Menjadi Istri Boneka Tuan Dev

Tuan Dev menhempaskan tubuh Lucy di atas ranjang ukuran king size nya, tubuh kekar itu mengungkung menatap sayu wanita yang gemetar ketakutan di bawah tubuhnya.

tubuhnya gemetar.. apa benar dia masih perawan, cih aku tigak percaya..

Tuan Dev mulai mencumbu paksa istrinya, mulai dari ciuman pada bibir hingga sentuhan sentuhan di bagian lain tubuh Lucy.

menahan kedua tangan Lucy dengan satu tangan diatas kepala.

Lucy meremang saat tuan Dev menyusupkan tangan kedalam piyama yang dia kenakan, menyentuh sesuatu yang terasa kenyal, memainkan pucuknya dan..

eunghh ahh.. tanpa sadar Lucy mende sah, ini adalah sentuhan pertama seorang pria di tubuhnya,

Tidak kasar juga tidak lembut, tuan Dev mulai melepaskan paksa setiap helai kain pada tubuh Lucy, awalnya Lucy memberontak dirinya belum siap.

Tapi sebuah ancaman membungkam mulut Lucy dan akhirnya terkulai pasrah menerima semuanya.

Turuti keinginanku atau aku hancurkan keluargamu!!

kalimat ancaman yang terngiang di dalam kepala Lucy, bukan masalah keluarga paman Robert namun seluruh aset milik kedua orangtua yang harus dia pertahankan.

"Tubuhmu bereaksi seolah kamu adalah perawan sejati, cih.. sekarang kita buktikan"

"hiks.. tuan.. " Lirih Lucy menangis menahan sensasi saat tuan Dev mulai bersiap untuk permainan inti.

aaggkkhhh !!!

pekik rasa terkejut bercampur sakit saat benda tumpul berurat mulai menancap dan bergoyang pelan didalam miliknya.

Rasa sakit yang Lucy tahan sendiri sementara tuan Dev yang awalnya juga tersentak kaget, namun semakin lama semakin gelap mata menghujam cepat dan dalam mengejar kenikmatan.

Sial.. wanita ini tidak berbohong..

Setiap hentakan membuat Lucy semakin berderai air mata, meskipun tubuhnya beraksi lain,

terkutuklah tubuhku kenapa berkhianat dan menikmati semuanya , sialan !!!!

Geraman panjang saat tuan Dev menyelesaikan permainan, tubuh kekar berotot itu ambruk di samping Lucy.

Lucy menatap kosong langit langit kamar, sementara tuan Dev tampak mulai memejamkan mata.

ayah.. ibu.. aku mengorbankan segalanya termasuk kehormatanku demi menjaga semua peninggalan kalian, hiks.. apa kalian melihatku dari atas sana ??

Sinar matahari mulai masuk menyusup kedalam kamar melalui jendela, Lucy menggeliat pelan lalu membuka mata melihat jam dinding yang menunjuk pukul tujuh pagi.

Lucy menoleh kesamping dan tidak menemukan tuan Dev, terdengat suara gemericik air dari kamar mandi, Lucy berpikir pasti tuan Dev sedang mandi.

Dan Lucy tidak mau melihat penampilan tuan Dev setelah mandi, bagaimana jika dia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit sampai pinggang ??

lalu bagaimana jika dia membuka handuk itu dihadapanku yang masih polos begini ??

Aaaa... aku tidak mau melakukan itu lagi, sakiit..

Lucy gegas megenakan pakaian yang berhamburan dilantai lalu kembali ke kamarnya.

Usai membersihkan diri, Lucy mulai sibuk menyiapkan sarapan di dapur, tuan Dev masih belum tampak keluar dari kamar nya.

tubuhku masih merasa nyeri dan sakit, huft..

Lucy menyiapkan menu sederhana untuk sarapan, nasi goreng dan jus jeruk.

belum tampak tuan Dev turun, Lucy membereskan dapur, saat tiba tiba suara bariton pria memanggil dari dalam kamar.

Lucy segera menghampiri dan saat masuk kedalam kamar, dirinya disambut dengan tatapan dingin tanpa ekspresi,

"Kemana saja kamu heh ? apa kamu lupa tugasmu di pagi hari ?"

