Hasrat Cinta Pertama

Icha dan Faisal kini telah resmi berpacaran. Mereka sepakat akan memberitahu Daniel dan Yuna bahwa mereka telah jadian. Rencananya setelah Yuna sembuh, Faisal dan Icha akan mengajak Daniel dan Yuna double date.

Saat di depan pintu masuk Fakultas Ekonomi, Faisal dan Icha dihadang oleh Tasya, Cika dan Sela. Icha pun menjadi emosi saat melihat wajah mereka bertiga karena mereka bertigalah yang menyebabkan Yuna jatuh ke jurang.

"sendirian aja Lo ?? Dimana sahabat Lo ? Apa sudah mati ?" tanya Tasya dengan sinisnya.

"Lo itu manusia atau iblis sih !! Lo yang menyebabkan Yuna jatuh ke jurang dan sekarang Lo mendoakan dia mati !! Lo benar-benar nggak punya hati Sya !!!" teriak Icha yang tidak terima dengan perkataan Tasya.

"Hei !!! Jaga mulut Lo, Yuna jatuh dengan sendirinya ya !! Bukan karena gue !!!" kata Tasya membela diri. Icha hendak memukul Tasya akan tetapi Faisal mencegahnya.

"sudah sayang, jangan pedulikan mereka !! Nggak penting tau !!" kata Faisal sambari meraih tangan Icha.

"Oooh.. Kalian sudah jadian ??? Selamat yaa.." kata Tasya sembari mengulurkan tangan kepada Icha untuk berjabat tangan. Akan tetapi Icha justru menangkis tangan Tasya.

"Gue sumpahin Lo tidak akan pernah mendapatkan orang yang Lo cintai !!" teriak Icha sambil berjalan karena Faisal telah menarik tangannya.

-Dirgantara Group-

Sejak diberikan mandat oleh Lydia untuk mengurus perusahaan selama Daniel tidak ada, Johan semakin bertindak seenaknya. Bahkan ia berani memerintahkan kepala divisi keuangan untuk melakukan pengadaan jasa besar-besaran. Oleh karena ditunjuk Lydia secara langsung, karyawan divisi keuangan pun tidak berani melawan Johan. Tidak hanya itu, ia dengan berani duduk di kursi CEO tanpa sepengetahuan karyawan.

"semoga saja Daniel tidak kembali !! Gue akan buat Dirgantara Group jadi milik gue !! Hehehehe..." kata Johan sembari duduk dan mengangkat kedua kakinya di atas meja CEO.

Malam hari, Daniel telah tiba di Kota S. Suasana hati Daniel kini semakin tidak baik. Tidak ada lagi senyum yang terukir di wajah tampannya sejak Yuna dipindahkan ke Kota T. Bahkan sikapnya menjadi lebih dingin dibandingkan sebelumnya. Setelah menghubungi sopir pribadinya, ia segera pulang ke Mansion keluarga Dirgantara.

Diperjalanan ia mengecek ponselnya. Ia baru sempat memeriksa isi ponselnya karena ia ingat Yuna sering memainkan ponselnya saat ia sedang lengah. Tak lupa ia membuka menu gallery untuk memastikan tidak ada sesuatu yang aneh tersimpan di ponselnya. Jarinya berhenti menscroll layar ponsel saat melihat foto selfie Yuna. Ia tersenyum saat mengingat tingkah manja dan jahil Yuna.

Senyum rindunya menjadi senyuman pahit saat mengingat Papa Yuna belum memberikan restu kepadanya.

"aku merindukanmu sayang. Aku bersumpah akan melakukan apapun untuk menikahimu Yuna. Apapun.." gumam Daniel sembari mengelus foto Yuna.

Tanpa disadari ia sudah tiba di Mansion Keluarga Dirgantara. Ia masuk dan segera beristirahat karena ia merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan cukup lama. Saat di depan pintu Lydia menyambut Daniel. Lydia merasakan ada perubahan pada diri Daniel. Daniel seperti kembali pada kepribadiannya yang dulu.

"Daniel !! Kamu baru pulang nak !!" sapa Lydia kepada Daniel yang baru memasuki Mansion.

"Hmmmm" jawab Daniel singkat kemudian menuju ke kamarnya.

"Ada apa lagi dengan putraku Tuhan !!" batin Lydia yang bingung dengan perubahan putranya.

Melihat Daniel yang sudah pulang, Lydia kembali teringat janjinya dengan Queen. Yuna telah berjanji kepadanya bahwa sepulang dari acara di Kota M, ia akan menghubungi Lydia untuk bertemu. Akan tetapi hingga saat ini Yuna atau Queen belum menghubunginya sama sekali. Bahkan Lydia telah menghubungi Queen, akan tetapi tidak bisa.

