingga tidak mengganggu perjalanan kita.Tuan..aku.mohon"

Meskipun para pengawas ini terlihat garang tapi sebenarnya mereka masih memiliki hati nurani. Hanya saja pekerjaan mereka begitu berat yang membuat mereka harus tidak memiliki empati.

Namun ada pertama kali untuk segalanya termasuk dalam kasus ini. Tapi setelah itu tidak akan ada waktu untuk kedua kali.

"Baiklah, ingat hanya lima menit. jangan pernah menunda Perjalanan Ini. Ayo jalan"teriak penjaga itu dengan keras.

Segera setelah itu pengawas meninggalkan mereka tanpa memandang ke belakang. Tapi sekarang permasalahannya siapakah yang akan tinggal untuk menggendong nenek.

Dalam kelompok Gu, hanya ada tiga laki-laki kecil, Gu furong baru berusia 14 tahun, putra ke5 ,13 tahun dan yang terakhir masih 10 tahun sehingga tidak satupun yang layak untuk menggendong nenek yang pingsan.Tapi berhubung tidak ada orang lain yang bisa membantu, putra ke Lima yang baru berusia 13 tahun harus menggendong neneknya di punggungnya yang kurus.

"anak kelima tugas ini harus mengganggumu.Kau adalah laki-laki jadi jangan cengeng!"kata Murong bai .

Dia tidak berpikir keputusan itu adalah salah.Tapi dia juga tidak berpikir untuk berterima kasih pada penjaga.

Putranya yang berharga memiliki alasan untuk tidak melakukan itu secara pribadi.

"Putra ku, bagaimana ,apa ku bisa tahan?"

"Ibu..akhh sakit,apa Ibu punya obat?"Tanya Gu furong balik.Dia merasa kulit punggung nya pasti mengelupas, jika tidak, kenapa rasanya bisa sesakit ini.

"sial jika suatu hari aku akan menjadi pejabat di ibukota maka aku akan membalaskan dendam ini.Penjaga sialan,hati hati saja dan tunggu aku"bisikan nya yang hanya bisa didengar oleh ibu kandungnya saat ini.

Murong Bai tidak menanggapi tapi dia juga merasa tidak berdaya karena tidak ada obat di tangannya sama sekali.Dia hanya berpikir tentang menyimpan uang tapi tidak berpikir bagaimana cara membuang uang.

Jadi benar-benar tidak ada obat dalam perbekalannya saat ini.

"Ah sudahlah, mari kita pergi, ibu bantu aku"kata Gu furong kesal. untuk pertama kalinya dia membenci ibu kandung sendiri. sudah tahu mereka akan berjalan lama dengan perjalanan yang jauh. Jika pikiran ibunya waras Tentu saja dia harus mempersiapkan obat-obatan terlebih dahulu.

Tapi sekarang tidak ada satupun obat sedangkan punggungnya sudah sakit seperti ini.

Gu winjia melihat lagi dari jauh.Dia ingin bersorak melihat punggung berdarah Gu furong yang sombong.

Bagaimana tidak.

Gu furong mendapatkan luka dengan satu cambukan tadi.Jadi dia tidak kuasa untuk tertatih-tatih seolah olah sedang menahan rasa perih di pundaknya sendiri.

Padahal cuman satu kali, udah begitu lesu.Gimana cerita nya dengan orang lain yang mendapatkan lebih dari satu cambukan.

Adapun Gu winjia bersikap masa bodoh.

Tapi pemandangan tentang seorang pria kecil yang menggendong nenek tua benar-benar seperti di luar nalar.Anak ke lima benar benar memaksa diri untuk menggendong nenek nya.

Kaki nya goyah beberapa kali tapi dia masih mencoba untuk berdiri dan berjalan.

Orang sekelas Gu winjia juga tiba-tiba merasa ada hati nurani yang terketuk.

Harus kah dia membantu?

"Ckckck, siapa aku di mata mereka. membantu nenek tua itu pasti akan menimbulkan fitnah di hati mereka oleh alih terima kasih.Hei lebih baik urus saja diri sendiri"pikir nya lagi.

Tapi ...

Gedebuk...

"Kakak ke lima "

Anak kelima sempoyongan , beberapa langkah kemudian dirinya tidak kuat lagi dan jatuh ambruk ke tanah.

Bukannya anggota keluarga Gu bergerak untuk membantu tapi mereka bersikap masa bodoh sama seperti Gu winjia saat ini.

Ini wajar mengingat semua orang berpikir tentang beban apa yang akan mereka tanggung sekiranya mereka mengulurkan bantuan saat ini.

"Kakak perempuan, bibi ,ibu!!"panggil Pria muda itu dengan pandangan memohon.

"Apa? jangan diam saja di situ ayo cepat bergerak jika tidak ingin menerima hukuman dari penjaga!"kata Murong bai yang berjalan ke depan tanpa peduli.

Siapa juga yang peduli dengan hidup dan mati wanita tua itu.Lebih baik dia mati lebih awal agar tidak menjadi beban untuk yang lain.

Huh

Dia lewat begitu saja,begitu juga dengan anggota Gu yang lain.

Sementara itu,anak kelima tidak bisa bergerak lagi.

Berapa kekuatan yang dia punya setelah berjalan jauh dengan perut keroncongan?

Tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang.

Gu winjia kebetulan berjalan di belakang .Ketika dia melewati nenek dan cucu itu,dia juga di lirik olehnya.