"Ma.. maaf tuan, aku baru selesai menyiapkan sarapan.. "

"Mana pakaian yang akan aku pakai hari ini ?? bukankah tugasmu menyiapkan semua kebutuhanku ?? bergunalah sedikit sebagai seorang istri !!"

"Maafkan aku, akan aku siapkan sekarang"

Lucy segera menyiapkan pakaian yang menurutnya cocok dipakai untuk tuan Dev, setelan jas berwarna navy dengan kemeja serta dasi dam aksesoris lainnya yang tampak serasi.

Lucy keluar dari walking closet lalu meletakkan semua di dekat sofa tempat tuan Dev duduk.

"sudah siap tuan, silakan.. "

Lucy menunduk hormat, bagaimana dia berani menatap tuan Dev yang hanya masih mengenakan celana boxer dan telanjang dada, haish.. mataku akan ternoda

Tuan Dev hanya diam, sedetikk... dua detik.. tiga detik...

Tuan Dev berdiri menghampiri Lucy, tepat berjarak hanya beberapa jengkal,

"pakaikan semuanya! " ucap tuan Dev datar

seketika Lucy mendongak, dalam harinya berteriak "apa apaaan ini ?? apa dia bayi?? kenapa tidak memakai sendiri, astaga !!!!"

tatapan dingin tuan Dev membuat Lucy hanya mengangguk, kemudian mengambil semua yang dibutuhkan,

memakaikan semuanya termasuk eksesoris ,tuan Dev tampak biasa saja saat Lucy memakaikan setelan jas dan tidak lupa menyisir rambutnya juga.

Jantung Lucy berdebar debar lebih kencang lantaran suaminya itu terus menatap dingin kearahnya,

"su.. sudah siap tuan.. " Lucy mundur beberapa langkah dan membiarkan tuan Dev mematut penampilannya di depan cermin.

"Pilihan mu sangat buruk, tapi aku sudah terlambat jadi kali ini aku maafkan, " melirik Lucy

"maafkan aku tuan.. " Lucy masih menunduk.

"Besok pagi lakukan lagi seperti hari ini, sekarang bawakan tasku"

Tuan Dev berjalan duluan keluar kamar diikuti Lucy yang membawakan tas kerjanya menuju ruang makan.

benar benar pembantu berkedok istri.

Saat sarapan pun, tuan Dev hanya diam menikmati isi piringnya sampai habis, Lucy menunggu sambil berdiri di belakangnya.

Tepat pukul 08.00 asisten Clark tiba, menjemput tuan Dev untuk berangkat ke perusahaan.

"Penampilan anda hari ini sangat segar tuan Dev" asisten Clark tersenyum hormat

"hhmmm... "

"nona.. kami pergi dulu dan ingat ya jangan keluar penthouse tanpa ijin"

bagaimana aku bisa keluar ?? sandinya saja aku tidak tahu, dasar asisten resek !!

"baik Asisten Clark, aku akan dirumah terus kok " senyum manis dibuat buat.

Usai suaminya pergi dari penthouse, Lucy kembali mengambrukkan diri di dalam kamarnya, tubuhnya masih terasa sakit semua dan juha perih di bagian itu.

akhirnya sepanjang hari itu Lucy hanya tidur dan sama sekali tidak keluar kamar.

Hal itu tentu saja terpantau oleh asisten Clark yang memang bertanggung jawab memantau segala aktifitas nona mudanya.

"tuan.. nona Lucy sama sekali tidak melakukan pekerjaan rumah, dia masuk kedalam kamarnya usai kita berangkat tadi dan sampai sekarang tidak keluar, apa saya perlu menegurnya ?"

tuan Dev yang masih memeriksa berkas di mejanya mendongak menatap asisten Clark tanpa ekspresi,

"biarkan saja untuk hari ini" kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.

Asisten Clark juga melanjutkan pekerjaan usai mengangguk paham, dalam hatinya asisten Clark merasa,

apakah semalam terjadi sesuatu pada tuan Dev dan nona Lucy ?hhmm aku harap akan ada kemajuan dalam hubungan pernikahan mereka..