Broken

Bella benar benar datang ke klub malam yang siang tadi ia datangi, bukan untuk melamar pekerjaan tapi untuk menjadi pengunjung. Dia memang bukan gadis yang sering clubbing untuk bersenang senang, tapi kadang ia memang berada di tempat seperti itu jika benar benar sedang suntuk.

Gadis itu menyunggingkan senyumnya ketika melihat waitress yang siang tadi melayaninya di kafe bawah. Penampilan wanita itu sungguh terlihat sangat seksi dan sangat menggoda. Dress hitam yang hampir mengekspose hampir sembilan puluh persen tubuhnya dan membuat semua mata tak bisa teralih darinya.

"Hai, kau ingat aku?Aku Bella, siang tadi aku dan temanku makan di kafe bawah" sapa Bella hingga membuat wanita itu menoleh ke arahnya, sejenak wanita itu seperti menelisik dirinya . Tapi kemudian senyumnya mengembang karena mengingat wajah wanita yang menyapanya.

"Hai tentu saja, kau sendirian? Aku Cecil... senang bertemu kembali denganmu. Mana temanmu?" tanya wanita itu mencari satu lagi sosok cantik yang siang tadi bertemu dengannya.

"Dia sedang sibuk, boleh aku bergabung denganmu!? Aku baru saja dipecat dari pekerjaanku oleh sebab itu aku butuh pekerjaan lain... " dan Bella terpaksa menjeda kata katanya ketika tiga pria mendekat pada mereka. Dan salah satu dari pria itu langsung memeluk dan tangannya meremas b*kong sintal wanita bernama Cecil itu. Bukannya marah tapi Cecil terlihat sangat menikmatinya, jerit manjanya terdengar sangat menjijikkan di telinga Bella.

" Auwww... baby aku kira kau tak datang malam ini?Ada seseorang yang aku kenalkan pada kalian, tapi jangan menakutinya karena baru kali ini dia datang ke tempat ini. Dia Bella.. " tunjuk Cecil yang mau tidak mau harus membuat Bella mengangkat satu sudut bibirnya.

Mata ketiga pria itu langsung menjadi nanar ketika melihat kecantikan dari gadis yang baru di kenalkan pada mereka. Gadis yang hanya mengenakan atasan rajut oversize, bawahan jeans pendek dan dipadu sneaker putih. Penampilan yang sederhana tapi sungguh terlihat sangat cantik di mata mereka. Sikap cuek gadis didepan mereka malah membuat rasa penasaran semakin menjadi.

"Bisakah kita minum bersama disana? Tenang saja kami yang akan mentraktir kalian, malam ini kita akan bersenang senang sampai pagi menjelang. Kalian boleh minum sepuasnya!"

"Oke tapi kalian pergi dulu kesana, ada sesuatu yang harus kami bicarakan. Pembicaraan antar wanita... " ujar Cecil dengan mengedipkan satu matanya, dan ketiga pria itu hanya terkekeh seperti tahu apa maksud kata katanya.

"Bella, bukannya tadi kau bilang butuh pekerjaan? Maka tiga pria tadi bisa jadi tambang uang untuk kita malam ini, jika kau ingin uang uang lebih besar maka kau harus pilih orang seperti pria di sudut ruangan itu," kata Cecil menunjuk seorang pria berumur yang sedang ditemani satu wanita muda yang sedang duduk di pangkuannya.

"Pria seperti mereka adalah tambang emas! Melayani mereka tak akan mengeluarkan banyak tenaga. Berbeda dengan ketiga pria tadi, jiwa muda seperti mereka akan membuat kita benar benar lelah!"

Bella mengangguk dan menatap pria parubaya yang tadi ditunjuk oleh Cecil. Jika tak salah lihat pria itu adalah ayah dari pria yang sekarang ini masih ada di kepolisian. Ya, Bella yakin jika pria di sudut ruangan itu adalah John Garrield, ayah dari Maxton! Bisa bisanya pria itu bermain dengan daun muda padahal putranya sedang berada dalam kesusahan.

"Pria itu sering ketempat ini?"

"Hampir setiap hari, dia adalah pelanggan eksklusif jadi dia selalu mendapat pelayanan terbaik. Termasuk dengan wanita, dia hanya akan dilayani oleh wanita wanita muda yang belum punya jam terbang. Pria kaya seperti mereka hanya akan tertarik pada pemain baru, kau tahu maksudmu bukan?"

"Tapi kemarin aku dengar ada kasus pria muda yang bermain dengan gadis dibawah umur! Apa itu benar!?" tanya Bella memancing Cecil untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya.

"Bagaimana pria itu bisa memp*rkosa salah satu dari kami, hanya dengan mengajaknya bicara saja dia sudah marah besar! Dasar pria bodoh, datang ke tempat ini hanya untuk berteriak teriak tidak jelas. Tunggu... namamu Bella kan? Aku masih ingat jika dia meneriakkan nama yang sama denganmu!"

Bella terdengar terbahak, jika saja Cecil tahu siapa dirinya mungkin wanita itu tak akan bercerita sebanyak ini. Sepertinya kedatangannya malam ini tidak sia sia. Entah...tapi ia merasa ayah Max terlibat dengan semua ini. Sekarang yang harus ia lakukan adalah bertahan di tempat ini hingga ia bisa menemui gadis muda yang tadi ia lihat berada dipangkuan John. Dia harus bisa mengorek keterangan dari gadis muda itu.

"Bella kau pesan apa? Segelas besar beer mungkin akan lebih cocok untukmu, kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi. Kau sepertinya bukan seorang peminum,"ujar Cecil ketika sudah duduk dimeja tempat ketiga pemuda tadi menunggu mereka.

"Aku lebih suka cola, aku ingin kesadaranku penuh untuk menikmati suasana menyenangkan ini. Lain kali mungkin kita akan berbagi wine," jawab Bella yang memang kurang suka dengan minuman berkadar alkohol tinggi.

" Dan saat kau ingin minum wine apa aku boleh menemani? Sungguh kau sangat cantik Nona Bella. Sepertinya aku sudah tergila gila padamu... "

PLETAKKK ...

Cecil dan dua pria lain segera melempar pria yang mengeluarkan jurus rayuannya dengan kentang goreng yang baru saja datang ke meja mereka.

"Sudah aku bilang jika jangan menakuti Bella, dia belum terbiasa menghadapi hidung belang seperti kalian. Apa malam ini kita akan ke atas? Kau ingin ikut kami Bell? Jangan memasang wajah begitu, kau hanya akan melihat kami bersenang senang. Anggap saja itu sebuah training sebelum kau menjadi idola baru ditempat ini!"

"Tid... " sebelum menyelesaikan penolakannya sebuah suara membuatnya terdiam. Dia tak menyangka akan bertemu lagi pria itu ditempat seperti ini. Pria yang selalu memandangnya rendah itu ternyata juga senang berburu wanita ditempat ini.

"Menjijikkan.... "

"Kau?? Jadi kalianlah bilang keladinya?!B*jingan!!"