Alisya adalah gadis yang terlahir dari keluarga kaya. ayahnya merupakan salah satu pengusaha tersohor di Jakarta. walaupun demikian, tak membuat Alisya kehilangan jati dirinya. Bahkan ia harus menerima takdirnya dijodohkan oleh kedua orang tua sesuai dengan bibit, bobotnya. namun pernikahan yang di impikan itu tak seindah yang dibayangkan. justru pernikahan itu menjadi awal mula mimpi buruk bagi kehidupan Alisya, kala sang suami mengetahui penyakit yang di derita. perilakunya seakan jijik dan mencampakkan sang istri. hingga keduanya harus berpisah dan Alisya di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya. kebahagiaan di antara keduanya mulai tercurah kembali. namun kebahagiaan mereka hanya sesaat kala harus di pertemukan kembali dengan perpisahan abadi yang sesungguhnya.
apa yang terjadi pada Alisya? ikuti misteri cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alletaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Garis Takdir
Dengan anggunnya Alisya berdiri tepat di depan cermin. Melihat sekujur tubuh yang kini mulai kurus. di perhatikan nya wajah itu dengan seksama. Tak terasa kini air matanya perlahan mulai membasahi pipi.
di ingatnya kembali momen momen saat ia masih sehat, masih bisa menjalankan aktivitas dengan penuh rasa semangat. Entah apa yang harus dilakukannya sekarang, di sisa hidupnya yang di vonis hanya sekitar lima belas bulan lagi.
Ia mulai menyisir rambut itu helai demi helai, dengan sangat lembut. Tapi tak bisa di pungkiri rambut itu mulai rontok. rambut yang dulu tebal dan berkilau, kini terlihat usang dan menipis bahkan hampir habis.
Kulit kepala mulai terlihat, bahkan di bagian atas kepala sama sekali sudah tidak di tumbuhi rambut.
Mungkin sudah pasrah dan lelah dengan keadaan nya, Alisya meraih gunting yang ada di dalam laci meja riasnya.
Dengan air mata yang terus menderai, perlahan ia gunting sedikit demi sedikit rambut itu hingga tak tersisa sama sekali.
Mungkin ini lebih baik, dari pada harus ku ratapi setiap saat rambut yang mulai rontok. Lagi pula umur sudah tidak lama, jadi tidak perlu ia bersolek. bahkan botak seperti ini mungkin jauh lebih baik. Gumamnya dengan senyuman tipis di bibirnya.
"mungkinkah gadis seperti ku harus memiliki takdir hidup seperti ini, Tuhan.?"
bahkan jika boleh meminta, lebih baik Tuhan ambil saja nyama ku ini secepatnya. Bukan ingin mendahului TAKDIR. tapi wanita seperti ku sudah tidak ada lagi gunanya. cinta, pekerjaan, karir, sudah tidak bisa KUMILIKI. Bukankah mati menjadi jalan terbaik untukku tanpa harus menunggu waktu yang ditentukan itu?. Monolognya
"biarlah aku botak, toh nanti juga bisa di tutupi dengan syal ataupun kerudung" lirihnya. ia kemudian memotong rambut itu hingga tandas tanpa menyisakan sehelai rambut pun. Alisya seperti benar-benar sudah pasrah dengan keadaan nya.
"gak jelek - jelek amat sih kalau botak" ia memandangi dirinya di depan cermin sambil mengelus elus kepala yang sudah licin tanpa pelindung. senyuman di bibirnya seakan untuk menguatkan dirinya, walaupun tidak bisa di bohongi air mata yang jatuh silih berganti, mengisyaratkan luka yang amat perih.
Kemudian ia menunduk memunguti rambut yang berjatuhan di lantai, di ambilnya hingga tak menyisakan sedikitpun.
Ia berjalan dengan terus menatap rambut yang dulu menjadi mahkota nya itu. Di masukkan rambut itu ke dalam sebuah botol. Alisya memang tak berniat untuk membuang sisa sisa rambut itu. Melainkan ia simpan di sebuah botol kaca dan di letakkan di atas meja riasnya. setidaknya ia masih bisa melihat rambut rambut itu setiap hari.
******
Malam ini, seakan menjadi malam kedamaian bagi Alisya. Dengan diiringi lantunan suara rintik hujan menambah ketenangan pada malam itu.
Bagaimana tidak, sosok pria yang selalu menghantui malam panjangnya pada hari-hari sebelumnya, malam ini sudah tidak menampakkan diri di balik pagar rumah.