Daniel merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia hendak memejamkan matanya akan tetapi sulit dilakukan karena di fikirannya hanya terisi tentang Yuna, Yuna dan Yuna. Hal itu sungguh membuatnya frustasi.

"Gue benar-benar merindukan Yuna !!" gumam Daniel kemudian menutupi wajahnya dengan bantal.

Saat ia hendak memejamkan mata, ponselnya berdering. Ia segera bangkit, berharap bahwa Yuna yang menghubunginya sekarang. Harapannya sirna saat melihat nama Kepala Divisi Keuangan yang menghubunginya. Ia pun menjawab panggilan tersebut.

"Tuan, perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Tuan Johan melakukan pengadaan besar-besaran dalam dua hari ini Tuan. Sepertinya ada aliran dana yang masuk ke rekening pribadinya Tuan !!" kata Kepala Divisi Keuangan yang melaporkan semua yang dilakukan Johan selama dirinya tidak ada.

"Brengs*k !!!!" umpat Daniel kemudian mengakhiri panggilan Karyawannya. Daniel bersiap kemudian bergegas ke Dirgantara Group.

-Kota T-

Bayu pulang ke rumah sebentar untuk mengambil pakaian dan keperluan Yuna selama masa perawatan lanjutan di Rumah Sakit. Sedangkan Yuna bersama Riana dan Raka yang masih setia menemaninya.

"Raka, tante cari makan dulu ya !! Tolong temani Yuna !!" pinta Riana yang perutnya merasa lapar.

"oke Tante !!" kata Raka sambil tersenyum senang.

Raka sangat senang saat ia memiliki kesempatan berduaan dengan Yuna. Ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik hati Yuna. Ia menatap Yuna yang sedang menyisir rambutnya.

"Kakak kenal Daniel Surya Dirgantara nggak ?" tanya Yuna sembari memainkan rambut indahnya.

"Kalau kenal sih enggak !! cuma sebatas tahu saja. Tapi dengar-dengar dia itu sosok yang arogan, sombong dan dingin. Dia juga seorang CEO yang kejam kepada lawan bisnisnya." jawab Raka panjang lebar.

"Apakah perusahaan Papa juga bekerjasama dengan perusahaannya kak ?" tanya Yuna penasaran.

"Dulu sih iya. Kalau sekarang kayaknya enggak deh !!! Gimana kuliah kamu disana ? Asyik nggak ?" tanya Raka.

Yuna pun bercerita dengan antusias kepada Raka. Ia menceritakan semua pengalamannya selama berada di Kota S. Termasuk tentang sahabatnya Icha. Raka hanya diam sambil tersenyum menatap Yuna yang asyik bercerita. Raka seakan tersihir dengan pesona Yuna yang kecantikannya bak seorang Dewi yang turun ke bumi.

"Kak Raka mau aku kenalin ke Icha nggak?? Dia cewek yang baik dan manis loh." tanya Yuna kepada Raka. Raka hanya diam sambil menatap Yuna dengan lekat. Ia dekatkan wajahnya ke wajah Yuna.

"Kak Raka mau ngapain ?" tanya Yuna yang mulai tidak nyaman dengan situasi saat ini.

Tanpa persetujuan Yuna, Raka mencium bibir Yuna. Yuna yang terkejut segera mendorong Raka yang duduk di depannya. Akan tetapi dorongan Yuna tidak cukup kuat untuk menggerakkan tubuh kekar Raka sehingga Raka masih bertahan dengan ciuman dibibir Yuna.

Yuna tidak menyangka jika sosok yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya tega mencium paksa dirinya. Saat Raka lengah Yuna kembali mendorong Raka. Ciuman pun terlepas, Yuna segera menampar Raka untuk memberikannya pelajaran. Disaat bersamaan, Riana masuk ke dalam ruang rawat Yuna.

"Yuna !!!! Apa yang kamu lakukan !!" bentak Riana saat tahu Yuna menampar Raka.

"Tante Riana jangan memarahi Yuna, aku yang salah." kata Raka membela Yuna.

"Kak Raka pergi dari sini !!! Aku nggak mau melihat Kak Raka lagi !!" teriak Yuna dengan tatapan tajam kepada Raka. Raka terdiam sambil menatap Yuna dengan perasaan bersalah.

"Yuna !!! Kamu tidak boleh berkata seperti itu !!" bentak Riana kepada Yuna.

"Maafkan aku Yuna !! Aku tadi..." kata Raka terpotong.

"Pergi !!!" teriak Yuna. Raka pun pergi dari ruang rawat Yuna.

Riana meminta penjelasan atas sikap Yuna kepada Raka. Yuna pun menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dengan Raka kepada Riana.

Raka Yudhistira

...****************...