NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Ipar

Menikahi Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:477.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Haasaanaa

Aksa yang selalu saja merasakan sakit hati kala jatuh cinta, kini ia harus merasakan sakit hati lagi kala sang kekasih memilih pergi kala pernikahan akan berlangsung besok.

Mau tidak mau demi menjaga martabat keluarga dan Perusahaan, Aksa harus menikahi Adik Iparnya, Yara.

Apakah yang terjadi dengan pernikahan serba terpaksa mereka?
jangan lupa follow, vote, dan like yaa 🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

Malam hari yang cerah, bintang-bintang yang bertaburan indah di langit. Seorang gadis kecil sedang duduk di bangku Taman sembari melihat bintang dengan harapan yang hanya dirinya saja yang tahu. Yara baru saja selesai makan malam seorang diri, tanpa ditemani siapapun.

Sejujurnya Yara ingin sekali makan bersama dengan Aksa, tapi rasanya hal seperti itu sangat sulit untuk terjadi. Bagi Yara, untuk apa memiliki meja makan yang besar kalau akhirnya hanya dirinya yang makan seorang diri disana.

Kesepian seolah-olah telah menjadi teman baik Yara, dari kecil hingga saat ini ternyata semua masih sama saja. Yara bingung harus apa, menangis juga terasa percuma sekarang.

"Yara!" Panggil seseorang yang langsung membuat Yara berbalik badan. Yara tersenyum tipis kala melihat Aksa, pria itu datang menghampirinya.

"Kenapa belum tidur? sudah hampir jam 10 malam, kau juga sedang apa ditempat terbuka seperti ini?" Tanya Aksa beruntun dengan tangan berkacak pinggang. Mata Yara mengerjap menatap sang suami yang sangat tampan malam ini. Dengan lengan panjang separuh digulung seperti itu, benar-benar membuat Aksa tampak Manly dimata polos Yara.

"Masuk, tidurlah!" Perintah Aksa dengan intonasi sedikit tinggi. Yara mengangguk mantap, perlahan ia bangkit dengan senyuman tipis diwajahnya. Yara melewati Aksa begitu saja, ia berjalan didepan pria itu.

Aksa menatap langkah kaki Yara yang begitu lambat, dan memerhatikan setiap cara wanita itu melangkah. Kala memasuki ruang tengah, mata tajam Aksa tanpa sengaja menangkap sesuatu dari Yara. Ada luka di leher Yara, ia tidak tahu sebelumnya. Kebetulan saat ini Yara mengucir tinggi rambutnya, hingga Aksa baru menyadari itu.

"Berhenti, Yara!"

Seketika Yara langsung menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan untuk menatap Aksa, tatapan matanya sungguh lugu. Aksa tidak banyak basa-basi, ia langsung menarik tangan Yara untuk lebih dekat.

Tentu saja Yara heran, tapi ia tidak berani protes. Yara merasakan geli kala tangan Aksa menyentuh lehernya, ia menjauh dari sang suami.

"Kenapa, Kak?" Tanya Yara dengan takut-takut, ia menatap aneh Aksa yang berekspresi datar.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa lehermu terluka?" Tanya Aksa balik, ia membawa Yara untuk duduk di sofa.

Yara bingung harus menjawab apa, sebenarnya ini luka yang dilakukan oleh Hanum. Sebelum acara pernikahan, Yara kira luka itu sudah sembuh sedari lama.

"Siapa yang melukaimu? katakan!" Aksa mendesak Yara untuk jujur. Ia yakin pasti ada yang menyakiti sang istri, dan Aksa tidak suka itu.

"Tidak ada, Kak.. ini kalau tidak salah terjatuh sebelum kita menikah, lagian lukanya hanya kecil saja." Alibi Yara agar Aksa tidak banyak bertanya lagi. Terlihat Aksa yang menghela napas berat, ia tahu sekali jika Yara sedang berbohong.