Mungkin saja dia lelah, atau mungkin dia menyerah? Karena usahanya sia sia. Monolognya
Tiba-tiba saja lamunannya itu buyar ketika melihat sebuah tas berwarna coklat muda, yang tersusun rapi di antara tas tas lainnya. Tas yang di berikan oleh seseorang saat dirinya telah menyelesaikan S2 lima tahun yang lalu. Tas itu diberikan sebagai bentuk hadiah atas pencapaiannya menyelesaikan studi.
sosok pria di balik pemberian hadiah itu mampu membuat hati Alisya seketika goyah. Hampir beberapa bulan belakangan ini, tepatnya saat ia sudah resmi menjadi istri Jordan. Hubungan komunikasi di antara keduanya terputus.
Bahkan Alisya tidak tahu di mana keberadaan pria itu, yang tak lain adalah Jhon. Ayahnya juga sudah tidak pernah menceritakan tentang kehidupan Jhon dan keluarganya. Mungkin saja karena kontrak kerjasama antara keduanya sudah selesai.
Flashback on :
Saat di vonis mengidap kanker mata stadium akhir. Jhon sudah tidak terlalu mengurusi pekerjaan nya di kantor, ia sudah alihkan semuanya kepada manager yang tak lain sepupunya sendiri. Bahkan sekarang ini, ia tengah sibuk melakukan terapi mata untuk menghambat kebutaan itu terjadi.
sedangkan ayahnya Marteen hampir setiap pekan keluar kota untuk mengurusi bisnis tambangnya. jadi Jhon dengan terpaksa melakukan itu semua dengan sendiri.
Karena hampir tiga tahun tak kunjung juga mendapatkan pendonor mata. Jhon akhirnya harus kehilangan penglihatan nya. Demi menutupi itu, ia selalu menggunakan kacamata hitam ketika berada di luar rumah.
Semenjak sakit, Jhon lebih banyak berdiam diri di rumah, menghabiskan waktunya dengan mendengarkan alunan musik klasik. bahkan hobinya sekarang ini terbilang aneh. Dia senang menikmati ketenangannya kala hujan turun. Dengan tongkat panjangnya ia akan berjalan ke hamparan luas menikmati setiap rintik hujan yang turun.
Terdengar aneh, tapi itulah cara yang bisa ia lakukan untuk meluapkan semua rasa kesedihan.
bahkan satu bulan terakhir ini, ia tiba-tiba saja kepikiran tentang Alisya, gadis yang mampu membuka kunci hatinya yang telah lama tertutup rapat.
Tidak bisa di pungkiri gadis itu masih saja ada di dalam hatinya. Tapi di satu sisi ia sadar, gadis itu sekarang sudah resmi menjadi pendamping hidup pria lain.
Tanpa ia ketahui kehidupan pernikahan Alisya menjadi kehancuran hidupnya. Bahkan gadis itu kini sudah lama bercerai. dan tengah melawan penyakitnya.
Akankah mereka di pertemukan kembali.? Hanya takdir yang bisa menjawab itu.
meskipun di benak Jhon sering kali terlintas nama itu, tidak sedikitpun ada niatan untuk menemuinya. Apalagi dengan kondisinya yang sekarang ini. Ia pastikan, Alisya akan merasa risih. Lirihnya.
Hidupnya kini terbilang sangat privasi, bahkan ia telah menghapus semua akun media sosialnya. ia juga telah mengganti nomor telepon nya untuk menghentikan akses dari orang lain.
Ia juga terlihat sudah tidak lagi tinggal di Jakarta, ia lebih memilih pindah ke Bandung dan tinggal bersama neneknya di sana. sementara Ayahnya masih menempati rumah di Jakarta dan sesekali akan mengunjungi Jhon ke Bandung jika ada waktu luang.
bahkan Marteen telah menyetujui permintaan anaknya untuk tidak membeberkan perihal penyakit maupun keberadaan Jhon sekarang ini. Kalau pun ada karyawan atau teman yang bertanya mungkin ia akan menghindar dengan mencari topik lain atau bahkan akan berusaha mencari alasan lain.
semenjak memutuskan untuk menetap di Bandung, kondisi Jhon terbilang cukup tenang. ia tidak perlu mengendap-endap ketika keluar rumah. entah apa yang ada di dalam pikirannya sehingga ia memutuskan untuk menutup semua akses sosial nya.
flashback off.
...Jangan lupa tinggalkan ulasannya. Dan sukai cerita ini kalau kakak suka....
...***Happy Reading😍***...
syuka sekali deh sama kata - kata nya... 🥰🥰
jangan lupa mampir juga ya di karyaku
lebih baik positif thinking aja