Gu winjia yang tidak punya hati, segera melihat tatapan itu.Pria muda yang seusia dia masih di sekolah jika di era modern tapi di era ini mereka semua di berikan tanggungjawab yang tidak sesuai dengan umur.

Karena tidak mendapatkan tanggapan apapun, anak kelima menundukkan kepalanya dengan sedih. Kakinya hampir tidak bisa membawa tubuhnya sendiri .Tapi saat ini dia diberikan beban yang tidak bisa dia tanggung.

Tiba tiba saja seseorang berlari kecil ke arah nenek dan cucu itu. Orang yang berlari tadi berhenti sebentar di depan Gu winjia , tapi kemudian dia berlari lagi ke arah mereka.

Ini adalah anak ke-enam yang baru berusia sepuluh tahun.

"Kakak, bisakah Kakak bangun?"tanyanya kepada anak kelima. Mereka berdua lahir dari ibu yang sama. jadi hubungan mereka sangat erat di masa lalu.

Ditambah saat ini ,Ibu mereka sendiri sudah pergi.Inilah sebabnya kenapa saat ini mereka berdua merasa sedang ditinggalkan semua orang.

Jadi mereka harus bergantung satu sama lain.

"Adik keenam, kenapa kembali?"tanya nya dengan rapuh.

Pria kecil itu menatap adiknya dengan pandangan yang malu. Jika kakaknya masih belum bergerak dengan nenek di punggungnya. Besar kemungkinan penjaga akan datang lagi dan dia akan menjadi bulan-bulanan mereka.

Tadinya dia berjalan sedikit ke depan, ketika mendapati seluruh anggota keluarga gu sudah melewati dirinya. Baru kemudian dirinya menyadari jika kakaknya tertinggal di belakang.

Inilah kenapa dia buru-buru berlari menyusulnya.

"Pergi, pergi dan susul ibu. Kakak tidak memerlukan kau di sini"kata anak kelima dengan wajah yang tegas.

Namanya Gu lenglei kan.

Dia tahu kemungkinan apa yang akan didapatnya ketika dia tidak bisa bergerak lagi. Tapi dia tidak bisa meninggalkan neneknya di sini.

Meninggalkan sang nenek artinya membiarkan wanita tua itu mati. Mereka berdua sudah kehilangan ayah dan ibu yang melahirkan juga sudah pergi.

Karena kepergian sang ibu lah maka mereka saat ini tidak dianggap di dalam keluarga Gu.

Tapi apapun itu, nenek tua ini masih akan memberikan wajah karena mereka adalah laki-laki di dalam keluarga Gu.

Tapi bayangkan apa yang terjadi jika sang nenek juga ikut pergi.

"Tidak kakak, Aku hanya punya kakak sebagai keluargaku. jika Kakak tinggal maka aku juga akan tinggal"kata anak ke-enam yang tidak kalah tegas nya

Tanpa sang nenek kehidupan mereka akan buruk. Tapi juga tapi jika Kakak laki-lakinya juga pergi, bisa dibayangkan kehidupan buruk itu akan benar-benar menjadi sebuah neraka abadi.

Lebih baik dia ikut dengan kakaknya hidup maupun mati.

Lagi pula mereka hanya perlu menarik sang nenek agar bisa tetap ikut dengan rombongan.

Gu lenglei melihat adik laki-lakinya ini. Jika dipikir lagi dia juga tidak tega meninggalkan adik kecilnya sendirian.

"Oke, bantu Kakak , meletakkan nenek di punggung"

"Aku aja kak, kita bisa gantian sampai nenek sadar "

Entah apa yang terjadi, yang jelas ketika Gu winjia ke belakang dia melihat kedua saudara itu bersusah payah untuk membawa nenek.

Yang besar tersesat dengan menopang tubuh tinggi dari sang nenek .Untung saja neneknya memang sudah kurus dan saat menjalani hukuman ini tubuhnya menjadi lebih kurus lagi. Jadi dia tidak berat-berat aman.

Yang kecil berusaha membantu menahan tubuh nenek agar tidak jatuh.Dia sesekali menepuk pundak kakak nya dengan sedih.

Ada butiran keringat di dahi Gu lenglei.Tapi dia tidak mengeluh tentang itu.

Gedebuk....

Baru beberapa langkah, anak itu jatuh lagi ke tanah berikut dengan nenek tua tersebut. Nenek yang tidak sadarkan diri itu berguling guling di tanah sehingga tubuhnya yang tua renta , sudah seperti seorang pengemis yang tertutup debu.

Gu winjia hanya menarik nafas panjang dan tidak berniat untuk membantu. Dalam dua hari ini wanita tua itu sudah pun mengalami kelaparan panjang.

Meskipun tipis semangkuk bubur yang diberikan oleh para penjaga di pos, bener-bener menjadi penyambung nyawa para pendosa ini.

Tapi karena kasih sayangnya kepada sang cucu, dia yang sudah tidak cukup makan menjadi kelaparan. Dalam kondisi itu dirinya masih dipaksa untuk berjalan.

Dan sekarang dia sudah benar-benar tidak tertolong lagi.

"Jadi keluarga Gu meninggal dengan cara seperti ini.Yang pertama adalah nenek, Ckckck, apakah aku harus turun tangan?"pikir gu winjia lagi.

Dia memperlambat langkahnya.Tapi kemudian dia melihat dua anak laki-laki itu berhasil bangun. Sekarang mereka masih mengambil tubuh nenek Gu itu dan memikulnya kembali seperti tadi.

Hati Gu winjia tergerak lagi.