Yara menunduk dengan memainkan jari-jemari tangannya dan itu tidak lepas dari perhatian Aksa.

"Kak, aku bisa meminta sesuatu?"

"Hem,"

"Kak, katakan dengan benar. Aku bisa meminta sesuatu dari mu?" Yara mengulangi lagi pertanyaannya, karena merasa belum puas dengan jawaban dari Aksa tadi.

"Bisa, katakan saja." Respon Aksa membuat Yara tersenyum tipis, ia memberanikan diri menatap Aksa yang ternyata juga menatapnya.

"Meja makan itu terlalu besar untukku, memiliki bangku yang banyak. Jadi, jika aku makan seorang diri.. rasanya sangat sepi." Kata Yara yang langsung membuat kedua alis Aksa mengkerut.

"Lalu?"

"Aku ingin kau memiliki waktu untuk makan bersamaku. Kita makan bersama dengan saling bercerita, agar bangku banyak itu terasa berguna. Bukankah itu ide bagus?" Tanya Yara dengan wajah berbinar bahagia sekalipun Aksa hanya berekspresi datar saja.

Aksa mengalihkan pandangannya kearah lurus kedepan, ia memikirkan semua kata-kata Yara tadi.

"Kalau kau merasa meja makan itu terlalu besar untuk makan seorang diri.. Maka makanlah ditempat lain. Tidak ada pengaruhnya ada aku ataupun tidak, alasanmu tidak tepat." Ucap Aksa yang mana sungguh ketus dihati Yara.

Aksa bangkit dari duduknya, ia menggelengkan kepala saja melihat Yara.

"Sudahlah jangan merengek! lakukan saja apa yang kau mau di rumah ini, mau makan di genteng juga terserah. Jangan bawa aku untuk sifat manjamu, aku terbebani dengan itu." Ucap Aksa lagi yang mana itu lebih ketus.

Mata Yara mengerjap mendengar nya, ia juga bangkit hingga berhadapan dengan Aksa. Mata Yara memerah menahan tangis, ia tidak menyangka akan sangat sulit mendapatkan hal sederhana seperti itu dari Aksa.

"Aku hanya ingin makan berdua dengan mu, Kak_"

"Makan berdua dengan mu adalah sesuatu beban untukku. Hiduplah mandiri disini dengan segala fasilitas ku, tidak perlu bersikap manja seolah-olah kau benar istriku." Sela Aksa memotong pembicaraan Yara yang masih menjelaskan.

Belum Yara merespon apapun, Aksa sudah berlalu pergi begitu saja. Yara tidak mengejar Aksa, ia hanya diam menatap kepergian sang suami. Sekarang Yara tahu apa posisi nya dihati dan dihidup pria itu. Yara tidak bisa menahan tangisnya lagi, ia terduduk kembali disofa.

Menatap lurus kedepan, Yara menangis tanpa suara. Semua kehidupan yang buruk selalu saja membuat hidup Yara tidak berdaya. Jujur, Yara tidak tahu sampai kapan hal seperti ini terjadi.

"Sederhana ku adalah beban untukmu. Aku hanya meminta makan bersama denganmu, itu saja." Ucap Yara dengan sesenggukan, ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Yara hanya bisa menangis dengan meratapi semua perkataan menyakitkan Aksa tadi.

Sementara Aksa, ia memasuki kamar dengan ekspresi datar yang memang selalu ada diwajahnya. Aksa seperti tidak merasa bersalah dengan apa yang ia katakan tadi, menurut nya itu semua adalah kata-kata yang biasa. Yara saja yang selalu saja membuat ribet sesuatu hal yang mudah.

Aksa berlalu menuju bathroom untuk membersihkan diri, tubuhnya terasa gerah seharian ini melakukan aktivitas yang cukup menguras energi.

~30 menit berlalu...

