Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.
Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.
Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.
SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kuat hati.
"Nadia nggak mau, Nadia ingin anak Nadia kembali..!!!" Jerit pilu Nadia yang begitu syok karena kehilangan bayinya.
"Iya.. iyaa, sayang..!! Abang akan terus mencari anak kita..!!" Bujuk Bang Arma sembari meminta agar Nadia mau menerima baby Jatmiko.
"Nadia nggak mau anak orang, Nadia mau anak Nadia sendiri..!!!" Nadia masih histeris dengan keadaan nya, apalagi luka bekas persalinan masih begitu terasa.
Bang Arma memeluk Nadia bersama baby Jatmiko dalam gendongannya.
"Abang tau mungkin rasanya sangat berat apalagi anak ini bukan anakmu, tapi percayalah.. Allah pasti mempertemukan kita dengan baby J bukan tanpa alasan. Sayangi baby J, saat ini kita hanya bisa berharap orang yang membawanya juga akan menyayangi anak kita setulus hati." Bujuk Bang Arma meskipun hatinya sendiri masih sulit untuk di tenangkan.
Tangis Nadia masih terdengar, ia menatap wajah Bang Angger dan Abang kandung Nadia itu seakan membenarkan apa yang Bang Arma katakan.
"Sa_yang, ini Mama." Ucapnya pada baby J hingga bayi kecil itu tenang.
"Aku akan bantu Bang Lingga melakukan persalinan. Kamu standby disini sambil jaga Nadia dan JJ." Kata Bang Angger.
"Ayo, aku bantu." Bang Aryo pun sigap membantu rekan-rekannya.
***
Hingga matahari menampakan sinarnya, tidak ada kabar apapun tentang keberadaan baby Sakti. Bang Arma juga meminta agar penjagaan lebih di perketat dan tidak ada satupun orang yang bisa mendekati Nadia dan baby J tanpa seijin darinya.
Bang Arma juga jauh lebih waspada. Diriny pun ikut mengontrol makanan serta barang apapun yang keluar masuk kamar rawat Nadia.
"Kalian cek ulang siapa saja yang masuk kamar ini, obat apa yang di berikan dan makanan apa saja yang di bawa. Nanti sore istri saya sudah di ijinkan untuk pulang ke rumah, tolong pastikan surat keterangan apapun tidak ada yang tertinggal..!!" Perintah Bang Arma tidak mau lagi ada yang kecolongan.
"Bagaimana dengan baby J??" Tanya Bang Aryo.
"Aku sudah meminta pada pihak rumah sakit untuk membuat surat pernyataan dan surat keterangan yang jelas kalau Jatmiko adalah anakku dan Nadia." Jawab tegas Bang Arma.
"Oke.. aku cek ulang..!!" Bang Aryo segera meninggalkan tempat.
...
Malam itu Nadia dan bayi kecilnya sudah berada di rumah dinas, ada rona bahagia disana bagi yang melihat, begitu pula dengan Nadia yang bisa sedikit lebih terhibur dan tenang namun tidak dengan Bang Arma yang masih memikirkan keadaan bayinya di luar sana.
Bang Angger kembali ke rumah dengan raut wajah datar saja, sudah jelas itu tandanya pencarian masih belum membuahkan hasil.
"Sudahlah Ger, nggak apa-apa. Nanti biar gantian aku yang cari Sakti." Kata Bang Arma dengan wajah yang sudah terlihat lelah karena kurang istirahat.
"Nadia baik-baik saja?? Apa dia tidak kepikiran anaknya?" Bisik Bang Angger.
"Jelas kepikiran, tapi aku terpaksa meminta dokter agar memberinya obat agar Nadia bisa sedikit lebih tenang dan rileks. Aku nggak mau Nadia terserang baby blues usai persalinan, Nadia harus sehat dulu karena satu Nadia 'sakit' semua orang bisa ikut tertular sakit." Jawab Bang Arma.
Bang Angger pasrah dengan keadaan, tentu segala tindakan memiliki resikonya sendiri termasuk permintaan Bang Arma untuk membuat Nadia tenang dengan caranya.
"Bagaimana dengan hatimu?"
Ekor mata Bang Arma melirik Bang Angger. "Sebenarnya apa yang kamu pikirkan??? Kehilangan anak jelas menjadi pukulan dan luka terdalam yang pernah ku rasakan. Nadia sudah sebegitu hancurnya kehilangan anak, tapi aku tidak mungkin ikut terpuruk dan hancur bersamanya. Hidup harus terus berjalan. Daripada aku menangis, lebih baik aku mencari cara untuk menyelamatkan anakku di luar sana." Jawab Bang Arma nyaris terbakar emosi.
Baru saat itu Bang Angger duduk, tubuhnya mungkin sudah lelah dan lesu. "Maaf, pikiranku ikut buntu memikirkan Sakti."
"Pulanglah, temani Tria..!! Dia juga butuh perhatianmu..!! Jangan hanya karena masalahku lalu kamu lupa akan kewajibanmu sebagai ayah dan suaminya Tria..!!" Kata Bang Arma.
.
.
.
.
Tapi ambil hikmahnya, selain sebagai rejeki kehadirannya juga sebagai pelengkap setelah adanya 2 jagoan, dan menambah kokohnya cinta kalian
Tapi seorang ibu tak pernah rela anak2nya dimarahi sekalipun itu oleh ayahnya
Miris sekali keadaannya😭
Usut tuntas siapa yang menculik dan menjual Putramu, Abang...