Aksa baru saja selesai mandi, keluar dari bathroom dengan handuk yang melilit di pinggang. Bertelanjang dada dan rambut yang basah, barulah Aksa merasakan segar yang sesungguhnya.

Kala melihat kearah kasur, Aksa terkejut melihat Yara yang menata kertas-kertas. Seketika Aksa langsung ingin tahu apa yang akan dilakukan wanita itu di malam-malam begini.

"Kau mau apa?" Tanya Aksa kala melihat tangan Yara yang memegang tanda kelulusan masa SMA.

"Besok ijazah ku bisa diambil, Kak. Aku langsung ingin mencari pekerjaan_"

"Pekerjaan?" Tanya Aksa untuk memastikan apakah ia salah dengar atau tidak. Yara mengangguk mantap, ia kembali menata semua berkas itu kembali kedalam tempat awal.

"Untuk apa bekerja, cukup diam saja dirumah. Aku akan memenuhi semua kebutuhan mu, dan apapun yang kau inginkan."

"Inginku tidak ada sama sekali kau wujudkan, Kak.. Selama ini bukankah seperti itu? inginku adalah beban untukmu!" ingin sekali rasanya Yara mengatakan itu secara langsung kepada Aksa. Tapi, lagi dan lagi Yara tidak melakukan itu.

"Menghilangkan rasa bosan, Rumah ini terlalu luas untuk bermain seorang diri." Yara mencoba mengatakan alasan yang masuk akal.

1
Sulis Tyawati
hahahahahaha,,,, terima saja nasibmu Arzan
Sulis Tyawati
aq syukaaaa,,,, rasakan nerakamu Yara. itu yg kau mau dg kenaifan mu itu.
Sulis Tyawati
emang g CCTV d rmh nya Aksa masa g tau apa yg d buat Hera
Sulis Tyawati
kapok kau Yara, itu akibat dri kebodohan mu sendiri. sok baik sok polos. rasakan akibatnya
Nusa thotz
weleh...judulnya??? nikah aja belom koq udah punya ipar..??
Sulis Tyawati
ini cerita ngadi2 bgt deh, kan Hera pake kursi roda gimana ceritanya bisa k lantai 2.kecuali kalo Hera pura2 lumpuh.
Fatya Aulia Syifa
balkon gak sih?
Sulis Tyawati
nikmati kehancuran mu Yara
Sulis Tyawati
tu kan memang begonya Yara kebangetan,, semoga ada skandal tar. biar hancur rmh tangganya
Sulis Tyawati
semoga pernikahan Aksa dan Yara hancur olh Hera, biar kapok
Sulis Tyawati
Aksa naif Yara sok polos,
Sulis Tyawati
disengaja deh keknya kecelakaan itu,,, jgn sampai tr Hera mnta d urusin Aksa
Sulis Tyawati
dasar kamu aja yg bego Aksa
Sulis Tyawati
astaga kocak Yara,,, tunggu aja tgl mainnya. kamu bakal mnta ampun sama Aksa😀😀😃
Sulis Tyawati
halah ini ma dsr othornya aja yg modus. rambut sangkytlah di kancing kemeja, segala jatuh d pangkuan lah
Sulis Tyawati
makanya jgn diam aja Yara, ngomong makanya.. kalo apa yg d ucapkan Aksa itu buat kamu sakit
Sulis Tyawati
astaga Yara anggota baru bocah2 kosong🤣🤣😀
Sulis Tyawati
sumpah jijik bgt sama Aksa msh aja ngingat Hera
Sulis Tyawati
Yara jgn cuma bs nangis aja, biarpun kamu msh remaja hrs bisa melawan. hrs kuat, jgn mau d tindas trs. kamu Aksa bakal nangis darah karena menyesal begitu tau kebenarannya
Sulis Tyawati
ikkhhh Aksa jd cowok bego bgt msh aja bandingin Yara dan Hera. msh aja muji2 Hera. y kemana2 bagusan Yara lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!